Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tari Pendet, Tari Penyambutan dari Bali
6 September 2021 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, Bali masih menjadi salah satu daerah yang masih kental akan adat dan budayanya. Hal itu terbukti dari banyaknya tari tradisional yang masih berkembang di Bali, salah satunya Tari Pendet.
ADVERTISEMENT
Selain Tari Kecak, Tari Pendet merupakan tarian asal Pulau Dewata yang cukup terkenal di kalangan masyarakat luas. Bahkan, Tari Pendet telah melambung di kancah internasional dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang patut diacungi jempol.
Berkat keunikannya, siapa pun yang menyaksikan Tari Pendet akan terkesima dengan gerakan tubuh dan mimik wajah penari. Nah, untuk mengenal lebih dalam Tari Pendet, simak ulasan berikut.
Sejarah dan Perkembangan Tari Pendet
Tari Pendet merupakan tari tradisional Bali yang sangat sakral. Pada awalnya, tarian ini diciptakan sebagai persembahan untuk menyambut para dewa yang turun ke dunia.
Tari Pendet juga menjadi bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta sekaligus sebagai penghubung antara manusia dan penciptanya.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Tari Pendet dilakukan pada upacara keagamaan dan dilaksanakan di tempat-tempat tertentu, seperti pura. Tari Pendet dibawakan untuk membuka peristiwa-peristiwa ritual, seperti upacara Nyepi dan upacara persembahan kepada para dewa.
Seiring dengan perkembangannya, Tari Pendet tidak hanya ditampilkan di acara-acara keagamaan saja, tetapi juga dipertunjukkan untuk menyambut tamu-tamu penting, seperti tamu kenegaraan, turis asing, dan dalam hiburan atau tontonan.
Mengutip situs Kemdikbud, tarian ini digagas oleh dua seniman asal Denpasar, yaitu I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng. Kedua seniman tersebut menciptakan Tari Pendet penyambutan dengan 4 orang penari untuk disajikan sebagai bagian dari pertunjukkan turis di sejumlah hotel yang ada di Denpasar.
Pada tahun 1961, I Wayan Beratha mengolah kembali Tari Pendet menjadi pola yang dikenal saat ini, termasuk menambahkan jumlah penarinya menjadi 5 orang.
ADVERTISEMENT
Pada sejumlah daerah di Bali, ada pula yang dikenal Tari baris Pendet, yaitu salah satu jenis Tari Baris atau tari kelompok yang dibawakan oleh penari laki-laki yang biasanya menari sambil membawa sesaji.
Gerakan Tari Pendet
Tari Pendet dibawakan oleh banyak penari, lebih dari tiga orang, bahkan sampai sepuluh orang. Tari ini umumnya dibawakan oleh para gadis yang belum menikah dan tidak sedang berhalangan.
Tari Pendet ditampilkan dengan penuh semangat dan ekspresi. Tarian ini ditarikan dengan liukan yang gemulai serta suasana yang riang gembira.
Mengutip buku Seni dan Budaya untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama oleh Harry Sulastianto dkk, setiap penari membawa bokor, yaitu piring besar yang cekung, bertepi lebar, dan biasanya terbuat dari logam. Bokor tersebut diisi dengan bunga untuk ditaburkan.
ADVERTISEMENT
Seperti tari Bali lainnya, Tari Pendet banyak menunjukkan gerak mata yang disebut seledet. Selain itu, gerak tangan, kepala, bahu, dan kaki juga menjadi gerakan yang membentuk tarian ini.
Salah satu sikap menari Pendet disebut dengan agem. Sikap itu dilakukan dengan kedua kaki merengkuh pada posisi renggang dengan tangan tegak ditekuk.
Ciri khas Tari Pendet adalah gerakan menaburkan bunga yang ada di dalam bokor. Gerakan tersebut sebelumnya diawali dengan gerakan persembahan sambil duduk.
Musik Pengiring Tari Pendet
Tari Pendet diiringi dengan seperangkat alat musik tradisional Bali yang disebut gamelan. Instrumen gamelan Bali berbeda dengan instrumen gamelan Jawa. Instrumen yang terdapat dalam gamelan Bali, di antaranya:
(ADS)