Konten Media Partner

Sepi, Dua Lokasi di Kalipuro Dijadikan Ajang Perjudian

24 Februari 2018 8:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sepi, Dua Lokasi di Kalipuro Dijadikan Ajang Perjudian
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banyuwangi, Kabarpas.com – Dua tempat di wilayah Bulusan, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro diduga dijadikan ajang judi jenis Cap Jie Kie.
ADVERTISEMENT
Saat dilakukan investigasi, satu warga dan satu wartawan sempat dibuntuti orang tidak dikenal mengendarai motor saat masuk hingga keluar ke lokasi, tepatnya di sebelah barat Hotel Ketapang Indah.
Padahal di lokasi tersebut, Senin (19/2) malam Pukul 23.40 WIB, banyak kendaraan dan krumunan orang di belakang salah satu rumah warga di lokasi itu.
“Saya dibuntuti hingga keluar lokasi. Di dalam banyak orang. Saya sempat dikasih duit sama seorang yang ada di dalam. Gak tau maksutnya apa. Tujuan saya datang ke sini hanya memastikan judi itu ada,” terang AM, inisial warga yang ikut melakukan investigasi tersebut.
Tidak berhenti di situ saja, investigasi ini terus dilakukan. Rabu (21/2) malam Pukul 23.40 WIB, perlakuan kurang baik kembali dialami satu wartawan dan satu warga. Kali ini lokasi dugaan ajang judi itu ada di jalan masuk ke barat, selatan salah satu warung makan yang berada di pinggir jalan wilayah Bulusan.
ADVERTISEMENT
Lokasi kedua ini ada di belakang rumah salah satu warga. Saat masuk, seorang di lokasi itu sempat mengelabuhi wartawan yang mencoba menanyakan prihal perjudian itu. Namun dia mengatakan di lokasi itu tidak buka. Kemudian dia menyarankan wartawan untuk datang ke TPA Bulusan, karena di sana buka.
“Pindah di TPA, di sini tidak buka,” kata seorang yang berada di lokasi tersebut.
Dari jawaban seorang ini, satu rekan media bersama rekannya itu langsung menuju ke TPA Bulusan. Namun keberadaan ajang itu nihil. Kemudian mereka memutuskan untuk balik ke tempat seorang tersebut.
Tidak disangka beberapa orang terlihat berlari, namun beberapa motor tetap berada di lokasi. Setelah ditanya seorang ini mengaku bahwa di tempatnya permainan itu dilakukan kecil-kecilan.
ADVERTISEMENT
“Main kecil-kecilan, yang main hanya buruh,” kata, seorang itu singkat tanpa dijelaskan permainan apa yang dimaksud.
Bahkan, saat hendak meninggalkan lokasi, seorang ini sempat menelpon seseorang dan sempat menyuruh keduanya tetap berada di lokasi. Setelah cukup lama, datang mobil Toyota Avanza warna silver, dan keluarlah seorang yang diduga oknum aparat. Melihat itu, keduanya langsung tancap gas meninggalkan lokasi.
“Saya kenal orang keluar dari mobil tadi. Mungkin dia didatangkan untuk menakut-nakuti kita,” kata FR, rekan media tersebut.
Kemudian warga ini memberitahukan perihal yang dialaminya itu ke komunitas media Koma Vision Banyuwangi. Informasi itu langsung ditanggapi, dan gabungan media ini, Kamis (22/2) sekitar pukul 12.00 WIB melakukan investigasi dan melakukan pengambilan gambar di dua lokasi yang diduga dijadikan ajang judi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sebelum pengambilan gambar, kami melakukan pemberitahuan terlebih dahulu ke Polsek setempat,” terang Erwin Yudianto SH, perwakilan komunitas gabungan media tersebut.
Di lokasi sebelah barat, ada tempat yang dicurigai lantaran di belakang rumah warga terdapat 1 lincak bambu yang di atasnya di pasang selembar terpal warna coklat. Kemudian, gabungan media ini juga mengambil gambar di lokasi sebelah timur. Di sini ada beberapa bambu dan gardu di belakang rumah warga, sebelah barat Hotel Ketapang Indah.
Usai melakukan pengambilan gambar, gabungan media ini kemudian memutuskan pulang. Tak disangka, saat menuju mobil, dua orang dengan nada keras menanyai salah seorang dari gabungan media Koma Vision. Namun, gabungan media ini menanggapinya dengan santun.
ADVERTISEMENT
“Dia kasar ngomongnya. Dia tanya sedang apa di sini, saya jawab saya sedang mengambil gambar sebuah lahan. Dia melototin saya, sembari berkacak pinggang,” terang Eko.
Dari beberapa investigasi yang dilakukan, beberapa media sempat mengalami perlakukan kurang baik. Satu diantaranya menanyakan apa maksud dari perlakuan tersebut.
“Kami ini media, hanya menjalankan tugas untuk pemberitaan. Namun sayang, beberapa kali dilakukan investigasi, malah perlakukan itu yang kami dapat,” pungkas Eko. (***)
Reporter: Dhony Martha
Editor : Pendik