Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tari Yapong Betawi, Tari Tradisional DKI Jakarta dan Keunikannya
6 September 2021 10:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai Ibu Kota Indonesia, DKI Jakarta memang sudah banyak terpengaruh budaya asing. Meski demikian, Jakarta menyimpan segudang budaya di dalamnya, termasuk Tari Yapong yang menjadi ikon sendratari daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Tari Yapong merupakan bentuk tarian dari Jakarta yang diciptakan untuk sebuah pertunjukan. Tarian ini bukan jenis tarian pergaulan seperti tari daerah kebanyakan.
Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan, Tari Yapong sering dijadikan sebagai tarian pergaulan untuk mengisi sebuah acara. Tari Yapong biasanya dilakukan oleh penari perempuan.
Asal-usul Tari Yapong
Tari Yapong pertama kali diciptakan oleh Bagong Kussudiardjo pada tahun 1977. Saat itu, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta meminta kesediaan seniman tersebut untuk membuat sebuah pagelaran tari massal sebagai bagian dari hari ulang tahun Jakarta ke-450.
Bagong kemudian melakukan penelitian selama beberapa bulan. Mengutip situs Ensiklopedia Jakarta, Bagong melakukan observasi langsung terhadap kehidupan masyarakat Betawi serta mempelajari buku hingga film tentang kebudayaan itu.
ADVERTISEMENT
Sendratari ciptaannya itu kemudian dipentaskan di balai Sidang Senayan, Jakarta, pada 20 dan 21 Juni 1977. Pementasan didukung oleh 300 artis/penari dan musikus.
Penamaan Tari Yapong sendiri sebenarnya tidak memiliki makna khusus. Kata yapong muncul dari teriakan para penari yang berbunyi “ya, ya, ya” dan suara musik yang terdengar “pong, pong, pong” sehingga muncullah istilah “ya-pong” yang kemudian berkembang menjadi yapong.
Keunikan Tari Yapong
Tari Yapong dikenal sebagai tarian lepas yang menggambarkan kegembiraan dan suasana pergaulan. Pementasan Tari Yapong kebanyakan dibawakan oleh penari perempuan, tetapi ada juga yang menyertakan lelaki. Jumlah penari umumnya 5 sampai 10 orang yang berjajar simetris.
Busana yang dipakai penari Yapong cenderung berwarna terang dan dipadukan dengan kain batik khas Betawi . Ada pula penutup kepala berupa mahkota bunga serta selempang yang dipakai di bagian dada dan diikatkan dengan perhiasan di bagian perut.
ADVERTISEMENT
Pementasan Tari Yapong diiringi dengan musik tetabuhan tradisional Betawi, seperti rebana hadroh, rebana biang, dan rebana ketimpring.
Namun, dalam perkembangannya, gamelan dan tetabuhan dari Jawa Barat dan Jawa Tengah turut disertakan untuk menghasilkan irama yang lebih semangat dan dinamis.
Gerakan Tari Yapong terbilang cukup sederhana, tetapi dinamis dan eksotis. Gerakannya berumpu pada kaki, tangan, dan pinggul. Para penari memainkan tangan dan kaki secara bergantian, sedangkan pinggul mengikuti gerakan keduanya.
Beberapa gerakan Tari Yapong, yaitu:
ADVERTISEMENT
Meski bersifat kontemporer, Tari Yapong menjadi ikon kesenian Betawi yang kerap ditampilkan dalam berbagai acara, seperti acara menyambut tujuh belasan, acara kebudayaan maupun perayaan HUT DKI Jakarta.
(ADS)