Warna Liturgi Paskah beserta Arti dan Penggunaannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
24 Maret 2024 21:12 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Warna Liturgi Paskah. Unsplash/Gabe Pierce
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Warna Liturgi Paskah. Unsplash/Gabe Pierce
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warna liturgi paskah mempunyai arti yang berbeda-beda. Warna liturgi perlu diperhatikan karena menjadi salah satu elemen penting ketika melakukan ibadah dalam gereja. Sebelum merayakan paskah ada baiknya jika para umat mengetahui arti warna liturgi terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Gereja Katolik telah menetapkan warna liturgis di dalam ekaristi. Untuk memahami warna liturgis setiap hari atau minggunya bisa memeriksa panduan dalam kalender liturgi gereja yang ada.
Biasanya, warna liturgi terdapat pada pakaian liturgi para petugas liturgi termasuk Imam dan juga terdapat pada kain yang dipakai untuk menutupi meja-meja pada altar atau panti imam. Warna yang telah ditetapkan tidak untuk diperdebatkan atau diubah sendiri.

Pengertian Paskah

Ilustrasi Warna Liturgi Paskah. Unsplash/Annie Spratt
Sebelum mengetahui warna liturgi paskah, ketahui terlebih dahulu makna dari paskah itu sendiri. Paskah berasal dari bahasa Aram yang mempunyai arti melalui atau melewati. Hari Paskah tersebut mengandung makna sebagai permulaan hayat dan keselamatan.
Hari Raya Paskah diperingati setiap satu tahun sekali, tepatnya pada tanggal 14 bulan Nisan (Maret-April). Tujuannya Hari Raya Paskah adalah guna memperingati kematian Yesus Kristus Sang Juru Selamat ke surga.
ADVERTISEMENT

Malam Paskah

Berdasarkan buku yang berjudul Kidung Keesaan, Tim Inti Nyanyian Gereja (TING YAMUGER), (2017:14), malam Paskah adalah malam suci kebangkitan Tuhan, yang merupakan puncak perayaan Trihari Paskah. Pada malam ini gereja berjaga, menantikan kebangkitan Kristus dan merayakannya dalam ibadat suci.

Masa Paskah

Berdasarkan buku yang berjudul Kidung Keesaan, Tim Inti Nyanyian Gereja (TING YAMUGER), (2017:14), sukacita Paskah tidak hanya berlangsung selama beberapa hari.
Paskah dirayakan selama 7 pekan, mulai pada Hari Minggu Paskah sebagai Minggu Paskah I. Pada hari ke-40 sesudah Paskah, yakni pada hari Kamis sesudah Minggu Paskah VI, umat Kristen merayakan Kenaikan Yesus ke surga.
Masa Paskah ditutup dengan Hari Raya Pentakosta, yakni 50 hari sesudah Paskah. Pada hari ini umat Kristen merayakan kedatangan Roh Kudus yang dijanjikan Tuhan.
ADVERTISEMENT

Warna Liturgi Paskah

Ilustrasi Warna Liturgi Paskah. Unsplash/Laurentiu Iordache
Berikut adalah warna liturgi Paskah lengkap dengan arti dan penggunaannya yang perlu diketahui sebelum merayakannya berdasarkan laman p2k.stekom.ac.id:

1. Warna Putih atau Kuning atau Emas

Warna putih atau kuning atau emas mempunyai arti sukacita dan kemenangan, kekudusan dan kemurnian, serta cahaya ilahi dan kebangkitan.
Melalui warna ini, umat Kristen diingatkan akan peristiwa gembira dalam kehidupan Tuhan Yesus dan Bunda-Nya, juga kesucian para orang kudus.
Warna ini juga dipakai dalam ibadat harian dan misa pada Masa Paskah dan Natal, pada perayaan-perayaan Tuhan Yesus (kecuali peringatan sengsara-Nya), begitu pula pada Pesta Santa Perawan Maria, para malaikat, para kudus yang bukan martir, pada Hari Raya semua Orang Kudus.

