Metamorfosa Nine Inch Nails

Nine Inch Nails. Sebuah susunan kata, yang memiliki beberapa pengertian yang berbeda di benak pikiran orang lain, namun tidak di benak kepala saya.

Pertemuan kali pertama dengan NIN, adalah disebuah malam hari, pkl 22.00 wib, GOR Sarapua, Bandung, Festival Musik Hullabaloo tahun 1996. Saat itu, saya sebagai anak Jakarta yang sedang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, sedang hadir melihat perkembangan musik Bandung yang sedang kuat2nya berkembang.

Sebagai penikmat music di festival2 sekolahan di Jakarta dan juga pelaku dalam ragam gigs2 tersebut, saya tercengang dengan sebuah Band asal Bandung yang menggunakan sampler dan midi untuk membawakan musik dipanggung. Saya terkagum2 dan menanyakan kepada rekan2 di Bandung, ini musik apa ? mereka jawab ini Nine Inch Nails, industrial dan band yang bawain adalah Koil. Sampler dan midi adalah hal yang langka, saat itu, setahu saya, band yang menggunakan sampler di Jakarta hanya ada dua band, yakni Voodoo ( cover version Queen ) dan satu lagi KLA Project. Setelah kembali ke Jakarta, maka NIN – Broken adalah kaset pertama industrial pertama saya ( sampai sekarang masih disimpan ).

NIN adalah pseudo ego dari Trent Reznor, sebuah band yang tiba2 menghentakkan dunia musik global diera 90an, dengan mengemas kembali scene musik dalam segmen ceruk (niche), Industrial. Dikarenakan kemampuan pemahaman saya tidak cukup baik untuk mengulas mengenai scence music Industrial, maka saya lebih memilih mengulas mengenai 3 tahapan music NIN. Mudah2an narasi ini serta kesukaan saya mengikuti NIN sejak 1996, dapat memberikan insight yang menarik tentang Band yang unik, cerdas, berani dan sangat sadar visual.

Jika mengacu dari http://www.nin.wiki ,maka terdapat 33 buah album NIN yang telah dirilis ( saya tidak membedakan album lengkap ataupun remixes, karena dua jenis album tersebut, telah disupervisi oleh Trent Reznor dan menghasilkan masing-masing karakter lagu yang berbeda disetiap albumnya). Untuk mempermudah pemahaman, saya mengkategorikan tiga tahapan utama music NIN, yakni : tahapan distorsi, tahapan dub step dan tahapan ambiance.

Pada tahapan distorsi, NIN kerap menggunakan bauran music dengan menampilkan distorsi pada album2 awalnya. Meskipun dominasi digital, keyboard masih terdapat dalam album2 tersebut, namun unsur distorsi / raw sound kerap dimasukkan Trent Reznor dalam album2 awal NIN. Kita dapat menyimak sound distorsi tersebut pada album preety hate machine, broken, closure, downward spiral hingga Fragile. Pada tahapan ini, music NIN, tidak lagi mencari bentuk, namun benar2 ditampilkan dengan energy yang kuat, menampilkan music NIN dengan konsisten dan pastinya dentuman beat yang menghantam.

Kemudian pada tahapan berikutnya, music NIN berkembang dengan mengecepankan sound digital, dub step dan mengurangi dengan sangat unsur distorsi. Kita bisa menyimak mengenai pengulangan notasi pada album2 : with teeth ; year zero ; ghost ; the slip. Bagi saya pribadi, pada tahapan ini, music NIN, cenderung membosankan karena dominan dengan pengulangan dan tidak seenergic pada saat era distorsi.

Nah saat ini, setelah bertemu dengan Atticus Ross, music NIN kemudian mulai terbentuk lagi dengan warna ambiance dan space yang cukup dominan. Kita dapat menyimak perihal music ini pada album2 : hesitation, not actual dan saat ini add violence. Pada era ini, saya bisa mendapatkan eksplorasi baru tentang music rock dan industrial itu sendiri, yakni music rock yang baguspun, sangat dimungkinan berisikan elemen ambiance dan space yang kuat. Musik NIN pada tahapan ini memiliki kualitas dan preferensi yang mendahului kemampuan pada pendengarnya untuk dapat mengunyah dengan baik.

NIN adalah Trent Reznor, yang memiliki kekuatan fokus akan kualitas karya yang memiliki kualitas musikalitas diatas rata2. Hal ini tentu saja memberikan kesegaran dan optimistime tersendiri bagi saya, bahwa fokus dan konsistensi Trent Reznor akan music membuahkan hasil yang signifikan dan itulah yang membuat NIN begitu berbeda dan selalu mendapatkan proporsi pemberitaan yang baik oleh media global. Trent Reznor, mampu meramu idealisme, teknologi, seni dan sikap menjadi hal yang mungkin dan relevan.

YOUR GOD IS DEAD, AND NO ONE CARE, IF THERE IS HELL, I SEE YOU THERE ...