Konten dari Pengguna

Tenun Tradisional Khas Dayak Benuaq Hadir di ICE BSD City

Kajol Febrianti
Berwisata dan kulineran
16 Desember 2017 15:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kajol Febrianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tenun Tradisional Khas Dayak Benuaq Hadir di ICE BSD City
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pameran dan Workshop agaknya mendominasi acara PDIP di Rakornas Tiga Pilar di ICE BSD City Tangerang. Setelah dibuka secara resmi oleh Presiden Jokowi, Megawati, BJ Habibie, dan Jusuf Kalla, ada ratusan pengusahan UMKM binaan yang hadir di lokasi tersebut untuk memamerkan karyanya.
ADVERTISEMENT
Ada namanya Kerajinan Tenun Ulap Doyo. Kerajinan kain tenun ini berasal dari daerah Kalimantan Timur. Apa sih itu Tenun Ulap Doyo? Tenunan yang dipajang dan dipamerkan di acara Rakornas Tiga Pilar PDIP ini adalah identitas khas suku Dayak Benuaq. Jangan salah teman-teman proses pembuatan kain tenun ini tidak serampangan.
Doyo sendiri berupa sebuah tanaman yang menjadi bahan utama kain tenun. Bentuknya hampir mirip pandan namun dengan lebar yang lebih besar. Tumbuhnya pun di sekitar pinggiran hutan. Mengapa tanaman ini dijadikan kain tenun? Alasannya karena serat-serat Doyo dikenal kuat jika dipintal menjadi benang.
Lebih dalam lagi, ternyata pengguna kain tenun ini tidak bisa sembarang orang, pada dulunya. Karena motif-motif tenun Ulap Doyo juga melambangkan strata social penggunanya. Misalnya motif naga melambangkan kecantikan perempuan, motif perahu merupakan lambing kerjasama dalam sebuah usaha, dan motif harimau menunjukkan keperkasaan seorang pria. Dan ada beragam jenis motif lain yang mayoritas berupa flora dan fauna.
ADVERTISEMENT
Bagaimana sih caranya mengubah Doyo hingga menjadi sebuah kain jadi?
Pertama daun doyo tentu saja dikeringkan. Kemudian, disayat mengikuti arah serat daun. Setelah itu serat-serat yang didapat dilinting hingga menjadi serat yang kuat untuk dibuat sebagai benang. Setelah selesai, benang-benang yang sudah jadi diberi pewarna alami yang berasal dari buah-buahan.
Nah kini, tenun tersebut dipamerkan di acara Rakornas Tiga Pilar PDIP di ICE BSD City dan terbuka untuk umum melihatnya. Telisik punya telisik menurut beberapa sumber kredibel, kerajinan ini sudah ada sejak zaman kerajaan Kutai lho.