Konten dari Pengguna

Storytelling Adalah Menceritakan Sebuah Kisah, Ini Kegunaan dan Tahapannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
11 November 2021 17:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Storytelling adalah penceritaan cerita atau menceritakan cerita. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Storytelling adalah penceritaan cerita atau menceritakan cerita. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
Storytelling berasal dari bahasa Inggris, jika dilihat dari susunan katanya, memiliki dua kata yaitu story dan telling. Story artinya cerita, dan telling artinya menceritakan.
ADVERTISEMENT
Jadi, padanan kata tersebut menghasilkan sebuah pengertian baru, yaitu menceritakan sebuah cerita atau kisah.
Pengertian tersebut senada dengan arti dari Kamus Inggris-Indonesia oleh John M. Echols yang menerangkan bahwa storytelling adalah penceritaan cerita atau menceritakan cerita.
Storytelling merupakan usaha yang dilakukan oleh storyteller (pencerita) dalam menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada anak-anak maupun audiens lainnya secara lisan.
Sejak zaman dahulu, kegiatan storytelling ditujukan untuk menghibur atau mengajarkan sesuatu kepada generasi muda. Dalam bentuk cerita, inti pengajaran menjadi lebih mudah diterima oleh segala usia.
Storytelling merupakan kegiatan bercerita secara terstruktur dan utuh yang mempunyai banyak kegunaan di dalam pendidikan, terutama untuk pendidikan anak. Untuk mengetahui lebih dalam terkait storytelling, berikut pembahasannya.
ADVERTISEMENT

Kegunaan Storytelling sebagai Kegiatan Bercerita

Kegunaan Storytelling sebagai Kegiatan Menceritakan Sebuah Cerita. Foto: iStock
Ada beberapa kegunaan storytelling untuk pendidikan anak, di antaranya:

Tahapan-Tahapan dalam Storytelling

Tahapan-Tahapan dalam Storytelling. Foto: iStock
Hal terpenting dalam kegiatan bercerita adalah proses. Dalam proses storytelling inilah terjadi interaksi antara storyteller dan audiensnya.
Kegiatan ini harus dikemas sedemikian rupa supaya menarik. Untuk itu, dibutuhkan tahapan-tahapan dalam storytelling, teknik yang digunakan, serta siapa saja pihak yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Menurut H. Geisler dalam Strorytelling Professionally: The Nuts and Bolts of A Working Perform, ada tiga tahapan dalam storytelling, yaitu:
1. Kegiatan Pembuka
Pada awal kegiatan, storyteller akan menarik fokus audiens dengan sebuah permainan konsentrasi, sehingga tercipta sebuah kontak dua arah antara storyteller dan audiens, dalam hal ini ada kontak mata.
2. Kegiatan Inti
Selanjutnya memasuki kegiatan bercerita sebagai kegiatan inti. Storyteller akan membawakan cerita dengan memperhatikan kata-kata, gestur tubuh, dan permainan suara sehingga menampilkan gambaran visual dalam alam pikir audiens.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup adalah memberikan kesempatan kepada audiens untuk mengungkapkan pendapatnya secara lisan mengenai cerita yang sudah didengarkan.
Kemudian, bisa juga memberikan kesempatan untuk menunjukkannya secara visual di kertas bergambar yang telah dipersiapkan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini sebagai operasional dari aspek yang ada di dalam teori storytelling dari Geisler, yaitu memberikan pengalaman yang bermakna setelah mendengarkan cerita.
(SFR)