Konten Media Partner

Catatan Jurnalis Kabarpas di Korea Selatan : Pesona Air Terjun Cheonjiyeon, Tempat Mandi Para Bidadari

11 Maret 2019 18:53 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Episode keliling dunia kali ini, Kabarpas.com kembali bekerjasama dengan Ayo Piknik Mlg mengunjungi dan mengulas tentang Paradise Island nya Korea Selatan, yakni Pulau Jeju.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kita sudah mengupas sedikit tentang Patung Dolhareubang. Kali ini tim Kabarpas akan membahas tentang Air Terjun yang konon katanya tempat mandi para bidadari. Berikut laporan dari liputan khusus jurnalis Kabarpas dan Ayo Piknik Malang.
Oleh : Memey Mega, dari Kabarpas.com
Kabarpas.com – Pulau Jeju, Korea Selatan memiliki beberapa air terjun yang indah. Salah satunya yakni air terjun Cheonjiyeon. Menurut Wikipedia, karena keindahannya, air terjun setinggi 22 meter ini dinamai Cheonjiyeon yang berarti ‘tanah surga’, beberapa ada yang mengartikan ‘Air terjun penghubung langit dan bumi’. Cheonjiyeon merupakan salah satu objek wisata di Pulau Jeju yang paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan.
Satu hal yang menarik adalah pemandangan di mana air yang terjun ke bawah terpecah menjadi beberapa arus yang lebih kecil, yang kemudian jatuh ke atas tebing-tebing batu yang muncul pada dinding tebing, yang membuat seolah-olah air mengalir lebih lambat.
ADVERTISEMENT
Menurut situs Life In Korea, air terjun ini bersumber dari sungai musim semi, jadi alirannya tergantung pada debit air sungai yang mengalir. Saat musim dingin kadang air terjun tidak mengalir. Tetapi saat musim semi atau musim panas biasanya air sungai mengalir membentuk beberapa air terjun sekaligus. Curahan air terjun ditampung sebuah kolam artifisial yang alirannya diatur oleh dua buah dam. Kolam ini adalah habitat alami dari ikan-ikan lele. Kolam yang memiliki air jernih kebiruan ini sekaligus menjadi habitat bagi ikan-ikan koi dan anguila marmorata, sejenis belut tropis yang warnanya menyerupai marmer. Belut ini di Korea disebut dengan nama mutae. Kolam ini dijadikan sebagai monumen alami.
Di depan air terjun terdapat batu gunung yang sangat besar yang membentuk jembatan, di mana para wisatawan dapat berpose dan mengambil gambar. Untuk sampai di air terjun ini, para pengunjung harus bejalan di jalan kecil yang penuh dengan pemandangan indah di sekelilingnya. Di dekat pangkal jalan yang menuju ke air terjun, ada rakit tradisional yang menggambarkan budaya Korea.
ADVERTISEMENT
Rakit tersebut disebut-sebut dipergunakan untuk memperkenalkan budaya Korea ke Jepang. Selama Anda menyusuri jalan setapak tersebut, Anda dapat melihat berbagai macam flora dan fauna dan tentunya akan memanjakan mata Anda dengan berbagai jenis tanaman yang mungkin belum pernah Anda lihat sebelumnya.
Pada malam hari, air terjun ini dihiasi dengan lampu warna-warni yang indah. Pemandangan ini membuat suasana semakin romantis. Tidak mengherankan jika pada malam hari banyak sekali pasangan muda-mudi yang mengunjungi tempat ini.
Menurut situs Visit Korea, setiap bulan Mei di tempat ini diadakan perayaan yang disebut Festival Tujuh Peri. Festival ini berkaitan dengan legenda setempat mengenai tujuh bidadari yang konon menjadikan Cheonjiyeon sebagai tempat mandi mereka. Para bidadari yang melayani Raja Langit tersebut turun ke Cheonjiyeon untuk mandi di airnya yang jernih. Hampir mirip dengan legenda Jaka Tarub sih. Kisah tentang air terjun ini juga sempat di buat dramanya loh..
ADVERTISEMENT
Nah itu tadi informasi singkat tentang salah satu air terjun yang ada di Pulau Jeju. Buat kalian yang ingin ke Jeju bisa langsung hub Ayo Piknik Tour n Travel dan kabarpas.com. (bersambung).