Tari Rangguk Ayak, Kesenian Asal Jambi dengan Segudang Keunikannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
12 Agustus 2021 12:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tari Rangguk Ayak. Foto: Twitter Ditjen Kebudayaan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tari Rangguk Ayak. Foto: Twitter Ditjen Kebudayaan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tari Rangguk Ayak merupakan tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Penamaan Rangguk berasal dari dua kata yang digabung menjadi satu, yaitu "uhang" yang berarti orang dan "ganggok" yang artinya angguk, sehingga kata rangguk berarti mengangguk.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, Tari Rangguk Ayak digunakan sebagai media dakwah untuk menyiarkan agama Islam. Oleh sebab itu, penampilannya berupa perpaduan antara gerak dengan pantun yang dinyanyikan berisi tentang kehidupan sosial masyarakat dan berhubungan erat dengan syiar Islam.
Mengutip buku Tari Tradisi Melayu: Eksistensi dan Revitalisasi Seni oleh Muhdi Kurnia, menurut cerita yang berkembang, Tari Rangguk diciptakan oleh seorang ulama setempat setelah kembali menunaikan ibadah haji.
Saat itu, ia tertarik dengan tradisi yang berkembang pada masyarakat Arab, khususnya yang dimainkan generasi pemuda setempat, yaitu menabuh rebana sambil mengangguk.
Pada awal perkembangannya, Tari Rangguk dilakukan oleh kaum laki-laki saja. Namun, sekitar tahun 1950-an, kaum perempuan ikut serta mementaskan tarian tersebut hingga sekarang.
ADVERTISEMENT

Keunikan Tari Rangguk Ayak

Ilustrasi Tari Rangguk Ayak. Foto: ntbprov.go.id
Tari Rangguk tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sosial masyarakat desa di Jambi. Pasalnya, tarian ini selalu dipertontonkan pada upacara adat maupun upacara keagamaan. Selain itu, dikutip dari situs Kemendikbud, pertunjukan Tari Rangguk biasanya dikaitkan dengan identitas desanya.
Tari Rangguk mengandung banyak nilai estetika dan nilai spiritual yang bersumber ajaran Islam. Hal itu tercermin dalam gerakan-gerakan kepala yang mengangguk-angguk, irama musik berupa tabuhan rebana, serta diselingi dengan pantun puji-pujian.
Uniknya, gerakan tari yang ditampilkan oleh para penari diambil dari beberapa gerakan makhluk hidup, seperti liukan tumbuh-tumbuhan, gerak riang hewan, dan lenggak-lenggok manusia yang dipadukan menjadi satu. Gerakan-gerakan tersebut mengandung nilai spiritual sebagai ungkapan rasa syukur dan ketakwaan kepada Sang Pencipta.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Kajian dan Penanaman Nilai Sosial Melalui Pembelajaran Tari Rangguk oleh Meliza Yangsi (2019), selain gerakan dasar yang berupa anggukan, terdapat juga gerak maknawi dalam Tari Rangguk yang menggambarkan aktivitas bertani di sawah secara bergotong royong, yaitu:
Dalam perkembangannya, gerakan Tari Rangguk disesuaikan dengan suasana dan tempat tari tersebut ditampilkan. Jika tari dibawakan untuk hiburan, para pemainnya menabuh rebana dan mengangguk sambil duduk melingkar.
ADVERTISEMENT
Namun, apabila tari dipertunjukkan untuk menyambut tamu, tarian dilakukan dengan posisi berdiri berbaris rapi sambil memukul rebana, sementara kepala mengangguk-angguk kepada tamu sebagai simbol ucapan selamat datang.
Selain sebagai hiburan dan menyambut tamu, Tari Rangguk juga ditampilkan pada pesta adat masyarakat Kerinci seperti pada acara pengangkatan atau pemberian gelar adat.
(ADS)