Zaman Batu Besar: Pengertian dan Hasil Budayanya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
26 Januari 2022 17:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi zaman batu besar. Sumber: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi zaman batu besar. Sumber: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada zaman praaksara, terdapat periode yang disebut dengan zaman batu besar atau disebut Megalitikum. Jika dilihat dari teknologi peralatannya, zaman praaksara terbagi menjadi dua bagian, yaitu zaman batu dan zaman logam.
ADVERTISEMENT
Zaman batu kemudian terbagi lagi menjadi beberapa periode. Secara umum, pembabakan zaman batu antara lain zaman batu tua (Paleolitikum), zaman batu madya (Mesolitikum), zaman batu muda (Neolitikum), dan yang terakhir zaman batu besar atau Megalitikum.

Seputar Zaman Batu Besar

Seperti namanya, pada zaman ini ditemukan batu-batu besar hasil dari kebudayaan masyarakat praaksara. Istilah Megalitikum berasal dari kata “mega” yang berarti besar dan “lithos” yang berarti batu.
Bila merujuk pada buku Sejarah Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK yang ditulis Amurwani Dwi L. dkk., megalitik diartikan sebagai budaya yang pada umumnya diwujudkan dalam bentuk batu-batu besar. Pendiriannya dimaksudkan sebagai lambang atau sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
Ilustrasi peninggalan zaman batu besar. Foto: Pexels.com

Hasil Budaya Zaman Batu Besar

Menyadur dari buku Sejarah untuk SMA/MA Kelas X oleh Dwi Ari Listiyani, berbagai hasil budaya megalitik antara lain sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Menhir
Menhir adalah tugu dari batu tunggal. Fungsinya adalah sebagai tanda peringatan suatu peristiwa atau sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Menhir ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, antara lain di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
2. Dolmen
Kata lain dolmen bisa diartikan sebagai meja batu. Fungsinya sebagai tempat meletakkan sajian untuk pemujaan roh nenek moyang. Ada juga dolmen yang dipergunakan sebagai peti mayat.
3. Sarkofagus
Sarkofagus atau keranda merupakan peti batu besar yang bentuknya seperti palung atau lesung dan diberi tutup. Fungsinya, sebagai kuburan atau peti mayat. Di dalamnya ditemukan tulang-tulang manusia bersama bekal kuburnya.
4. Kubur Batu
Kubur batu berupa kuburan dalam tanah. Sisi samping, alas, dan tutupnya diberi semacam papan-papan dari batu. Fungsinya, untuk mengubur mayat, tetapi bentuknya berbeda dengan Dolmen dan Sarkofagus.
ADVERTISEMENT
5. Punden Berundak-undak
Bangunan ini terbuat dari batu yang disusun secara bertingkat. Fungsinya, sebagai pemujaan roh nenek moyang. Bangunan ini merupakan bentuk pendahuluan dari candi. Punden Berundak ditemukan di Lebak Sibedug daerah Banten Selatan.
6. Arca
Arca sederhananya adalah bangunan batu berbentuk manusia atau binatang yang merupakan perwujudan dari roh nenek moyang. Arca dari megalitik bentuknya sangat sederhana dan kasar.
Arca yang berbentuk manusia umumnya digambarkan secara utuh atau setengah badan. Sedangkan, arca-arca yang berbentuk binatang digambarkan seperti gajah, kerbau, harimau, dan monyet.
(AMP)