Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Termometer Zat Padat: Pengertian hingga Jenis-jenisnya
8 Oktober 2021 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Prinsip kerja termometer yang dibuat oleh Galileo yakni berdasarkan pada perubahan volume gas dalam labu. Namun, seiring berkembangnya zaman, termometer di masa ini mulai terbuat dari bahan cair seperti raksa maupun alkohol.
Mengutip jurnal tentang Jenis-Jenis Termometer karya Maeya Pratama, jenis termometer ini tergantung pada jangkauan suhu yang diukur, ketelitian yang diinginkan dan sifat-sifat dari bahan yang digunakan.
Termometer sendiri terdiri dari berbagai macam bentuk, ada termometer zat cair, zat padat, hingga gas. Pada kesempatan hari ini, mari membahas jenis-jenis dari termometer zat padat.
Jenis-Jenis Termometer Zat Padat
Mengutip jurnal tentang Temperatur karya Zulfikar Ali As, termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan logam konduktor terhadap suhu, sehingga sering juga disebut sebagai termometer hambatan.
ADVERTISEMENT
Masing-masing dari jenis termometer zat padat memiliki fungsinya tersendiri. Pada umumnya, termometer zat pada terdiri dari termometer bimetal, termometer hambatan, dan termopel. Bagaimana cara kerja dari ketiga termometer ini? Berikut penjelasannya.
1. Termometer bimetal
Termometer bimetal merupakan termometer zat padat yang menggunakan logam sebagai bahan untuk menunjukkan adanya perubahan suhu. Prinsip logam pada termometer bimetal ini adalah memuai jika dipanaskan dan menyusut saat didinginkan.
Cara kerja dari termometer bimetal dimulai dari kepingnya yang dibentuk seperti spiral dan tipis. Ujung spiral bimetal ditahan dan tidak bergerak, sedangkan ujung lainnya menempel pada gir penunjuk.
Jika semakin besar suhu, keping bimetal semakin melengkung dan menyebabkan jarum penunjuk bergerak ke kanan ke angka yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
2. Termometer hambatan
Termometer hambatan atau termometer platina merupakan termometer yang dibuat berdasarkan hambatannya. Hambatan listrik pada seutas kawat logam akan bertambah jika dipanaskan.
Oleh karena itu, sifat termometrik ini dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada termometer hambatan.
Cara kerja dari termometer hambatan atau platina, yakni dengan menyentuhkan kawat penghantar ke sasaran. Contohnya adalah lelehan besi yang panas pada pengolahan besi atau baja.
Lantas, panas tersebutlah yang akan direspons, sehingga energi listrik yang bersangkutan bisa diubah menjadi energi gerak. Setelah itu, muncul angka tertentu yang menunjukkan skala suhu.
3. Termokopel
Termokopel terdiri dari dua jenis, yakni logam yang dihubungkan dan logam yang membentuk rangkaian tertutup.
Pada prinsipnya, termokopel memiliki pemuaian yang berbeda antara dua logam tersebut. Apabila kedua ujung logam disentuh dan memberikan gaya gerak listrik atau GGL, gaya tersebut akan dimanfaatkan untuk menunjukkan suhu.
ADVERTISEMENT
Termokopel sendiri berfungsi untuk membentuk rangkaian tertutup dan juga kecepatan serta keseimbangan suhu.
(JA)