Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Wartawan Tapal Kuda Kecam Ujaran Brutal Kapolres Waykanan
31 Agustus 2017 16:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT

Probolinggo (Kabarpas.com) – Puluhan wartawan di wilayah Tapal Kuda mengecam ujaran brutal Kapolres Waykanan, AKBP Budi Asrul Kurniawan terhadap dua wartawan di Lampung, yang menyebut bahwa profesi wartawan seperti kotoran.“Kami sangat mengecam dengan apa yang dilontarkan oleh Kapolres Waykanan tersebut. Sebagai pejabat tinggi dia tidak sepatutnya bersikap seperti itu. Apalagi, dua wartawan di Lampung itu sedang melakukan kegiatan jurnalistik,” ujar Misbahul Huda, salah satu wartawan dari media cetak yang ada di wilayah Probolinggo kepada Kabarpas.com Menurutnya, penghinaan terhadap dua wartawan di Lampung tersebut sudah merupakan pelecehan profesi jurnalis. Bahkan, kata dia, kata-kata kapolres itu sudah menyudutkan profesi wartawan. “Apalagi sampai Kapolres bilang kalau wartawan di Lampung kelas cacingan. Semua wartawan itu sama,” tandasnya.Sementara itu, hal senada juga dikatakan oleh Happy, wartawan lain. Ia mendesak agar pihak kepolisian di Mabes Polri harus turun tangan untuk memproses kasus ini. Serta memberi pelajaran minimal sanksi kepada Kapolres Waykanan atas sikapnya yang sangat tidak beretika tersebut.“Kami berharap, ada sanksi tegas yang akan diberikan ke kapolres itu. Mininam dicopot dari jabatannya lah,” ucap Happy dengan tegas.Selain mengecam, para wartawan yang berasal dari beberapa media, baik media cetak, online dan televisi itu juga menggelar aksi damai di Bundaran Sumber Hidup Jalan Panglima Sudirman, Kota Probolinggo
ADVERTISEMENT
Dalam aksinya, puluhan wartawan ini berjalan kaki melewati sejumlah jalan protokol di Kota Probilinggo. Mereka membawa puluhan poster yang berisi tulisan penolakan penghinaan terhadap wartawan. Diantaranya adalah “Wartawan Butuh Kesejukan Bukan Hinaan”, “Stop Penghinaan Terhadap Wartawan”, “Wartawan bukan cacing”.Tak hanya itu, para wartawan ini juga memakai lakban hitam yang ditempel di mulut mereka masing-masing. Hal itu sebagai bentuk pesan bahwa mereka meminta siapapun orangnya untuk menghargai profesi wartawan.Selain itu, mereka juga meletakkan semua peralatan kerjanya yaitu seperti kamera, kartu pers, notes, dan sebagainya di tengah jalan. Mereka juga menaburkan bunga di atasnya. Setelah itu, mereka duduk melingkar dan berdoa agar oknum yang menghina wartawan segera disadarkan.Untuk sekadar diketahui, ujaran brutal itu dilakukan oleh Kapolres saat berada di aksi demo penutupan jalan oleh warga terhadap angkutan tambang batubara yang dianggap merusak jalan di Simpang Empat Blambangan Umpu, Way Kanan.Nah, di saat itulah Kapolres Waykanan menghina dan memaki dua wartawan yang sedang meliput, mereka adalah Dedi Tarnando (Anggota IJTI Lampung) dan Dian Firasa (Wartawan On Line).Bahkan, Kapolres juga mengatakan, siapa sih yang mau baca Koran sekarang ini apa lagi Koran-koran Lampung cacingan seperti itu. Sekarang ini orang sudah baca online. Lu bangun tidur bacanya apa? WhatsApp kan. Mana baca koran lagi sekarang dah tutup semua Koran itu. Nonton TV juga banyak yang nonton ? TV berita juga jarang ditonton, mending nonton bokep dari pada nonton berita TV”.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, kapolres dalam rekamannya juga menantang wartawan untuk mempersilahkan tulis apapun tentang dia (Kapolres.red) dia gak akan takut. (*).
Reporter : Samsul Hidayat
Editor : Agus Hartanto
c