2. Warna Merah

Warna merah mempunyai lambang sebagai darah, pengorbanan Kristus dan para martir-Nya. Selain itu, warna merah juga melambangkan api kasih Allah yang bernyala-nyala.
ADVERTISEMENT
Warna ini dipakai pada hari Minggu Palma untuk memperingati Sengsara Tuhan dan pada hari Jumat Agung, pada hari Minggu Pentakosta, dalam perayaan-perayaan Sengsara Tuhan, pada pesta para rasul dan pengarang Injil, dan pada perayaan-perayaan para martir.

3. Warna Hijau

Warna hijau mempunyai lambang sebagai pepohonan, kesuburan, dan tunas-tunas hijau, yang menyiratkan arti harapan dan pengharapan besar dalam misteri keselamatan Allah.
Warna ini dipakai dalam ibadat harian dan misa selama Masa Biasa sepanjang tahun.

4. Warna Ungu

Warna ungu mempunyai lambang sebagai simbol bagi keseimbangan, kebijaksanaan, sikap berhati-hati, mawas diri serta kerendahan hati.Warna ini dipakai dalam Masa Adven dan Prapaskah. Tetapi bisa juga dipakai dalam ibadat harian dan misa arwah.

5. Warna Merah Muda

Warna merah muda mempunyai arti lambang sebagai sukacita dan cinta kasih. Warna merah dipakai pada hari Minggu Gaudete (Minggu Adven III) dan hari Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV).
ADVERTISEMENT

Bagian Liturgi Paskah

Ilustrasi Warna Liturgi Paskah. Unsplash/Michal Balog
Berdasarkan buku Hari Raya Liturgi Sejarah dan Pesan Pastoal Gereja, Rasid Rachmad, (2005:78), ada empat bagian liturgi Paskah, yaitu: ritus cahaya, liturgi firman, liturgi baptisan (dan konfirmasi oleh Uskup), dan liturgi perjamuan kudus.
Perayaan ini tidak tercantum di dalam Alkitab, sebab muncul dalam sejarah sejak abad pertama secara tidak seragam di semua wilayah dan kemudian diperkaya dengan berbagai tradisi kuno hingga menjelang Abad-abad Pertengahan.

1. Ritus Cahaya

Liturgi diawali dari luar gedung Gereja. Para Imam dan pembantunya dengan mengenakan jubah putih membawa lilin Paskah untuk kemudian meletakkannya di depan gereja dan membakar api unggun.
Kayu-kayu bakar disusun berbentuk salib: Alfa di bagian kepala dan Omega di bagian kaki. Umat berdiri di tempat agak jauh dari lilin. Setelah beberapa pembacaan responsori, lilin dibawa masuk ke dalam gereja untuk diletakkan di altar dan ditaburi dupa.
ADVERTISEMENT
Sementara berprosesi umat mengenangkan penyertaan Tuhan kepada umat Israel melalui tiang api selama perjalanan di gurun pasir. Ini juga menyimbolkan umat pada pemahaman akan Kristus: "Akulah terang dunia, barang- siapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yoh. 8:12).
Kekhidmatan liturgi cahaya ini hanya mungkin dihayati ketika penyalaan cahaya lilin tidak terjadi seketika sebagaimana di zaman listrik ini. Selama penyalaan lilin-lilin, berita kebangkitan Kristus disiarkan dengan nyanyian exsultet.

