Teater Tradisional: Pengertian, Fungsi, Ciri, dan Jenis-jenisnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
6 September 2021 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teater tradisional. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teater tradisional. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
Teater merupakan kesenian yang sudah ada sejak lama dan terus berkembang di kalangan masyarakat. Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia pun seringkali ditunjukkan melalui seni teater.
ADVERTISEMENT
Teater yang lahir dan berkembang di daerah tertentu, dan perkembangannya sesuai dengan kebudayaan daerah tersebut disebut dengan teater tradisional.
Teater tradisional lalu berkembang menjadi teater modern, yaitu teater yang dikemas lebih kekinian dan hanya bertujuan untuk menghibur.
Ada berbagai macam bentuk teater tradisional yang berkembang di Tanah Air, seperti Didong teater suku bangsa Gayo, Randai teater tradisional Minangkabau, pantun Sunda, lenong, teater tutur Betawi, ketoprak, wayang orang, dan masih banyak lagi.
Teater tradisional berbeda dengan teater modern. Perbedaannya dapat terlihat dari fungsi, ciri-ciri, maupun jenis-jenisnya.

Fungsi Teater Tradisional

Ilustrasi teater tradisional. Foto: iStock
Teater tradisional berfungsi sebagai sarana upacara penghormatan kepada roh nenek moyang atau dewa, hiburan, serta presentasi estetis yang berpadu satu dalam sebuah pementasan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, dalam pertunjukan wayang kulit di daerah Jawa Tengah, akan terlihat unsur-unsur ritual, hiburan, serta presentasi estetisnya. Bahkan, ada pula fungsi propaganda dari pemerintah.
Mengutip buku All New Target 100 Nilai Ulangan Harian oleh Tim Guru Eduka, selain sebagai sarana upacara dan hiburan, teater tradisional juga berfungsi sebagai:

Ciri-Ciri Teater Tradisional

Teater tradisional dan teater modern dapat dibedakan melalui ciri-cirinya. Berikut ciri-ciri teater tradisional dikutip dari buku Seni Budaya untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama oleh Drs. Harry Sulastianto dkk.
ADVERTISEMENT

Jenis-Jenis Teater Tradisional

Ilustrasi teater tradisional. Foto: iStock
Mengutip buku Monograf Karakter Tokoh Teater Jingju oleh Tri Utami Ismayuni, S.S., M.Si., teater tradisional dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Teater Rakyat
Merupakan teater yang berkembang di wilayah nusantara dan setiap daerah biasanya berbeda-beda. Teater rakyat bersifat sederhana, spontan, serta diisi dengan improvisasi yang menyatu dengan kehidupan rakyat.
Contoh teater rakyat antara lain Makyong dari Riau, Randai dari Sumatera barat, Cepung dari Lombok Barat, serta Ketoprak, Srandul, dan Jemblung dari Jawa Tengah.
2. Teater Klasik
Teater klasik adalah teater tradisional yang segala sesuatunya sudah teratur, baik dari segi ceritanya, pelakunya yang sudah terlatih, maupun gedung pertunjukkan yang sudah memadai dan tidak lagi menyatu dengan penonton. Contohnya, wayang orang, wayang kulit, wayang golek, dan teater Jing Ju.
ADVERTISEMENT
3. Teater Transisi
Teater transisi adalah teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Misalnya, teater komedi Instanbul dan sandiwara Dardanela.
(ADS)