Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Struktur Teks LHO, Ciri-Ciri, dan Kaidah Kebahasaan
26 Januari 2024 12:43 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Struktur teks LHO (laporan hasil observasi) perlu dipahami saat membuat berbagai laporan hasil observasi. Itu merupakan jenis teks yang mengandung penjabaran umum atau melaporkan sesuatu dari hasil suatu pengamatan berdasarkan fakta dan data.
ADVERTISEMENT
Teks LHO umumnya mendeskripsikan suatu objek dalam bentuk dan ciri-ciri yang bersifat umum. Laporan ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu fenomena alam, peristiwa budaya, dan kondisi sosial.
Agar laporan observasi penelitian dapat ditulis dengan jelas, simaklah struktur teks LHO pada artikel ini. Selain itu, akan diungkap berbagai ciri-ciri teks dan kaidah kebahasaan yang dipakai untuk membuat laporan hasil observasi yang sudah dilakukan.
Struktur Teks LHO
Seperti teks laporan lainnya, teks LHO bukan berdasarkan rekayasa atau imajinasi. Saat menyusun laporan tersebut, setiap penulis harus paham struktur teks LHO. Dengan begitu, data laporan bersifat objektif dan faktual seperti di lapangan.
Tujuan lainnya, data laporan tersebut dapat memberikan informasi terbaru, mengatasi suatu persoalan, dan berfungsi untuk mengambil keputusan yang lebih efektif.
ADVERTISEMENT
Menyadur buku Teks Laporan Hasil Observasi untuk Tingkat SMP Kelas VII oleh Suhailasari Nasution, dkk., struktur teks LHO terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Pernyataan Umum
Bagian ini berisi definisi atau keterangan umum tentang subjek yang dilaporkan. Pada bagian tersebut, penulis dapat menjabarkan informasi umum seperti nama latin, asal usul, atau informasi tambahan tentang hal-hal yang dilaporkan,
b. Deskripsi Bagian
Bagian ini diisi dengan perincian hal-hal yang dilaporkan. Seperti gambaran khusus mengenai objek yang dibahas termasuk bagian-bagiannya. Deskripsi bagian yang baik ditulis dengan mengikuti urutan dalam pengklasifikasian atau proses pengamatan.
Contohnya saat mengamati hewan, bagian ini bisa diisi dengan ciri fisik, habitat, makanan, dan perilaku. Saat mengamati tumbuhan, penulis bisa mengisi bagian ini dengan ciri-ciri fisik tumbuhan seperti akar, batang, buah atau rincian bagian lainnya.
ADVERTISEMENT
c. Simpulan
Simpulan juga disebut dengan deskripsi manfaat. Manfaat laporan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang berdasarkan objek yang diamati.
Penulis juga dapat memberi simpulan dari teks laporan hasil observasi. Selain itu, bagian ini juga dapat berisi ringkasan umum dari objek yang diamati.
Ciri-Ciri Teks LHO
Setiap penulis juga harus paham dengan ciri-ciri teks LHO. Menyadur buku Teks Laporan Hasil Observasi dan Teks Eksposisi oleh Dinda Husnul Hotimah, teks LHO memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dengan jenis teks lainnya, di antaranya yaitu:
1. Mengandung Fakta
Teks LHO selalu menggambarkan atau mendeskripsikan objek secara umum berdasarkan fakta yang diamati tanpa adanya opini dari penulis.
2. Bersifat Objektif, Informatif, dan Komunikatif
Objektif artinya teks laporan harus faktual dan berptokan pada informasi yang sah dan benar-benar terjadi. Komunikatif artinya teks tersebut menggunakan bahasa yang seolah-seolah sedang berkomunikasi dengan pembaca.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, informatif artinya memberikan informasi yang berguna tentang objek yang diamati kepada pembaca.
3. Ditulis Lengkap dan Menyeluruh
Laporan hasil observasi ditulis secara rinci dan detail sesuai dengan pengamatan yang dilakukan penulis. Rincian hasil observasi dapat ditulis pada deskripsi bagian dalam laporan.
4. Terbaru atau Kekinian
Laporan hasil observasi merupakan salah satu pengamatan terbaru yang belum diketahui pembaca, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
5. Tidak Ada Penutup
Teks LHO tak memiliki bagian penutup dari penulis atau kalimat penutup. Namun, penulis dapat mendeskripsikan hasil atau manfaat yang dilihat dan diketahui berdasarkan hasil observasi.
Kaidah Kebahasaan Teks LHO
Selain ciri-ciri dan struktur teks LHO, jenis teks ini memiliki unsur kebahasaan yang berbeda dengan teks lainnnya. Kaidah kebahasaan merupakan aturan yang digunakan dalam membentuk kata dan kalimat sebagai ciri atau pembeda.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Mengontruksi Laporan Hasil Observasi untuk SMA/SMK Sederajat oleh Lia Laeli Muniroh dan Rafa Mirza, ada beberapa unsur kaidah kebahasaan yang ada pada jenis teks LHO. Berikut uraiannya.
