Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Taksonomi Bloom, Pengertian, dan Tujuannya
16 November 2024 20:57 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu taksonomi bloom? Sebagian besar khalayak yang berkecimpung di dunia pendidikan tentu tidak asing dengan istilah satu ini. Meski demikian, tak jarang pula yang belum mengetahui mengenai pengertian hingga tujuan dari taksonomi bloom.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, taksonomi bloom adalah konsep struktur berpikir yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Konsep ini biasanya dimanfaatkan oleh para pengajar seperti guru dalam menyusun kurikulum dalam pembelajaran.
Dalam penyusunannya, kurikulum harus memiliki tujuan dan target yang jelas, sehingga membutuhkan suatu konsep atau struktur taksonomi bloom dalam perencanaannya.
Mengenal Taksonomi Bloom
Mengutip dari laman Pusdiklat, taksonomi bloom dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) yang mengidentifikasi keterampilan berpikir, mulai dari jenjang yang rendah hingga ke jenjang yang tinggi.
Kata taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasikan dan nomor yang artinya aturan.
Mengutip dari buku Kurikulum dan Pengembangan Pembelajaran: Dalam Perspektif Pragmatis karya Sudirman, taksonomi bloom banyak diterapkan ketika merencanakan tujuan pembelajaran dan aktivitas pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada pengertian di atas, maka taksonomi bloom mengacu pada klasifikasi hierarkis berdasarkan dasar atau aturan.
Taksonomi bloom ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1956 oleh seorang psikolog pendidikan bernama Benjamin Bloom. Taksonomi ini banyak digunakan dalam perencanaan tujuan dan aktivitas pembelajaran.
Pada hakikatnya, taksonomi bloom adalah suatu sistem pengelompokan perilaku belajar peserta didik yang terukur dan dapat diamati, serta bertujuan untuk membantu perencanaan dan penilaian hasil belajar.
Taksonomi dalam bidang pendidikan yang digunakan sebagai penentu tujuan pembelajaran atau target pembelajaran yang hendak dicapai melalui proses belajar.
Teori Taksonomi Bloom
Teori taksonomi bloom atau dikenal dengan teori bloom pada dasarnya adalah mengklasifikasikan tujuan atau target pembelajaran ke ranah-ranah tertentu, mulai dari level yang rendah hingga ke level yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Pada awal penyusunannya, Bloom merumuskan dua ranah pembelajaran yaitu ranah kognitif yang mencakup kegiatan otak atau pengetahuan, dan ranah afektif yang mencakup perilaku terkait emosional atau sikap.
Kemudian pada tahun 1966, Simpson merumuskan satu domain untuk melengkapi taksonomi yang dicetuskan oleh Bloom, yaitu domain psikomotor yang terdiri dari keterampilan fisik dan motorik seseorang.
Seiring berjalannya waktu, taksonomi bloom terus mengalami revisi oleh para ahli untuk menyempurnakannya dan mengarah ke penilaian yang lebih spesifik.
Saat ini, taksonomi bloom yang digunakan sudah versi revisi dari model taksonomi bloom sebelumnya, di mana taksonomi bloom memusatkan perhatiannya pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Tujuan Taksonomi Bloom
Mengutip dari buku Asesmen Pembelajaran Berbasis Komputer dan Android karya Dr. Ambiyar, M.Pd dkk, tujuan dari taksonomi bloom adalah untuk menulis dan revisi tujuan pembelajaran, merencanakan kurikulum, mengidentifikasi keterampilan sederhana, menyelaraskan tujuan dengan teknik dan standar penilaian, menggabungkan pengetahuan untuk dipelajari, serta proses kognitif untuk belajar.
ADVERTISEMENT
Taksonomi bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan, sebagaimana pendapat Bloom bahwa tujuan pendidikan harus mampu mencapai ketiga ranah yang ditentukan. Berikut adalah tujuan merumuskan taksonomi bloom, antara lain:
Domain Taksonomi Bloom
Dari tiga ranah dari taksonomi yang diciptakan oleh Bloom, terdapat tiga domain yang perlu diketahui, di antaranya:
1. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
Domain ini berkaitan dengan ingatan, berpikir, dan proses penalaran, berisi mengenai perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Pada ranah ini terdapat enam tingkatan proses berpikir, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).
