Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tradisi Sekura, Pesta Topeng Masyarakat Lampung
6 Oktober 2023 10:25 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tradisi Sekura merupakan salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi Sekura populer di Provinsi Lampung.
ADVERTISEMENT
Tradisi tersebut dikenal luas oleh masyarakat Kabupaten Lampung Barat, provinsi Lampung. Lalu, tradisi ini biasa diadakan saat menyambut Hari Raya Idul Fitri setiap tahun. Sekura juga dikenal sebagai Pesta Topeng.
Lalu, apa itu tradisi Sekura adat Lampung? Berikut ini adalah penjelasannya.
Mengenal Tradisi Sekura di Lampung
Pesta Budaya Sekura atau Tradisi Sekura adalah gelaran budaya tradisional yang diadakan setelah Hari Raya Idul Fitri. Biasanya, Sekura diadakan mulai dari tanggal 1 Syawal sampai 6 atau 7 Syawal di kalender Hijriah.
Mengutip laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, RIset, dan dan Teknologi (Kemdikbud), Sekura diadakan secara bergantian oleh Pekon satu ke Pekon yang lain.
Pekon sendiri merupakan istilah yang digunakan di Lampung untuk menyebut susunan daerah setingkat desa di bawah kecamatan.
ADVERTISEMENT
Pada pandangan masyarakat umum, Sekura hampir sama dengan pentas teater di luar ruangan. Pesta ini digerakkan oleh masyarakat sebagai pelaku seninya.
Makna tradisi Sekura mengandung pesan kemenangan, kebebasan, dan kegembiraan manusia dalam berkreasi dan berekspresi.
Topeng dalam Filosofi Tradisi Sekura
Dikarenakan memiliki makna kebebasan berkreasi, Sekura melibatkan topeng-topeng unik yang digunakan oleh masyarakat. Mereka menggunakan topeng atau merubah penampilan untuk mencerminkan berbagai aspek karakter, sifat, dan watak yang ada di dunia.
Sekura menjadi sebuah kesempatan untuk merayakan kegembiraan dan kebebasan berekspresi dalam suasana kebersamaan dan kerukunan kelompok.
Orang-orang mengenakan topeng dan mengubah penampilan di saat Sekura dengan cara yang menghibur. Tujuannya adalah memperkuat hubungan sosial dengan melakukan aktivitas yang melambangkan kebersamaan dan gotong royong.
ADVERTISEMENT
Sekura terbagi menjadi dua kelompok, yaitu sekura betik dan sekura kamak, masing-masing dengan ciri khas sendiri. Sekura betik adalah mereka yang mengenakan topeng bersama dengan atribut yang menunjukkan kebersihan dan kesopanan.
Masyarakat yang termasuk Sekura betik akan mengenakan kacamata gelap dan penutup kepala, dan sering kali menggabungkan pakaian adat Lampung dalam penampilannya.
Sakura betik juga akan menggunakan selindang miwang, atau kain khas masyarakat Lampung Barat. Selendang ini dihiasi motif Seminung dan Pesagi, dan biasanya digunakan sebagai selendang perpisahan dari masa lajang di acara pernikahan.
Di sisi lain, sekura kamak adalah mereka yang menggunakan topeng bersama dengan atribut yang terbuat dari bahan kayu, potongan karung, dan berbagai jenis tanaman yang ditempelkan ke tubuh.
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang memerankan Sekura Kamak menggunakan kostum yang terbuat dari bahan-bahan jelek atau bekas. Penampilan dan perilaku ditujukan untuk menciptakan kesan unik dan lucu.
Tradisi sekura juga melibatkan ribuan orang di masyarakat Lampung Barat dan menjadi cara masyarakat setempat merayakan Idul Fitri. Selain itu, Sekuraan juga bertujuan untuk saling bersilaturahmi, dan mengenakan atribut yang unik untuk menghibur.
(TAR)
Baca juga: Definisi Seni dan Budaya beserta Contohnya