Konten dari Pengguna

Jalan Berliku Pejuang Pemulihan dari Kecanduan Narkoba

Kallista
Profesional adiksi di Balai Besar Rehabilitasi BNN
12 Maret 2021 21:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kallista tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak muda gunakan narkoba. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak muda gunakan narkoba. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
“Selamat Hari Perempuan Internasional”, begitu ujarku kepada klienku. Dia tersenyum getir, tersirat rasa malu semburat di wajahnya. Wajah yang meski tak lagi muda, namun sorot kecantikan nampak tersamar dibalut kacamata fotokromik dan mata yang sendu. Wajah yang tersipu malu, namun mampu menceritakan liku perjuangan dalam pemulihan dan rehabilitasi narkoba.
ADVERTISEMENT
Empat puluh tahun lebih hidupnya, saat ini ditemani keseruan menjalani rehabilitasi. Dia bercerita, hampir seluruh hidupnya kenyamanan adalah yang selalu dicari. Ketika dididik dengan keras oleh ibunya, kenyamanan diberikan oleh almarhum ayahnya, pahlawan pertama dan terbaik di sepanjang hidupnya. Ketika bertemu pasangan hidup yang ringan tangan dan lisan setajam sembilu, kenyamanan diberikan oleh kawan-kawannya. Mereka yang ternyata hanya memanfaatkan dan menjerumuskan dia.

Kenyamanan semu dari narkoba

Kenyamanan tersebut akhirnya berlabuh pada sabu. Sabu yang telah mengontrol hidupnya. Sabu yang telah membajak otaknya hingga melepaskan dopamine dan membanjiri seluruh kepalanya, nikmat dan sangat nyaman. Namun, kenyamanan tersebut dibayar amat sangat mahal untuk memulihkan semua rasa bersalah, malu, marah, dan dendam yang jumpalitan di sepanjang hidupnya, semu dan palsu. Sungguh tak sebanding rasa nyaman tersebut dengan derita yang dialaminya pun derita orang-orang terkasih di sekelilingnya. Semua berawal ketika narkoba membajak sistem limbik di otak hingga dibanjiri oleh dopamine.
ADVERTISEMENT
Dopamine adalah salah satu hormon bahagia yang diproduksi otak yang mempengaruhi rasa puas dan senang. Dalam kondisi normal, otak hanya mampu mengeluarkan dopamine sekitar 50-an. Sedangkan ketika mengalami hari yang teramat membahagiakan, secara normal hormon dopamine yang dikeluarkan otak maksimal sejumlah 100-an. Lebih dahsyat lagi, ketika narkoba membajak otak seseorang, dopamine yang keluar mencapai 500 sampai lebih dari ratusan ribu. Bahkan sabu ketika membajak otak seseorang, jumlah dopamine yang dipaksa keluar mencapai 400.000-an. Otak seakan dibanjiri dopamine, hingga kenyamanan terasa sangat maksimal. Atau dengan kata lain, narkoba adalah cara tercepat, termudah, serta paling maksimal untuk bahagia dan nyaman.
Kenyamanan yang dicari untuk mengembalikan rasa yang sama ketika bahagia setelah menahan sakit pasca-melahirkan. Atau kenyamanan yang dirindukan ketika menggendong anaknya, serta bercengkrama dengan anak-anak yang lucu dan menyejukkan mata. Kenyamanan yang diimpikan ketika rindu pada sosok pahlawan yang kini mengembara di alam barzakh. Kenyamanan yang diharapkan saat bersama Sang Ibu, meski jauh di dalam hatinya ada luka atas masa kecil yang getir. Kenyamanan ketika berupaya tegar saat bertemu adik dan kakaknya yang rerata sukses, sedangkan ia kini terjatuh, tertatih, merangkak dalam menata hidupnya.
ADVERTISEMENT
Ahh… Semua itu ibarat gunung es di dalam lautan, teramat dingin. Begitu dalam menghujam kehidupanmu. Orang lain hanya memberikan label sampah, memalukan, atau nakal atas permukaan gunung es hidupmu yang mengesankan bahwa kamu sumber masalah. Orang lain tak mengerti bahwa di bawah permukaan laut hidupmu, ada gunung api yang sewaktu-waktu dapat meledak.
Gunung api atas rasa bersalah dan malu karena menjadi salah satu anggota keluarga yang mempermalukan kehormatan keluarga besar dan kehilangan orang terkasih. Sedih karena semua uang yang habis dihambur-hamburkan tanpa manfaat. Luka atas inner child yang menyesak pilu. Amarah atas kehilangan sosok pahlawan. Dan dendam atas kegagalan rumah tangga serta perlakuan buruk yang berujung pada ketakutan akan hidup menua sendiri, hampa, dan kehilangan harga diri.
ADVERTISEMENT

Titik balik dari jalan berliku

“Apakah masih ada kesempatanku, sis?”, tanya dia, bimbang. Mukanya masih tertunduk, sambil sesekali menarik napas, berat. Aku diam, perlahan berujar, sejarah mencatat bahwa orang-orang besar lahir dari lautan dengan ombak dahsyat, berjalan tertatih di pegunungan berliku, dan sering kali terjatuh di lubang besar, namun dia tahu cara untuk bangun dan mau meminta bantuan. Saatnya menjadi pahlawan, dengan memenuhi janji menjadi perempuan seutuhnya bagi diri dan anak-anak. Bukan lagi menunggu atau mencari pahlawan lain bahkan berharap mereka hidup lagi untuk memberikan kenyamanan. Para pahlawan, mungkin tidak selalu nyaman, tapi mereka begitu dirindukan. Para pahlawan tidaklah sempurna, tapi dia bisa jatuh lalu berdiri dan menerima ketidaksempurnaanya. Kamulah pahlawan tersebut, untuk dirimu sendiri dan untuk anak-anakmu, untuk mereka yang masih bernyawa.
ADVERTISEMENT
Hening, perlahan kuselipkan Kartu Ucapan 'Selamat Hari Perempuan Internasional'
”.
Untukmu, pejuang mulia dengan label Ibu.
Untukmu, pejuang Tangguh dengan label single parent.
Untukmu, yang tertatih membangun kembali reruntuhan bernama harga diri dan kehormatan.
Untukmu, yang terjatuh mencari kenyamanan, bisa jadi justru ketidaknyamanan merupakan jalan menuju terhormat.
Untukmu, yang berulang kali berusaha bangkit, merangkak…
Congratulation kamu memang istimewa, perlahan pastikan mereka yang di sekelilingmu memang teguh pada pemulihan, bukan main mata atau sekedar menjilat dan akhirnya membuatmu semakin terpuruk.
Untukmu, yang belajar menerima keterpurukan, kesedihan, ketidaknyamanan, kesendirian, ketidakpunyaan, tak mengapa asalkan kau tepati janjimu, biarkan almarhum bangga dan tersenyum.
Bahagiakan pula mereka yang masih hidup. Penuhi janjimu!
Dia hanya terdiam, menatap nanar tulisan yang tertera, tenggelam dalam bait doa dan isak tangis. Perlahan, pikirannya kembali mindful, di sini, sekarang, dan sadar sepenuhnya bahwa jalan pemulihan dari narkoba akan berliku. Itulah jalan para pejuang pemulihan dari kecanduan narkoba. Perlahan, kembali dipeluk dirinya sendiri, sangat erat, penuh penerimaan dan pemaafan kepada diri sendiri.
ADVERTISEMENT
*tulisan ini sudah seizin pihak-pihak terkait dan terinspirasi dari https://www.youtube.com/watch?v=SAeMwSmZiU4&t=513s