Konten dari Pengguna

Partai Buruh Sebagai Alat Politik Kelas Pekerja

Kahar S Cahyono
Wakil Presiden FSPMI - Wakil Presiden KSPI - Ketua Bidang Infokom dan Propaganda Exco Pusat Partai Buruh
7 Mei 2023 13:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kahar S Cahyono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Konsolidasi Persiapan May Day 2023 oleh Serikat Buruh dan Partai Buruh. Ini membuktikan, bahwa keberadaan Serikat Buruh dan Partai Buruh saling menguatkan. Foto: Ocha
zoom-in-whitePerbesar
Konsolidasi Persiapan May Day 2023 oleh Serikat Buruh dan Partai Buruh. Ini membuktikan, bahwa keberadaan Serikat Buruh dan Partai Buruh saling menguatkan. Foto: Ocha
ADVERTISEMENT
"Serikat Buruh bukan Partai Buruh." Pernyataan ini valid. Tidak salah. Serikat Buruh memang bukan Partai Buruh. Pun kehadiran Partai Buruh bukan untuk menggantikan keberadaan Serikat buruh.
ADVERTISEMENT
Justru sebaliknya, Partai Buruh menjadi alat politik untuk melengkapi perjuangan kaum buruh.
Sebagaimana kita tahu, buruh merupakan tulang punggung di dalam pembangunan. Tanpa buruh, dunia tidak seperti yang kita lihat sekarang. Ini tidak bisa dipungkiri. Sesuatu yang semakin menegaskan betapa keberadaan kaum buruh sangatlah penting.
Buruh lah yang bekerja dan berjuang setiap hari untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka berserta keluarganya. Buruhlah yang setiap waktu membangun beradaban dunia. Karena keberadaannya sangatlah berarti, sesuatu yang wajar jika kemudian kaum buruh berharap mendapatkan kepastian kerja, kepastian upah, dan kepastian pendapatan.
Di sanalah serikat buruh hadir. Sebagai alat untuk membela, melindungi, dan memperjuangkan hak dan kepentingan kaum buruh.
Namun demikian, sebagai alat perjuangan, serikat buruh memiliki keterbatasan; khususnya dalam perjuangan di ranah politik. Padahal kita tahu, setiap aspek kehidupan kita tidak lepas dari kebijakan politik. Sesuatu yang tidak bisa sepenuhnya dilakukan oleh serikat buruh.
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya, selain Serikat Buruh, kita juga memerlukan keberadaan Partai Buruh. Melalui partai, kelas pekerja memiliki senjata yang lebih lengkap dan mumpuni dalam berjuang untuk merebut kembali haknya yang dirampas dan dicuri.
Dengan adanya Partai Buruh, setidaknya suara kaum buruh tidak lagi absen di ruang-ruang pengambilan keputusan. Tidak ada lagi regulasi yang mengebiri hak buruh dan rakyat kecil lolos dengan mudah. Ini sangat memungkinkan, ketika Partai Buruh memiliki keterwakilan di parlemen. Buruh dapat memberikan suara dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan buruh.
Selama ini kita mengeluhkan bagaimana sulitnya berjuang tanpa adanya partai berbasis kelas. Tidak ada satu partai politik pun yang merepresentasikan kepentingan kaum buruh.
Bisa kita lihat, absennya kelas pekerja dampaknya sangat buruk. Banyak kebijakan yang lahir, cenderung merugikan kaum buruh dan elemen kelar pekerja yang lain.
ADVERTISEMENT
Tetapi kita sadar, sekedar mengeluh tidak akan menyelesaikan persoalan. Itulah sebabnya, kehadiran Partai Buruh harus dibaca sebagai ikhtiar sungguh-sungguh dari kelas pekerja untuk mengakhiri absennya kelas pekerja di panggung politik. Partai Buruh hadir sebagai alat politik kelas pekerja.
Dari sanalah kita optimis akan lahir kebijakan yang lebih pro-buruh.
Kahar S. Cahyono, Wakil Presiden FSPMI dan KSPI