Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Tata Cara Shalat Sunnah sebelum Tarawih dan Bacaan Niatnya
15 Maret 2024 16:47 WIB
·
waktu baca 7 menitDiperbarui 23 April 2024 16:13 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Shalat sunnah sebelum tarawih merupakan satu kesempatan bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan melakukan ibadah secara sukarela dan penuh keikhlasan. Meskipun tidak wajib, salat sunah ini memberikan manfaat yang luar biasa bagi individu yang melakukannya dengan konsisten.
ADVERTISEMENT
Ada satu salat sunah yang berbarengan dengan salat tarawih dan witir di bulan Ramadan, salat itu adalah salat Iftitah. Salat iftitah merupakan salat sunah yang dilakukan sebelum melaksanakan salat tarawih.
Iftitah: Shalat Sunnah sebelum Tarawih
Mengutip dari buku Buku Panduan Sholat Lengkap, Saiful Hadi El Sutha, 2012, salat sunah adalah salat yang bila dikerjakan akan mendapatkan ganjaran pahala, dan jika tidak dilaksanakan tidak mendapatkan dosa atau siksa. Salat iftitah merupakan shalat sunnah sebelum tarawih, bagian dari ibadah qiyamul lail selama bulan Ramadan. Salat sunah 2 rakaat ini dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw untuk dilakukan oleh umat Islam.
Dalil sunah salat iftitah ialah hadis yang diriwayatkan dari Aisyah r.a. Dalam hadis itu Aisyah berkata: “Adalah Rasulullah saw apabila akan melaksanakan salat lail, beliau memulai (membuka) salatnya dengan (salat) dua rakaat yang ringan-ringan,” (HR Muslim).
ADVERTISEMENT
Tata cara salat iftitah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan beberapa salat sunah lainnya. Namun, ada sedikit perbedaan dalam cara pelaksanaan salat sunah dua rakaat tersebut.
Tata Cara Salat Iftitah
1. Mengucapkan niat salat iftitah 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ الافتتاح رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Ushalli sunnatal iftitahi rak’ataini mustaqbilal kiblati lillahi ta’ala"
Artinya: “Aku niat salat sunah pembukaan dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala.”
2. Membaca niat di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.
Kemudian, membaca doa iftitah pendek berikut:
سُبْحَانَ اللهِ ذِى الْمَلَكُوْتِ وَالْجَبَرُوْتِ وَالْكِبْرِيَاء وَالْعَظَمَةِ
Bacaan latinnya: "Subhanallah dzil malakuti wal jabaruti wal kibriya-i wal- ‘adzamah"
Artinya: "Maha Suci Allah, penguasa para malaikat, pemilik kebesaran, keagungan, dan kekuasaan tiada batasnya"
ADVERTISEMENT
Dalil pembacaan doa iftitah di atas dicontohkan oleh nabi sebagaimana tertulis dalam hadis Hudzaifah bin Yaman, ia berkata: “Aku pernah mendatangi Nabi saw pada suatu malam. Beliau mengambil wudlu kemudian salat, lalu aku menghampirinya dan berdiri di sebelah kirinya. Lalu, aku ditempatkan di sebelah kanannya, kemudian beliau bertakbir dan membaca: Subha-nallah dzil malakuti wal-jabaruti wal-kibriya-i wal-‘adzamah,” (H.R. Thabrani)
3. Membaca surah Al-Fatihah, kemudian membaca salah satu sura dalam Al Qur'an
4. Rukuk
5. Itidal
6. Sujud pertama
7. Duduk di antara dua sujud
8. Sujud kedua
9. Duduk dan istirahat sejenak sebelum berdiri untuk melakukan rakaat kedua
10. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua
ADVERTISEMENT
11. Melakukan cara yang sama seperti rakaat pertama (mulai dari membaca Al-Fatihah hingga sujud kedua)
12. Duduk tasyahud akhir dan mengucap salam pada akhir rakaat kedua.
13. Kemudian, kembali berdiri untuk melaksanakan salat tarawih.
Hukum Salat Sunah di Antara Isya dan Tarawih
Mengutip dari muhammadiyah.or.id, salat Iftitah Tarawih dua rakaat adalah masyru (disyariatkan), dan ada petunjuk dari Rasulullah, dan itu menjadi keputusan Tarjih, dan dilaksanakan di berbagai daerah. Adapun dalilnya ialah:
1. Dari Abi Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ فَلْيَفْتَتِحْ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ (رواه مسلم، 1، كتاب صلاة المسافرين و قصرها: 198/768.)
ADVERTISEMENT
Artinya: Jika salah seorang di antara kalian menunaikan salat Lail, maka bukalah salatnya (salat iftitah) dengan dua rakaat ringan. (pendek). (HR. Muslim, I, Kitab Salat al-Musafirin, No. 198/768)
Hadis pertama ini mensyaratkan dua rakaat salat Iftitah ringan (pendek) sebelum salat Lail.
2. Dari Abdir Rahman bin Auf, ia berkata:
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْتَتِحُ صَلاَتَهُ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ قَالَتْ كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ افْتَتَحَ صَلاَتَهُ اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (رواه مسلم، 1، كتاب صلاة المسافرين و قصرها: 198/768.)
