Teks Pidato: Kerangka, Ciri Kebahasaan, dan Tahapan Penulisan

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
16 April 2024 13:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pidato. Foto: pixabay.com.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pidato. Foto: pixabay.com.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teks pidato dapat ditulis oleh pembicara atau orang lain. Dalam menyiapkan teks pidato, setiap pembicara atau penulis perlu mengetahui bagian kerangkanya. Tujuannya, agar isi pidato dapat disampaikan dan disimak dengan baik oleh pendengar
ADVERTISEMENT
Seperti halnya menulis sebuah karangan, menulis teks pidato memiliki tahapan yang harus diperhatikan. Mulai dari memilih topik, menentukan tujuan, hingga menyusun kerangka teks sampai menjadi sebuah teks pidato yang lengkap.
Berikut ini kerangka teks pidato, langkah-langkah membuat teks pidato yang perlu diperhatikan, dan unsur kebahasaan teks pidato yang bisa disimak.

Kerangka Teks Pidato

Ilustrasi kerangka teks pidato. Foto: unsplash.com.
Berpidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal di depan umum yang sifatnya satu arah. Saat menyiapkan teks pidato, penulisan kalimat yang digunakan harus disusun dengan bahasa yang efektif dan komunikatif.
Menyadur buku Mampu Bebahasa Indonesia SMP Kelas IX terbitan Grasindo, membuat teks pidato dibuat berdasarkan tujuan dari pidato yang ingin disampaikan. Misalnya pidato untuk penyambutan, pengarahan, atau pidato penjelasan mengenai suatu masalah.
ADVERTISEMENT
Kerangka teks pidato terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pembuka, isi, dan penutup. Berikut penjelasannya dirangkum dari buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA & MA Kelas XII karya Asul Wiyanto.

a. Pembuka

Pembuka pidato yang baik, yakni menggunakan bahasa yang menarik, tidak bertele-tele, dan ada hubungannya dengan isi pidato yang disampaikan. Setiap pembicara dapat mengucapkan rasa syukur, memperkenalkan diri, hingga menyampaikan cerita yang sesuai.

b. Isi Pidato

Isi pidato adalah hal yang akan disampaikan pembicara untuk mencapai tujuan tertentu. Isi pidato dapat berupa penjelasan, alasan, contoh, atau ajakan.
Bagian ini harus disampaikan dengan jelas dan meyakinkan. Tujuannya agar audiens dapat memahami dan menerimanya.

c. Penutup Pidato

Penutup pidato adalah bagian yang mengisyaratkan bahwa pidato akan segera berakhir. Pembicara dapat menutup pidato dengan menyampaikan kesimpulan, menyampaikan permintaan agar audiens melakukan suatu, atau ucapan terima kasih dan pujian yang disesuaikan dengan situasi yang dihadapi.
ADVERTISEMENT

Ciri Kebahasaan Teks Pidato

Ilustrasi ciri kebahasaan teks pidato. Foto: unsplash.com.
Setiap jenis teks memiliki unsur kebahasaan yang menjadi ciri khas teks tersebut. Unsur kebahasaan itu sering digunakan penulis teks pidato sebagai sarana untuk menyampaikan ide dan efek tertentu.
Mengutip buku Explore Bahasa Indonesia Jilid 3 untuk SMP/MTS Kelas IX yang disusun oleh Erwan Rachmat, berikut unsur kebahasaan yang sering digunakan dalam teks pidato.

1. Menggunakan Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa. Contohnya, "Saya akan menyampaikan pidato Jagalah Kebudayaan Kita."

2. Menggunakan Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih dan disatukan oleh konjungsi atau kata penghubung. Contohnya, "Kita seharusnya bangga karena hidup di negara yang mempunyai aneka ragam budaya"
ADVERTISEMENT

3. Menggunakan Ungkapan Sapaan

Ungkapan sapaan adalah kalimat untuk menyapa audiens. Contoh, "Yang terhormat Bapak dan Ibu Guru, Hadirin yang berbahagia."

4. Menggunakan Kalimat Perintah

Kalimat perintah bertujuan untuk menyuruh sesuatu. Jenis kalimat perintah yang ada dalam teks pidato yaitu kalimat perintah ajakan atau imbauan, permohonan, dan saran.
Contohnya, "Mohon jangan abaikan warisan leluhur kita itu" dan "Mari, kita jaga serta lestarikan keanekaragaman budaya."

5. Menggunakan Kalimat Tanya Retoris

Kalimat tanya retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Contohnya, "Pasti kita tak ingin mereka diakui sebagai milik bangsa asing, bukan?"

Tahapan Menulis Teks Pidato

Ilustrasi tahapan menulis teks pidato. Foto: Pixabay/Nile
Menyadur dari buku Bahasa Indonesia oleh Agus Supriatna, berikut ini tahapan yang perlu diperhatikan saat menulis teks pidato.

1. Menentukan Topik

Topik yang dipilih harus menarik bagi pembaca maupun pendengar. Topik tersebut dapat disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia dan situasi yang ada.
ADVERTISEMENT

2. Menentukan Maksud dan Tujuan

Tentukan maksud dan tujuan dari pidato tersebut. Apakah dilakukan untuk mendorong sesuatu, meyakinkan sesuatu, memberi tahu sesuatu, atau hanya sekadar menghibur. Tujuan tersebut dapat mempengaruhi cara penyampaian pidato yang digunakan.

3. Menganalisis Situasi dan Pendengar

Pastikan setiap penulis maupun pembicara mengetahui keadaan tempat, kebiasaan masyarakat, minat, latar belakang, dan keinginan pendengar.

4. Memilih dan Merumuskan Topik ke Dalam Ide yang Terperinci

Agar isi pidato dapat disampaikan dengan jelas dan efisien, topik yang dipilih perlu dispesifikasikan dan disesuaikan dengan waktu dan kesempatan. Oleh karena itu, pilihlah materi terbaik kemudian pisahkan materi pokok dan materi penunjang.

5. Mengumpulkan Bahan

Banyak hal yang dapat dilakukan ketika kita mengumpulkan bahan untuk berpidato. Misalnya mengumpulkan bacaan yang menyajikan masalah yang berhubungan dengan materi, contoh naskah, istilah populer, cerita, hingga humor-humor yang relevan.
Penulis juga dapat mengumpulkan bahan dengan bertanya kepada orang atau pihak yang ahli dalam topik tersebut. Sumber lainnya bisa berasal dari internet, televisi, peraturan, majalah, maupun surat kabar.
ADVERTISEMENT

6. Kembangkan Kerangka Pidato

Kembangkan kerangka pidato mulai dari pembuka, isi dan penutup. Setiap penulis dapat mencantumkan harapan berupa anjuran atau nasihat yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

7. Pemahaman dan Penghayatan Materi

Setelah membuat pidato secara lengkap dan utuh, tinjau kembali materi pidato tersebut. Apakah terdapat materi yang menimbulkan pro dan kontra dan cek kembali apakah sudah disusun secara sistematis atau belum.

8. Latihan Berpidato

Agar dapat menguasai materi secara utuh, berlatihlah untuk berpidato dengan materi tersebut. Jika perlu, tandai bagian yang menjadi informasi penting agar dapat menyampaikannya dengan intonasi khusus yang berbeda dengan bagian lainnya.
(IPT)