Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Catatan Jurnalis Kabarpas di Korea Selatan
12 Februari 2019 1:41 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Dalam episode keliling dunia kali ini, Kabarpas.com bersama Tim Ayo Piknik Malang berkesempatan mengunjungi Pulau Jeju, Korea Selatan. Pemandangan di pulau ini sangat luar biasa dan bisa membawa kita betah di sana. Berikut laporan dari liputan khusus jurnalis Kabarpas dan Ayo Piknik Malang.
ADVERTISEMENT
________________________________________
Oleh : Memey Mega, dari Korea Selatan
________________________________________
KABARPAS.COM – BANYAK bekerja tanpa henti tentu membuat kita akan jenuh. Sehingga untuk mengusir jenuh dan keluar dari lingkaran rutinitas yang membosankan. Media online terpercaya dan akurat, Kabarpas.com bersama Tim Ayo Piknik Malang melakukan jalan-jalan keliling dunia.
Program ini, sejatinya sudah ada sejak tahun 2015. Nah, kali ini Kabarpas.com bersama Tim Ayo Piknik Malang berkesempatan traveling ke Korea Selatan.
Di negara yang terkenal dengan K-Pop ini ada banyak destinasi yang kami singgahi, salah satunya adalah Pulau Jeju.
Ya, salah satu ciri khas dari pulau yang merupakan surganya wisatawan ini adalah Patung Dolhareubang, patung batu di Pulau Jeju yang memiliki fungsi sebagai pelindung atau penjaga benteng.
ADVERTISEMENT
Dolhareubang (atau “hareubang”) memiliki arti kakek yang terbuat dari batu. Patung ini sendiri digambarkan memiliki mata bulat melotot, mulut yang terkatup rapat, dan topi serdadu di kepalanya, dan berdiri dengan postur setengah membungkuk, pundak ditegapkan dan tangan menempel di perut.
Kebanyakan Dolhareubang berdiri berpasangan. Yang satunya biasanya tangan kanannya diangkat ke atas, sedangkan yang lainnya tangan kirinya terangkat. Tangan kanan yang terangkat berarti figur itu adalah pejabat sipil, sedangkan yang tangan kirinya terangkat berarti dia pejabat militer, karena busur panah dan tombak dipegang dengan tangan kiri. Pasangan pejabat sipil dan militer ini bertindak sebagai penjaga desa, pelindung masyarakat biasa dari bencana dan bahaya.
Sementara itu, fungsi Dolhareubang utamanya adalah sebagai pelindung atau penjaga benteng. Dolhareubang yang bisa dilihat sekarang ini telah dipindah dari lokasi aslinya di dekat Benteng Jeju oleh karena urbanisasi. Karena tidak ada Dolhareubang di desa-desa di dekat lokasi, maka diyakini bahwa Dolhareubang berfungsi sebagai penjaga benteng. Lubang-lubang di tubuh mereka adalah bukti bahwa jeongnang (papan kayu tebal yang bisa dilihat di pintu masuk utama rumah-rumah tradisional Jeju) dulunya digantung di patung-patung itu, semakin menegaskan fungsi penjaga ini.
ADVERTISEMENT
Awal mula adanya Ongjungseok (Dolhareubang) bisa dilihat dari gerbang-gerbang sebelah timur, barat dan selatan dari Benteng Jeju. Mereka pertama dibangun oleh Kim Mong-gyu di tahun ke-30 dari Raja Yeongjo (1754), tetapi setelah ketiga gerbang tersebut dirubuhkan, dua dipindah ke Gwandeokjeong sedangkan dua lagi dipindah ke pintu masuk Kuil Samseong.
Mengenai asal usul Dolhareubang, ada dua dugaan. Pertama, dugaan bahwa Dolhareubang berasal dari daerah selatan. Menurut teori ini, kebiasaan menyembah patung-patung besar (seperti patung Moai di pulau Easter) di zaman dahulu sangat umum di Pasifik Selatan dan menyebar ke Korea. Teori kedua yaitu asal usul dari Mongolia, oleh karena beberapa kesamaan antara patung-patung batu Mongolia yang disebut “huncholo” dengan Dolhareubang. Teori ini meyakini bahwa pulau Jejudo saat itu sangat dipengaruhi budaya Mongolia karena di bawah pemerintahan Dinasti Yuan di akhir abad 13. Ada juga teori yang menyebutkan Dolhareubang berkembang secara spontan di Jejudo tanpa ada pengaruh dari luar.
ADVERTISEMENT
Meski patung-patung Dolhareubang di Jejudo bentuknya sedikit bervariasi, kesamaannya adalah mereka lebih besar dan memiliki ekspresi wajah yang lebih serius daripada patung jangseung di daerah-daerah lain di Korea, sehingga kesannya lebih berwibawa. Arca mini Dolhareubang yang dijual di toko cinderamata di Jeju mengikuti bentuk Dolhareubang di Kota Jeju.
Nah itu tadi sejarah singkat tentang patung kakek penjaga yang menjadi ikok dari Pulau Jeju. Buat kalian yang ingin ke Jeju bisa langsung hub Ayo Piknik Tour n Travel dan kabarpas.com. (bersambung).