1. Rujukan Kata
Rujukan kata ialah keterkaitan dua kata yang ditandai dengan penggunaan kata ini, itu, dan di sini. Kata tersebut menjadi kata penunjuk suatu objek yang dilaporkan.
2. Kelompok Kata atau Frasa
Kelompok kata ialah gabungan dua kata atau lebih yang tak membentuk arti baru. Penggunaan gabungan kata sangat mempengaruhi makna sebuah teks.
Saat menulis teks LHO, penulis harus menggunakan gabungan kata yang tepat agar teks laporan dapat tersampaikan ke pembaca dengan akurat.
3. Menggunakan Kata Imbuhan
Kata imbuhan adalah kata yang memperoleh awalan, sisipan, atau akhiran. Contohnya dilahirkan, kelahiran, dibawa, diantar, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
4. Mengandung Kalimat Deskripsi
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan atau melukis suatu objek yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kalimat deskripsi bertujuan untuk menceritakan kepada membaca atas apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium. Contohnya:
5. Menggunakan Kalimat Defini
Kalimat definisi adalah kalimat yang berisi tentang pengertian atau persamaan arti suatu hal atau objek yang didefinisikan. Kalimat ini ditandai dengan kata adalah, merupakan, yaitu, dan termasuk.
6. Menggunakan konjungsi
Konjungsi atau kata hubung adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat. Mulai dari kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
ADVERTISEMENT
Contoh kata yang dipakai yaitu dan, atau, karena, sehingga, jadi, dan oleh sebab itu.
7. Menggunakan Kata Baku
Kata baku adalah kata-kata yang disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulis harus cermat dalam memilih sebuah kata untuk menyusun hasil laporan observasi tersebut. Sesuaikan pemilihan kata dengan jenis teks LHO yang dibuat.
Teks LHO dibedakan menjadi dua jenis, yakni formal dan nonformal. Formal adalah teks laporan observasi yang memiliki struktur kata baku. Biasanya dipakai untuk membuat laporan berita, laporan hasil eksperimen, dan laporan resmi lainnya.
Sementara teks LHO Non formal adalah teks laporan yang disusun dengan struktur dan kaidah yang lebih sederhana. Tujuannya untuk memberikan informasi yang ringan dan menarik untuk dibaca.
8. Menggunakan Kata Sifat
Kata Sifat adalah kata yang menjelaskan, mengubah, atau menambah arti suatu kata benda yang diamati sehingga menjadi lebih spesifik. Kata sifat juga dapat dipakai untuk menerangkan kualitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun pekenan.
ADVERTISEMENT
9. Mengggunakan Verba Aktif
Verba aktif adalah kata yang dipakai untuk menjelaskan suatu perilaku seperti membuat, hidup, makan, tidur, dan sebagainya.
10. Menggunakan Istilah pada Bagian Ilmu Tertentu
Hasil laporan dapat menggunakan istilah ilmu tertentu. Contohnya menggunakan nama-nama ilmiah tumbuhan dan hewan yang dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami.
11. Menggunakan kata Pengelompokkan
Teks LHO juga banyak menggunakan kata pengelompokkan, perbedaan, atau persaaman. Misalnya, seperti dikelompokkan, terbagi, dan terdiri atas. Contohnya, sampah di lingkungan ini terbagi menjadi sampah organic dan anorganik.
Prinsip Dasar Saat Melakukan Observasi
Agar laporan hasil observasi dapat maksimal, penulis harus paham betul prinsip dasar saat melakukan observasi untuk mendapatkan data yang memadai. Mengutip buku Metode Research oleh Nasution, prinsip-prinsip observasi di antaranya yaitu:
1. Dilakukan secara Cermat, Jujur, Objektif dan Terfokus
Data yang diperoleh untuk membuat laporan observasi harus terbebas dari bias. Contohnya kesalahan pencatatan, kesalahan interpretasi, maupun hilangnya informasi penting karena peneliti atau penulis melupakan detail tertentu.
ADVERTISEMENT
2. Menetapkan Batasan dan Fokus yang Diperlukan
Setiap penulis maupun peneliti harus dapat mengukur seberapa baik ketelitian dalam melakukan pengamatan. Peneliti harus menerapkan batas fokus yang dimiliki. Sebab, semakin banyak objek yang diamati, observasi akan semakin sulit dan tidak teliti atau detail.
3. Menentukan Metode dan Prosedur Observasi
Menentukan metode dan prosedur observasi dapat membantu penulis atau peneliti menghindari membuat kesalahan. Selain itu, hal ini juga mempengaruhi hasil data yang didapat jika dilakukan oleh tim atau bukan perseorangan.
4. Mengetahui apa yang Dicatat
Jenis atau metode observasi menentukan hasil laporan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan sebelum melakukan observasi untuk membuat format catatan berupa daftar atau tabulasi. Dengan begitu, data yang dibutuhkan akan tercatat tanpa terlewat.
Misalnya, membawa tabel yang berisi daftar pertanyaan dengan kolom yang perlu diisi dengan Ya atau Tidak sesuai dengan temuan data observasi yang sudah dilakukan.
ADVERTISEMENT
(IPT)