ADVERTISEMENT
Artinya: Saya bertanya kepada Aisyah Ummul Mukminin: Apa yang dibacakan Nabi saw ketika membuka salat (salat Iftitah) pada shalat malam (salat Lail)? Aisyah berkata:
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
(Ya Allah, Tuhan Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui perkara gaib dan syahadah (yang dapat dilihat), Engkau memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka berselisih, tunjukilah aku kepada kebenaran ynag diperselisihkan dengan izin-Mu, Engkaulah yang menunjuki orang yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus). (HR. Muslim, I, Kitab Shalat al-Musafirin dan mengqasarnya: 198/758)
ADVERTISEMENT
Hadis kedua menjelaskan bahwa doa iftitah yang dibaca sesudah takbiratul ihram (takbir iftitah), sebelum surat al-Fatihah ialah Allaahumma rabba jibriila … .
3. Dari Khuzaifah bin al-Yaman, ia berkata:
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ اْليَمَانِ قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَتَوَضَّأَ وَ قَامَ يُصَلِّي، فَأَتَيْتُهُ فَقُمْتُ عَنْ يَسَرِهِ فَأَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ فَقَالَ سُبْحَانَ (اللهِ) ذِي اْلمُلْكِ وَالْمَلَكُوتِ وَاْلعِزَّةِ وَالْجَبَرُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ (أخرجه الطبرانى في الأوسط: رجاله موثقون، ومقررات مجلس الترجيح المحمدية صفحة: 350)
Artinya: Saya mendatangi Nabi saw pada suatu malam, kemudian beliau berwudhu dan mendirikan shalat, lalu saya mendatanginya ikut shalat dan berdiri di sebelah kirinya, lalu beliau menempatkan saya di sebelah kanannya, lalu beliau mengucapkan:
ADVERTISEMENT
سُبْحَانَ (اللهِ) ذِي اْلمُلْكِ وَالْمَلَكُوتِ وَاْلعِزَّةِ وَالْجَبَرُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
(Mahasuci Allah yang memiliki kekuasaan, kerajaan, keperkasaan, kekuasaan yang besar, kebesaran dan keagungan). (HR. ath-Thabarani, dalam al-Ausath, para perawinya dapat dipercaya; lihat juga HPT (Himpunan Putusan Tarjih), hlm. 350)
Hadits ketiga menjelaskan bahwa doa iftitah yang dibaca sesudah takbiratul ihram ialah Subhaanallaah dzii … .
4. Dari Ibni Abbas, ia berkata
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ (فِي قِصَّةِ مَبِيتِهِ عِنْدَ مَيْمُونَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا) فَصَلَّى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَدْ قَرَأَ فِيهِمَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى حَتَّى صَلَّى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً بِالْوِتْرِ … (رواه أبو داود، ومقررات مجلس الترجيح المحمدية صفحة: 350)
ADVERTISEMENT
Artinya: (tentang kisah mabit (bermalam) Nabi di rumah Maimunah r.a.). Lalu Rasulullah saw salat dua rakaat yang ringan (pendek), beliau membaca Ummul Quran (al-Fatihah) pada masing-masing rakaat, lalu (menutup shalat) dengan salam. Kemudian salat sebelas rakaat, dengan witir … (HR. Abu Dawud; lihat HPT, hlm. 350)
Hadis keempat menjelaskan bahwa cukup membaca al-Fatihah, tidak perlu membaca surat lainnya. (Inilah yang dimaksudkan dengan khafifatain (ringan).
Di sisi lain, ada pendapat yang tidak perlu menunaikan salat Iftitah sebelum salat Tarawih. Pasalnya, disyariatkan salat sunah dua rakaat sebelum salat malam untuk memulihkan kesadaran setelah bangun tidur dan berwudhu.
Pandangan ini berpendapat bahwa kesadaran dan semangat menunaikan salat Tarawih telah diperoleh melalui salat Isya atau bahkan salat sunah ba'diyah Isya. Ulama besar Imam Nawawi berkata dalam kitab Syarah Sahih Muslim:
ADVERTISEMENT
هَذَا دَلِيلٌ عَلَى اسْتِحْبَابِهِ لِيَنْشَطَ بِهِمَا لِمَا بَعْدَهُمَا
Artinya: "Hadits ini (dalil salat Iftitah) menjadi dalil kesunnahan menghadirkan semangat melalui salat dua rakaat untuk salat-salat setelahnya."
Menurut Imam Nawawi, salat Tarawih bisa dimulai meski tanpa dua salat sunah ringan sebelumnya. Sedangkan salat Tahajjud atau salat malam lainnya yang dilakukan setelah bangun tidur dapat dilakukan sebelum salat Iftitah untuk memulihkan kesadaran.
Itulah penjelasan tentang tata cara shalat sunnah sebelum tarawih dan bacaan niatnya. Dengan konsistensi dan kekhusyukan dalam melaksanakan salat sunah sebelum tarawih, kita membuka pintu rahmat dan ampunan dari Allah Swt. Setiap rakaat yang dijalani dengan penuh kesungguhan adalah investasi bagi kehidupan di dunia dan di akhirat.(Adi)
ADVERTISEMENT