ADVERTISEMENT
Deskripsi pada ranah ini berupa kata kerja yang menunjukkan tindakan nyata pada suatu objek, sehingga isi kurikulum lebih mudah dimengerti oleh peserta didik.
Contoh dari domain ini adalah mengingat, memahami, menerapkan, menguraikan, dan mengevaluasi.
2. Ranah Afektif (Affective Domain)
Domain ini berkaitan dengan rasa, emosi, dan sikap. Kurikulum yang dibuat harus memuat konsep atau fakta yang bersentuhan dengan emosional peserta didik.
Ranah ini berkaitan dengan sikap menerima, menanggapi, menghargai, pengorganisasian, dan karakterisasi. Hal-hal yang sudah dipahami di ranah kognitif harus bisa melahirkan sikap emosional yang positif.
Dalam ranah afektif ada lima tingkatan perilaku, yaitu penerimaan (receiving), partisipasi (responding), nilai yang dianut (valuing), organisasi (organization) dan karakterisasi (characterization).
3. Ranah Psikomotorik (Psychomotoric Domain)
Domain ini berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek keterampilan motorik fisik, seperti menulis, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
ADVERTISEMENT
Kemampuan psikomotorik diukur dalam besaran kecepatan, akurasi, jarak, kekuatan, dan kelenturan dalam melakukan gerakan.
Ranah psikomotorik meliputi tujuh tingkatan, yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), reaksi yang diarahkan (guided response), reaksi yang natural (mechanical response), reaksi yang kompleks (complex rensponse), adaptasi (adjusment) dan kreativitas (creativity).
Tingkatan Taksonomi Bloom
Mengutip dari laman Pusdiklat, ranah kognitif taksonomi bloom yang terbagi menjadi enam tingkat level pembelajaran ini memperkenalkan lebih banyak kata kerja aktif di setiap tingkat untuk mengembangkan apa yang perlu dilakukan peserta didik.
Tingkat pengetahuan tersebut dipresentasikan dalam bentuk piramida dengan tingkat dasar lebih luas dibandingkan dengan tingkat di atasnya. Hal ini menunjukkan semakin banyak orang yang berada pada tingkat pengetahuan lebih rendah. Berikut adalah kata kerja revisi taksonomi bloom, antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Mengingat
Mengingat adalah pembelajaran yang paling mendasar. Pada tingkat ini, peserta didik mungkin mengetahui terminology kunci untuk subjek tertentu, fakta dan angka yang relevan, sistem atau teori yang telah dikembangkan orang lain.
2. Memahami
Memahami memiliku arti bahwa sebagian orang tahu lebih banyak tentang apa sebenarnya arti dari informasi itu.
3. Menerapkan
Pada tingkatan ini, pengetahuan digunakan dengan cara baru dan diterapkan untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks.
4. Menganalisis
Tingkatan ini melibatkan pemecahan informasi menjadi beberapa bagian untuk memeriksa secara individual dan untuk melihat bagaimana informasi tersebut berhubungan satu dengan lain.
5. Mengevaluasi
Pada tingkatan ini, ditujukan untuk membuat penilaian tentang apa yang telah mereka temukan sejauh ini. Sehingga, memungkinkan mereka untuk membuat rekomendasi atau menyarankan ide-ide inovatif.
ADVERTISEMENT
6. Membuat
Pada tingkat akhir ini, ditujukan untuk dapat mengatur ulang informasi yang dimiliki kemudian menggabungkan dengan informasi yang didapatkan kemudian menciptakan sesuatu yang baru.
Contoh Kata Kerja Operasional Taksonomi Bloom
Umumnya, terdapat banyak contoh kata kerja operasional (KKO) taksonomi bloom. Berikut adalah contoh kata kerja operasional taksonomi bloom dalam beberapa ranah.
1. KKO Ranah Kognitif
Mengingat (C1): Mengingat kembali, membaca, menyebutkan, melafalkan/melafazkan, menuliskan, menghafal, menyusun daftar, menggarisbawahi, menjodohkan, memilih, memberi definisi, menyatakan.
