Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Bupati Anas dan Ribuan Warga Banyuwangi Napak Tilasi Perang Puputan Bayu
3 Desember 2017 20:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Banyuwangi, (Kabarpas.com) – Ribuan warga dari penjuru Kabupaten Banyuwangi maupun luar Kota Banyuwangi, mengikuti napak tilas di kecamatan Songgon, Banyuwangi. Kegitan berjalan beramai-ramai sepanjang puluhan kilo meter tersebut, merupakan cara warga kota Gandrung mengenang sejarah perang Puputan Bayu. Dimana perang tersebut dipercaya warga menjadi perang terbesar warga Bumi Blambanan melawan penjajahan Belanda.
ADVERTISEMENT
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang hadir secara langsung mengatakan, napak tilas merupakan bagian dari sejarah kabupaten Banyuwangi, yang harus dijaga kelestariannya. Meski Banyuwangi maju, namun sejarah tak boleh dilupakan, karena berfungsi untuk merefleksikan di masa mendatang.
“Saya juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada seluruh peserta dari berbagai elemen, yang ikut berpartisipasi dalam festival napak tilas ini,” ucap Abdullah Azwar Anas saat berpidato di hadapan ribuan peserta, Minggu (02/12/2017).
Di tempat yang sama, Wagianto selaku camat Songgon mengatakan, pihaknya mengapresiasi banyaknya peserta dari berbagai elemen tersebut. Selaku pempinam pemerintah kecamatan ia mengucapkan banyak–banyak terima kasih kepada seluruh peserta.
“Yang jelas pesertanya membludak, luar bisa banyak, kalau di hitung bahkan bisa mencapai ribuan pastinya,” jelas Wagianto kepada kabarpas.com biro Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya Bupati Banyuwangi langsung melepas secara langsung keberangkata ribuan peserta napak tilas dari Desa Parangharjo, Kecamata Songgon, Banyuwangi. Seluruh peserta pun harus menempuh jarak puluhan kilo meter agar dapat sampai finish yakni Rowo Bayu.
Salah satu peserta napak tilas dari kota Jember Dian Angraini mengatakan, awalnya ia hanya berkunjung ke keluarganya yang ada di Banyuwangi. Namun tiba-tiba diajak saudaranya untuk mengikuti napak tilas.
“Karena diajak saudara yah ikut saja sembari berlibur. Ternyata ramai banget, dan yang bikin saya bergeleng-geleng, di sepanjang jalan warga menyajikan jajanan tradisional hingga hasil bumi kepada peserta secara gratis,” ujar Dian.
Gadis dengan paras cantik dan hidung mancung tersebut menambahakan, di tambah lagi sampai di finish ada sajian drama kolosal perang Puputan Bayu. Sejarah perang terbesar kerajaan Blambangan melawan penjajah Belanda.
ADVERTISEMENT
“Jadi, untuk festival Rowo Bayu tahun depan saya tidak mau ketinggalan untuk ikut kembali,” tutupnya. (pen/lid).
Reporter : Pendik
Editor : Kholid Andika