Konten dari Pengguna

Riuh Politik Belum Tuntas

Maulana Kalam Firdaus
Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah
2 Juni 2024 14:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulana Kalam Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
20 Maret 2024 KPU telah merilis hasil rekapitulasi suara nasional dengan menetapkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2029. Dan juga mengumumkan 8 partai yang sudah dipastikan melenggang ke Senayan dengan memenuhi ambang batas parlemen (Parlimentary Threshold) atau paling sedikitnya memenuhi suara 4% secara nasional.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat, 8 partai ini adalah 'pemain lama' terkecuali PPP yang kurang dari ambang batas parlemen, Partai berlogo Ka'bah tersebut hanya mampu meraup 3,87% suara dimana turun dibandingkan 5 tahun lalu yang mendapatkan 4,52% suara.
Proses pesta demokrasi belum selesai, hasil dari KPU masih bisa diajukan ke Mahkamah Konstitusi sebagai bagian dari mekanisme pemilu di Indonesia. Hal ini menjadi suatu hal yang wajar dan patut untuk kita hargai karena merupakan hak konstitusional.
KONSTETASI BERLANJUT
Pesta Demokrasi masih terus berlanjut, momen pemilu dan pilkada yang berdekatan menjadikan mesin-mesin politik belum bisa dipadamkan. Partai-partai politik masih harus mengatur strategi dari basis suara daerah, apalagi diarea Big Voters Population seperti provinsi-provinsi di Jawa, Sumatera Utara, Lampung, dan Sumatera Selatan. Begitu juga dengan provinsi lainnya, tetapi pada area ini pasti sangat diperebutkan sebagai basis politik strategis bagi stabilitas politik 5 tahun kedepan. Seperti pada pilpres, dimana Prabowo-Gibran hanya kalah di dua provinsi Sumatera Barat dan Aceh yang didominasi pemilih Anies-Muhaimin. Sementara pasangan Ganjar-Mahfud gagal mendulang suara disatu provinsi pun. Pada arena legislatif, PDIP berhasil mempertahankan suara dibasis utamanya seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara dan daerah lain. Tetapi PDIP juga harus bersaing dengan Golkar yang memiliki basis suara yang lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Kenapa Pilkada ini begitu penting? kita harus pahami bawa demokrasi sebagai proses yang sistematik, hubungan politik pemerintah daerah dan pemerintah pusat sangat berpengaruh dalam semua aspek. Proyek Strategis Nasional akan kondusif apabila Kepada Daerah memiliki 'kedekatan' dengan pemerintah pusat. Proyek-proyek pemerintah pusat dan juga bantuan sosial masyarakat bisa lebih tepat sasaran apabila pemerintah daerah dan pusat memiliki kedekatan.
Kontetasi belum selesai, 'lawan jadi kawan' itu lah yang kita lihat saat ini. Seperti yang diisukan Partai NasDem dan PKB yang akan bergabung dengan koalisi pemerintahan. Kita boleh kecewa, kita boleh marah tetapi itulah politik. Tidak ada yang pasti dalam politik.
Dengan politik yang begitu dinamis, maka mungkin akan terjadi lagi ketidakseimbangan antara pemerintah dan oposisi. Mari kita lanjutkan dan tunggu kontetasi berikutnya.
ADVERTISEMENT