Memahami (C2): Menjelaskan, mengartikan, menginterpretasikan, menceritakan, menampilkan, memberi contoh, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, mengklasifikasikan, menunjukkan, menguraikan, membedakan, menyadur, meramalkan, memperkirakan, menerangkan, menggantikan, menarik kesimpulan, meringkas, mengembangkan, membuktikan.
Menerapkan (C3): Melaksanakan, mengimplementasikan, menggunakan, mengonsepkan, menentukan, memproseskan, mendemonstrasikan, menghitung, menghubungkan, melakukan, membuktikan, menghasilkan, memperagakan, melengkapi, menyesuaikan, menemukan.
ADVERTISEMENT
Menganalisis (C4): Mendiferensiasikan, mengorganisasikan, mengatribusikan, mendiagnosis, memerinci, menelaah, mendeteksi, mengaitkan, memecahkan, menguraikan, memisahkan, menyeleksi, memilih, membandingkan, mempertentangkan, menguraikan, membagi, membuat diagram, mendistribusikan, menganalisis, memilah-milah, menerima pendapat.
Mengevaluasi (C5): Mengecek, mengkritik, membuktikan, mempertahankan, memvalidasi, mendukung, memproyeksikan, memperbandingkan, menyimpulkan, mengkritik, menilai, mengevaluasi, memberi saran, memberi argumentasi, menafsirkan, merekomendasi, memutuskan.
Menciptakan (C6): Membangun, merencanakan, memproduksi, engkombinasikan, merangcang, merekonstruksi, membuat, menciptakan, mengabstraksi, mengkategorikan, mengkombinasikan, mengarang, merancang, menciptakan, mendesain, menyusun kembali, merangkaikan, menyimpulkan, membuat pola.
2. KKO Ranah Afektif
Menerima (A1): Menanyakan, memilih, mengikuti, menjawab, melanjutkan, memberi, menyatakan, menempatkan.
Merespons (A2): Melaksanakan, membantu, menawarkan diri, menyambut, menolong, mendatangi, melaporkan, menyumbangkan, menyesuaikan diri, berlatih, menampilkan, membawakan, mendiskusikan, menyatakan setuju, mempraktekkan.
Menghargai (A3): Menunjukkan, melaksanakan, menyatakan pendapat, mengambil prakarsa, mengikuti, memilih, ikut serta, menggabungkan diri, mengundang, mengusulkan, membedakan, membimbing, membenarkan, menolak, mengajak.
ADVERTISEMENT
Mengorganisasikan (A4): Merumuskan, berpegang pada, mengintegrasikan, menghubungkan, mengaitkan, menyusun, mengubah, melengkapi, menyempurnakan, menyesuaikan, menyamakan, mengatur, memperbandingkan, mempertahankan, memodifikasi, mengorganisasi, mengkoordinir, merangkai.
Karakterisasi Menurut Nilai (A5): Bertindak, menyatakan, memperhatikan, melayani, membuktikan, menunjukkan, bertahan, mempertimbangkan, mempersoalkan.
3. KKO Ranah Psikomotorik
Meniru (P1): Menyalin, mengikuti, mereplikasi, mengulangi, mematuhi, membedakan, mempersiapkan, menirukan, menunjukkan.
Manipulasi (P2): Membuat kembali, membangun, melakukan, melaksanakan, menerapkan, mengawali, bereaksi, mempersiapkan, memprakarsai, menanggapi, mempertunjukkan, menggunakan, menerapkan.
Presisi (P3): Menunjukkan, melengkapi, menunjukkan, menyempurnakan, mengkalibrasi, mengendalikan, mempraktekkan, memainkan, mengerjakan, membuat, mencoba, memposisikan.
Artikulasi (P4): Membangun, mengatasi, menggabungkan, koordinat, mengintegrasikan, beradaptasi, mengembangkan, merumuskan, memodifikasi, memasang, membongkar, merangkaikan, menggabungkan, mempolakan.
Naturalisasi (P5): Mendesain, menentukan, mengelola, menciptakan, membangun, membuat, mencipta, menghasilkan karya, mengoperasikan, melakukan, melaksananakan, mengerjakan, menggunakan, memainkan, mengatasi, menyelesaikan.
ADVERTISEMENT
Demikian, itulah informasi mengenai taksonomi bloom yang perlu diketahui khalayak, mulai dari pengertian hingga contoh kata kerjanya. (SUCI)