Tahukah Kamu Apa Itu Sisingaan?

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
23 Agustus 2021 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ridwan Kamil menyapa warga dari atas Sisingaan. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ridwan Kamil menyapa warga dari atas Sisingaan. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Semua anak di Indonesia mungkin pernah menaiki permainan odong-odong. Namun, tahukah asal muasal dari permainan odong-odong tersebut? Setelah ditelusuri, odong-odong merupakan sebutan lain keseniaan Sisingaan.
ADVERTISEMENT
Sisingaan adalah seni tradisional khas Subang, Jawa Barat. Menurut Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Bandung, kesenian ini diperkirakan sudah mulai muncul ketika masa penjajahan Belanda di Indonesia pada abad ke-19.
Mengutip situs resmi Sejarah dan Budaya Kota Subang, kesenian ini merupakan bentuk ungkapan rasa ketidakpuasan, ketidaksenangan, atau upaya pemberontakan dari masyarakat Subang kepada pihak penjajah pada waktu itu.
Ada beberapa makna yang terkandung dalam seni pertunjukan Sisingaan. Salah satu di antaranya adalah bahwa jiwa kesenian rakyat sangat berperan dalam diri mereka.
Kesenian ini bisa memengaruhi diri mereka dalam segi egalitarian, spontanitas, dan rasa saling memiliki. Selain itu, pertunjukan ini dipercaya oleh masyarakat sebagai simbol keselamatan atau syukuran.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana jalannya seni pertunjukan Sisingaan? Apa sebenarnya fungi kesenian ini? Simak penjelasannya berikut ini.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jendral Tito diarak menggunakan Sisingaan. Foto: dok.Kumparan

Jalannya Pertunjukan Sisingaan

Sisingaan atau gotong singa merupakan seni pertunjukan berupa keterampilan memainkan tandu berisi boneka singa (bahasa Sunda: Sisingaan, singa tiruan) berpenunggang.
Zaman dahulu, Sisingaan dibuat dengan sangat sederhana. Bagian kepala Sisingaan terbuat dari kayu, rambut dari bunga atau daun kaso. Sementara itu, badan Sisingaan terbuat dari carangka (anyaman bambu) yang besar dan ditutupi dengan karung goni atau terbuat dari bambu yang masih utuh.
Bagian usungannya terbuat dari bambu untuk dapat dipikul sebanyak empat orang. Saat ini, bentuk Sisingaan sudah dibuat semirip mungkin dengan bentuk singa asli.
Sekitar tahun 1968, pertunjukan ini mulai memasukkan unsur ketuk tilu dan pencak silat. Hal ini dapat dilihat dari adanya tambahan alat musik seperti gendang besar, terompet, tiga buah ketuk, gong kecil, serta kecrek yang terus berkembang hingga seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya gerakan para penarinya juga masih sangat sederhana dan dilakukan secara spontan. Demikian juga dengan busana yang dikenakan penarinya.
Awal mulanya, penari Sisingaan hanya mengenakan kampret, pangsi, dan iket seperti masyarakat pada umumnya. Namun, sekarang baik gerakan tari maupun busana telah mengalami perkembangan tanpa meninggalkan kesan tradisionalnya.
Beberapa gerakan yang ada pada pertunjukan seni Sisingaan di antaranya, yaitu:
Ragam gerak ini diulang-ulang dengan pola lantai yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
Ilustrasi Keseniaan Sisingaan. Foto: Pixabay

Fungsi Keseniaan Sisingaan

Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi Sisingaan juga semakin luas. Pada awal terbentuknya kesenian Sisingaan terbatas hanya untuk sarana hiburan pada acara khitanan seorang anak, yang dilakukan dengan cara arak-arakan mengelilingi kampung.
ADVERTISEMENT
Namun, pada saat ini kesenian Sisingaan memiliki fungsi yang beragam antara lain untuk prosesi penyambutan tamu terhormat atau acara seremonial lainnya.
Saat ini, kesenian Sisingaan sudah sangat dikenal tidak hanya di daerah Subang saja. Penyebutan nama kesenian ini kadang-kadang berbeda di setiap daerah, ada yang menyebutnya citot, kuda depok, kuda ungkleuk, kukudaan, kuda singa, atau singa depok.
(VIO)