Konten dari Pengguna

Mindfulness : Solusi Jitu Atasi Quarter Life Crisis

Kaisya Ahmadah
Pelajar di SMAS Muhammadiyah 2 Wuluhan
21 Oktober 2024 8:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kaisya Ahmadah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay
ADVERTISEMENT
Fenomena Quarter Life Crisis kerap kali dialami oleh mereka yang tengah dihadapkan pada keputusan-keputusan dari berbagai pilihan hidup. Krisis seperempat kehidupan atau biasa disebut Quarter Life Crisis, adalah istilah yang merujuk pada masa ketidakpastian yang banyak dialami oleh orang-orang berusia 20-30 tahun. Namun, banyak juga orang-orang dibawah usia 20 tahun yang ternyata telah mengalami Quarter Life Crisis.
ADVERTISEMENT
Di masa ini Individu akan mengalami kebingungan, kecemasan, dan kegelisahan terkait berbagai aspek kehidupan dewasa. Emosi-emosi negatif tersebut akhirnya berdampak pada psikis individu yang menyebabkan timbulnya tekanan emosional dan berakhir pada krisis identitas. Meskipun begitu, Quarter Life Crisis bukanlah akhir dari segalanya. Justru, ini adalah kesempatan terbaik untuk mengintrospeksi diri dan menemukan tujuan hidup yang selaras dengan Impian masing-masing pribadi melalui mindfulness.
Mindfulness adalah kondisi di mana individu memiliki kesadaran penuh terhadap fokus dan arah perhatian dalam setiap aktivitas yang dilakukan pada atensi yang dituju. Mindfulness mencakup usaha untuk mengurangi tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas diri. Sedangkan keadaan sebaliknya disebut Mindlessness. Mindlessness ialah ketika seseorang berada dalam kondisi mindless, pikirannya tidak terfokus, dan tidak memperhatikan apa yang terjadi di sekitarnya. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan konsep mindfulness yang memberikan perhatian secara utuh terhadap suatu hal.
ADVERTISEMENT
Mindfulness diklaim dapat membantu mengatasi permasalahan tekanan emosional yang terjadi pada diri seseorang. American Psychological Association menyatakan bahwa Mindfulness bermanfaat dalam mengurangi stres, membangun fokus, meningkatkan daya kerja otak, mengurangi reaksi emosional yang berlebih, dan dapat meningkatkan imunitas tubuh. Lantas, bagaimana praktik Mindfulness untuk dapat mengatasi Quarter Life Crisis?
Pada dasarnya, praktik Mindfulness dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Mindfulness juga tidak membutuhkan alat-alat khusus sehingga dapat dengan mudah dilakukan oleh berbagai kalangan. Mindfulness cukup dilakukan dengan niat, tekad, dan keyakinan penuh untuk dapat mencapai fokus dalam meningkatkan kualitas emosional yang stabil. Beberapa praktik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Meditasi
Meditasi adalah latihan fokus yang membantu meningkatkan kesadaran diri. Melalui meditasi, pikiran dapat dikendalikan dengan lebih baik. Saat bermeditasi, gelombang otak melambat, pernapasan menjadi lebih tenang, dan konsumsi oksigen berkurang. Keadaan ini membawa pikiran ke alam bawah sadar, di mana gelombang otak menjadi lebih stabil sehingga memicu otak untuk melepaskan hormon endorfin. Hormon endorfin adalah zat kimia dalam tubuh yang memicu perasaan senang dan bahagia.
ADVERTISEMENT
Pada praktik ini, seseorang hanya perlu duduk dengan posisi kaki bersila di lantai, di kursi, atau di mana saja. Selanjutnya, fokus pada sirkulasi nafas secara perlahan. Meditasi cukup dilakukan dengan menyisihkan waktu 15-20 menit dalam sehari. Namun bagi pemula, boleh dilakukan dengan durasi 5 menit setiap hari untuk membentuk kebiasaan.
2. Menulis Jurnal
Menulis jurnal atau kerap disebut Journaling adalah suatu kegiatan penyaluran emosi, pikiran, dan perasaan yang paling dalam tentang pengalaman yang menyakitkan atau traumatis ke dalam bentuk tulisan pribadi. Menulis jurnal dapat dilakukan kapan saja dan usahakan rutin setiap hari supaya efek yang dihasilkan dapat maksimal. Pada dasarnya menulis jurnal adalah hal yang sangat mudah, sebab isi dari tulisan yang dibuat berasal dari kata hati. Berisi curahan dari segala perasaan yang tak mampu diutarakan sehingga dituangkan dalam bentuk tulisan. Namun, banyak orang mengatakan bahwa mereka bingung dengan apa yang harus ditulis. Ingalah bahwa tidak perlu memiliki bakat menulis untuk melakukan Journaling dan tidak perlu membuat tulisan yang sempurna, sebab jurnal ini adalah untuk dibaca pribadi.
ADVERTISEMENT
3. Afirmasi Positif
Menurut Saras (2024), Afirmasi Positif adalah pernyataan yang membawa harapan atau cita-cita, baik dalam pikiran maupun tulisan, yang bertujuan untuk mengatasi pikiran negatif dan meningkatkan sikap positif. Dengan rutin melakukan afirmasi positif, kita dapat melatih otak untuk berpikir dengan optimis dan memperkuat keyakinan positif dalam diri kita sendiri. Praktik afirmasi positif yang paling mudah dilakukan adalah dengan menyempatkan waktu 5-10 menit dalam sehari untuk mengatakan hal-hal baik yang dapat memotivasi diri.
Quarter Life Crisis memang fase yang menantang, tapi bukan berarti tidak dapat diatasi. Dengan membangun kesadaran diri, siapapun pasti dapat terbebas dari lingkaran yang penuh akan tekanan emosional. Selalu ingat bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna dan setiap individu memiliki episode kesulitan hidup yang beragam. Quarter Life Crisis hadir sebagai pengingat bahwa hidup ini pilihan dan akan selalu penuh resiko. Sehingga, kita harus bijak memilih resiko mana yang hendak dijalani melalui Mindfulness. Jangan ragu untuk terus belajar dan fokus pada apa yang layak dan dapat dikendalikan.
ADVERTISEMENT