Konten dari Pengguna

Transportasi Umum Adalah Panggung Kehidupan Nyata

Kalis Jalu Pamungkas
Mahasiswa S1 Agribisnis Universitas Sebelas Maret
18 Juni 2024 7:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kalis Jalu Pamungkas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bus Kota | sumber : pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bus Kota | sumber : pixabay.com
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, transportasi umum seperti bus atau kereta hanyalah sarana untuk mencapai tujuan. Namun, bagi saya yang mengamati lebih dekat, transportasi umum adalah panggung kehidupan nyata yang menampilkan drama kecil sehari-hari dari berbagai lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di sanalah kita dapat menyaksikan semua manusia pasti lelah. Pekerja kantoran yang tertidur lelap setelah menjalani hari yang melelahkan, mahasiswa yang menguap lebar setelah begadang mengerjakan tugas, atau ibu rumah tangga yang terkulai lemas seusai membersihkan rumah dan mengurus anak-anak.
Lelah adalah kondisi yang dialami semua manusia tanpa memandang usia, pekerjaan, atau status sosial. Lelah bukanlah satu-satunya emosi yang terpancar di transportasi umum. Ada juga wajah-wajah cemas dari mereka yang menghadapi masalah rumit dalam hidup atau raut bahagia dari mereka yang baru saja merayakan keberhasilan.
Ilsutrasi menunggu bus di halte | sumber : pixabay.com
Interaksi sosial dan lintas budaya di dalam kendaraan
Tanpa kita sadari, kita bahkan dapat menangkap percakapan singkat antara dua orang asing yang berbagi cerita hidup mereka, seolah-olah transportasi umum adalah ruang terapinya sendiri. Dalam kebisingan dan hiruk-pikuk transportasi umum, kita diingatkan bahwa setiap orang memiliki kisah hidup yang unik dan kompleks.
ADVERTISEMENT
Setiap individu memikul beban dan tantangan tersendiri, namun mereka tetap melanjutkan perjalanan hidup dengan kekuatan dan ketabahan yang luar biasa. Percakapan-percakapan singkat ini menjadi jendela kecil yang mengintip ke dalam kehidupan orang lain. Mereka mengingatkan kita untuk bersikap empatik dan memandang sesama dengan rasa hormat dan pemahaman yang lebih besar.
Dalam keramaian transportasi umum, kita mungkin merasa terisolasi dan terasing dari orang-orang di sekitar kita. Namun, ketika kita mendengarkan percakapan-percakapan ini, kita diingatkan bahwa kita semua terhubung dalam perjalanan hidup yang sama-sama rumit dan menantang. Kita tidak sendirian dalam perjuangan kita, dan dengan membuka hati kita terhadap kisah-kisah orang lain, kita dapat menemukan kekuatan dan inspirasi untuk menghadapi tantangan dalam hidup kita sendiri.
Ilustrasi menelpon di dalam Bus | sumber : freepik.coom
Momen tak terduga yang menggambarkan kehidupan nyata
ADVERTISEMENT
Salah satu momen yang membuat saya terharu adalah ketika perjalanan pulang menuju rumah menaiki bus Sugeng Rahayu, seorang sopir bus merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya. Dengan wajah lelah namun teduh, dia menelpon anaknya melalui panggilan video.
Matanya yang lelah kini bersinar penuh cinta dan kasih sayang, seolah anaknya berada di hadapannya meski hanya melalui sambungan telepon. Meski lelah, dia memiliki kekuatan baru yang mengalir dari percakapan singkat dengan anaknya. Sebuah kekuatan untuk terus berjuang demi mereka yang dicintainya.
Panggung kemanusiaan dalam perjalanan hidup
Tansportasi umum mengingatkan kita untuk tidak pernah meremehkan kekuatan dari interaksi-interaksi kecil yang terlihat sederhana. Sebuah senyuman, anggukan kepala, atau percakapan singkat dengan orang asing dapat memberikan dampak yang tak terduga dalam hidup kita dan hidup orang lain. Mereka adalah benang-benang tipis yang mengikat kita dalam jalinan kemanusiaan yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, transportasi umum tidak hanya membawa kita dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga membawa kita lebih dekat dengan sesama manusia. Dalam setiap perjalanan, kita memiliki kesempatan untuk menemukan koneksi, empati, dan pemahaman yang lebih dalam terhadap kehidupan manusia.