Konten Media Partner

SMKN dan Pesantren Ihya Ulumudin Sosialisasikan Smart Santri

29 Agustus 2017 8:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SMKN dan Pesantren Ihya Ulumudin Sosialisasikan Smart Santri
zoom-in-whitePerbesar
Banyuwangi (Kabarpas.com) – Terobosan demi terobosan terus dilakukan oleh SMKN dan Pondok Pesantren Ihya Ulumudin yang sekarang ini sedang dikembangkan di lingkungan sekolah, santri maupun masyarakat.Tidak bisa dipungkiri, ketika kemajuan teknologi merambah masuk dalam kehidupan manusia seiiring dengan perkembangan zaman, setiap pekerjaan dengan mudahnya terselesaikan dengan berbagai inovasi dan kecanggihan buatan manusia yang terus diupgrade di setiap detiknya.Orang-orang dengan mudahnya bisa terkoneksi dengan sesama tanpa harus menempuh perjalanan ratusan kilometer untuk bertatap muka, bermodalkan aplikasi skype di smartphone misalnya, users (para pengguna) bisa menggunakan jasa teknologi VoIP (Voice over internet protocol) tersebut dengan berbagai fitur canggih seperti chatting, call dan video call untuk terhubung dengan orang lain secara gratis tanpa menggunakan provider telepon, tetapi cukup dengan mengaskses internet yang memadai.Keterlibatan pondok pesantren terkait ide dasar Smart kampung santri dimunculkan. Yakni, inovasi n kolaborasi antara program Pondok Pesantren (Ponpes) dan SMKN Ihya’ul Ulumudin terkait keterbatasan sarana berupa Asrama santri yg tdk mencukupi, tersedianya Home stay bagi santri di sekitar mushola, surau di lingkungan masyarakat, akses sosialisasi santri kepada masyarakat sekitar.Program kemandirian dalam berwirausaha bagi warga sekitar atas program sekolah kejuruan khususnya SMKN Ihya’ulumudin yang berdampak adanya program pelatihan ketrampilan baik keteknikan maupun non teknik yang dikembangkan di sekolah untuk pengembangan ketrampilan bagi warga sekitar Home stay, akses teknologi informatika (IT) yang mampu memberikan pebgetahuan dan pemanfaatan kepada kesejahteraan masyarakat sekitar. Sekaligus membumikan pengetahuan spiritual yg bersumber dr pondok pesantren ihya’ulumidin Padang Singojuruh Banyuwangi.Saat ditemui wartawan Kabarpas.com biro Banyuwangi, Kepala Sekolah (Kepsek) Ihya’ulumudin, Gatot Kurnianta mengatakan, umat Islam harus menyadari bahwa sumber teknologi yang telah digunakan oleh manusia di belahan dunia saat ini merupakan anugerah Allah yang patut disyukuri dan harus terus dikembangkan.“Untuk itu guna kemajuan informasi dan perkembangan teknologi santri, dalam waktu dekat SMKN Ihya Ulumudin akan memberikan smart santri kepada masyarakat khususnya di daerah Padang Singonjuruh Banyuwangi. Di samping bermanfaat bagi masyarakat dan para santri yang langsung ikut belajar di masyarakat dengan menggunakan tehnologi semart kampung,”ungkapnya.Dewasa ini, pemanfaatan teknologi juga telah diaplikasikan oleh para santri untuk menunjang kebutuhannya baik dalam belajar, mengajar, dan sebagai penunjang kegiatan lainnya demi kemudahan dan ketepatan guna. Penggunaan teknologi oleh para santri menunjukkan sebuah revolusi tradisional kepada modern agar santri juga bisa bersaing dan melek terhadap kecanggihan teknologi (IT) dalam persaingan dunia global.Pemanfaatan teknologi tidak masuk dalam kurikulum daya karena peran dan fungsi lembaga ini secara umumnya dapat digambarkan sebagai tempat pembekalan ilmu agama bagi para santri melalui kitab-kitab yang telah terbingkai seperti kitab fiqih, tasauf, tauhid, dan kitab-kitab alat lainnya.“Sangat jelas bahwa kemantapan teknologi sebenarnya tidak ada hubungan dengan visi dan misi dayah, akan tetapi kebutuhan tersebut bisa dikatakan sebagai kebutuhan tersier (ketiga) setelah kebutuhan premier dan sekunder. Dan tentunya para santri bisa mempelajari pemanfaatan teknologi,” tambah Gatot.Menurutnya, kecerdasan intelektual (IQ), santri sering dituntut dengan deadline hafalan yang diberikan oleh ustadz-ustadz dan kyai-kyainya, selain itu, santri juga dituntut untuk memahami dan mempelajari kitab-kitab kuning (kitab-kitab klasik) yang jarang ditemukan di kalangan lain. Dari kitab-kitab tersebut itulah, santri mempelajari secara komperenship tentang bahasa arab, baik secara langsung maupun tidak langsung.“Santri mampu melakukan interaksi sosial dengan baik kepada masyarakat, terutama di kalangan desa maupun kota, kenapa bisa demikian?, karena santri menghabiskan waktu 24 jam bersama orang-orang sekaligus berinteraksi dengan mereka (Masyarakat). Bahkan santri dipaksa, mau tidak mau- untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, yakni masyarakat. (*).
ADVERTISEMENT
Reporter : Hari Purnomo
Editor : Agus Hartanto