2. Liturgi Firman

Yang dimaksud dengan liturgi firman adalah pembacaan beberapa perikop Paskah dan pengajaran berupa homili oleh Uskup.
Bagi gereja yang tidak merayakan Paskah pada Sabtu malam, maka kini dibacakan sekitar sembilan perikop atau sebanyak-banyaknya empat belas perikop yang dibacakan mulai dari Perjanjian Lama (setiap pembacaan diantarai dengan Mazmur responsori dari 116-118) dan doa.
ADVERTISEMENT
Leksionari tersebut telah dicantumkan dalam bagian Paskah malam. Lilin-lilin altar dinyalakan setelah pembacaan Perjanjian Lama selesai, bersamaan dengan dibunyikannya lonceng gereja dan dinyanyikannya Gloria in excelsis Deo.
Akhir pembacaan, setelah Injil, umat menyambut dengan berdiri dan menyanyikan haleluya. Kitab-kitab Perjanjian Lama mulai dibacakan dalam liturgi Paskah pada sekitar tahun 200-an dalam ritus Roma.
Bagi gereja yang telah merayakan Paskah malam, maka hari Minggu ini adalah Minggu Paskah pertama.
Bacaan pada tahun A menyaksikan pertumbuhan jemaat mula-mula akibat kebangkitan Kristus, semua bacaan dari Perjanjian Baru dan hingga Pentakosta, Kisah Para Rasul adalah bacaan pertama (tahun A-B-C).
Secara umum dari kehidupan gereja awal, kesaksian para Rasul tentang kebangkitan Kristus kepada segala bangsa menjadi tema minggu-minggu Paskah.
ADVERTISEMENT
Bacaan pertama tahun A tentang kebangkitan Kristus dan hubungannya dengan pengampunan dosa bagi yang percaya kepada-Nya, atau tentang pemulihan oleh Tuhan (Yer. 31:1-6).
Mazmur 118:1-2, 14-24 dibacakan untuk tahun A-B-C. Bacaan kedua tentang sikap orang beriman, yakni mencari perkara yang di atas (Kol. 3:1-4) atau Kisah Para Rasul 10:34-43. Bacaan ketiga tentang kebangkitan Yesus (Yoh. 20:1- 18 atau Mat. 28:1-10).

3. Baptisan dan Perjamuan

Tahap berikut adalah liturgi baptisan dan perjamuan. Dalam gereja, Paskah dirayakan sebagai titik tolak iman Kristen.
Inti tahun liturgi ialah sengsara dan kebangkitan Kristus (Rm. 6:5). Sebab, sengsara-bangkit Kristus adalah centrum keselamatan kepada seluruh umat manusia di segala tempat.
Oleh sebab itu, sejak abad ke-2, gereja merayakan Paskah dengan baptisan, peneguhan sidi, dan perjamuan kudus yang pertama.
ADVERTISEMENT
Baptisan disejajarkan dengan kisah umat Israel melewati Teberau. Hingga abad ke-4, Gereja Roma merayakan Minggu Paskah sebagai peringatan kematian dan kebangkitan Kristus yang menjadi lengkap juga dengan pelayanan baptisan (Tertullianus).
Hippolytus mengajarkan agar calon baptis berpuasa pada Jumat dan Sabtu, sampai Minggu Paskah menjelang ayam berkokok. Pada sekitar pukul 03.00 dini hari itu, mereka dibaptis di dalam air dan dibangkitkan bersama Kristus dari kematian.
Baptisan terutama bagi orang Kristen baru dan neofit setelah doa syafaat dilanjutkan dengan perjamuan kudus sebagai ungkapan syukur oleh karena Tuhan menebus umat-Nya dan tanda kemenangan atas kuasa dosa.
Ini adalah perjamuan kudus pertama (dan tentu saja menjadi istimewa) bagi para baptisan baru.
ADVERTISEMENT
Bagi umat percaya, ini merupakan tanda akhir masa berpuasa sebagai perayaan kemenangan dari kuasa dosa. Selama masa berpuasa Prapaskah, umat berbuka puasa pada pukul 15.00.
Demikian penjelasan tentang warna liturgi Paskah, pengertian Paskah, dan bagian liturgi Paskah yang dapat dipahami oleh umat Kristen. (Ria)