Konten dari Pengguna

Moving Class Membina Hubungan Sehat bagi Klien dengan Masalah Narkoba (2)

Kallista
Profesional adiksi di Balai Besar Rehabilitasi BNN
1 April 2021 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kallista tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi pixabay.com

Berlatih memberikan apresiasi

ADVERTISEMENT
Loe hebat karena berani bertanggung jawab, gue bangga sama loe,” ujar Seno kepada Ambro. “Gue salut atas keputusan loe akhirnya masuk rehab”, ucap Wahyu ke Budi.
ADVERTISEMENT
Terbata-bata mereka mengucapkan kalimat tersebut. Terdengar kaku, kemudian tertawa lepas. Mereka sedang berlatih mengapresiasi orang lain dengan bahasa yang tepat. Salah satu segmen dalam Moving Class Membina Hubungan Sehat (MC MHS) di Balai Besar Rehabilitasi BNN adalah ketika berlatih mengapresiasi orang lain.
“Canggung, Sis”, kata Seno, “Ga biasa pake (bahasa) gituan kalo ngomong”.
Setiap yang masuk ke dalam otak, maka itulah yang akan sering kita dapatkan maupun diucapkan. Canggung mungkin karena terbiasa mendapatkan hal yang tidak menyenangkan. Sehingga pengalaman tidak menyenangkan tersebut direkam sedemikian rupa hingga terbiasa mengucapkan perkataan yang juga tidak menyenangkan.
“Wajar, kita semua pernah mengalami. Apalagi budaya kita yang cenderung pemalu, maka memuji bisa jadi hal yang tabu. Nah, saat rehab, kita tuh ditawarkan pola baru, dilatih kebiasaan baru. Salut loh, teman-teman mencoba pola dan kebiasaan baru. Applause dulu untuk anda semuanya,” ujarku.
ADVERTISEMENT
Ruang kelas bergemuruh dengan tepuk tangan, apresiasi mereka atas diri sendiri. Lalu mereka tertawa lepas.

Box of Love

“Nah, kelas ini sejak sesi pertama menawarkan kebiasaan untuk terus mengapresiasi diri sendiri, mengapresiasi orang lain. Makanya ada box of love. Itu kotak surat yang berisi pujian dari kawan mengenai hal baik tentang anda masing-masing. Di awal dan di akhir sesi, anda akan selalu diingatkan untuk mengisi box of love milik teman anda. Semakin banyak mengisi box of love milik kawan anda, sejatinya anda semakin mengapresiasi diri sendiri. Lalu saat wisuda, masing-masing akan mendapatkan box of love milik sendiri.”
“Kita akan diwisuda, Sis?” tanya Kiky.
“Oh iya, di sesi akhir, teman-teman akan diwisuda karena telah menyelesaikan seluruh sesi. Hanya bagi mereka yang mengikuti tuntas seluruh sesi. Teman-teman akan menggunakan topi toga yang dibuat sendiri. Siap-siap ya untuk mengikuti keseruan saat wisuda. Kalian pasti terlihat hebat.”
ADVERTISEMENT
Wisuda, mungkin kata itu hanya terucap oleh orang tua mereka kepada adik atau kakak mereka. Wisuda mungkin barang langka bagi klien dengan masalah kecanduan narkoba. Wisuda mungkin juga tak pernah terbayangkan bagaimana prosesinya, perasaan khidmat dan haru apalagi bangga karena menyelesaikan suatu jenjang pendidikan.
Moving class Membina Hubungan Sehat (MC MHS) ini memang bukan sebuah jenjang pendidikan, namun menyelesaikan tuntas serangkaian proses pembelajaran merupakan pengalaman berharga bagi klien. Prestasi luar biasa. Bahkan bisa saja mereka cabut di tengah jalan, tidak menuntaskan seluruh sesi MC MHS. Oleh karena itu, klien yang tuntas menyelesaikan MC MHS akan menjalani prosesi wisuda sebagai bentuk apresiasi mereka mau bertahan dan menuntaskan pembelajaran dalam MC MHS.
ADVERTISEMENT
Mereka terdiam. Kilasan perjalanan hidup kembali terlintas dalam benak mereka. Pengalaman tinggal kelas, bullying, tidak lulus atau tertunda kelulusan, maupun orang tua dipanggil oleh pihak sekolah seakan berputar-putar dalam benak mereka. Penuh, sesak, menghujam hingga ke alam bawah sadar, dan sungguh mengusik kenyamanan.
“Bicara tentang membina hubungan sehat dengan orang lain, ternyata diawali dengan menjalin hubungan sehat dengan diri sendiri. Bagaimana siy menjalin hubungan sehat diri sendiri?” tanyaku sebagai fasilitator. “Apakah ada yang tau?”, pertanyaan kembali kutegaskan.
Diam, lebih sunyi dari sebelumnya. “Gimana caranya, Sis?”, tanya Pak Budi.
Apresiasi diri sendiri
Kuputar short movie karya Hannah Grace berjudul Overcomer. Video yang ditonton hampir tujuh juta pemirsa sejak April 2016 bercerita tentang seseorang yang selalu dilabel tidak bisa, tidak berguna, hingga merasa tidak ada yang peduli. Lalu dia berdialog dengan anak kecil yang merupakan dirinya di masa lalu seraya memeluk sang anak, dan berkata kamu berharga.
ADVERTISEMENT
“Ternyata kita berharga, apapun kondisi kita. Kenapa? Karena kita sampai di sini, sampai rehabilitasi, hebat banget loh, ketika yang lain masih sibuk dengan sabu. Saya ingin sekali menyampaikan penghargaan terdalam kepada anda semua.” Saya kemudian bertepuk tangan diikuti oleh seluruh peserta seraya berujar, “Salut, anda luar biasa”.
Kembali bicara tentang membina hubungan dengan diri sendiri sebagai pondasi membina hubungan sehat dengan orang lain. Semakin menerima diri sendiri, maka kita akan semakin mudah memaafkan diri sendiri, Semakin berlatih memaafkan diri sendiri, sesungguhnya kita belajar semakin percaya pada diri sendiri. Percaya pada diri sendiri untuk menjadi lebih baik, bangkit dari keterpurukan, dan berjuang untuk menyayangi diri sendiri. Pada akhirnya orang lain pun membuka diri untuk menjalin hubungan dengan kita.
ADVERTISEMENT
“Jika diberikan kesempatan untuk bicara pada diri sendiri, apa yang ingin kamu katakan? Atas semua pengalaman hidup yang telah terjadi.”
“Kamu koq sulit berubah”, tanya Ambro. “Kamu harus berubah.”, kata Pak Budi. “Berbuat baiklah”, tambah Kiky. “Bangkit”, Pak Wahyu menimpali. “Maju terus, kamu bisa”, tutup Seno.
“Bagus sekali, tapi koq semuanya ada tekanan. Bukankah itu yang biasa didengar. Bagaimana jika mengatakan sesuatu yang lebih lembut pada diri sendiri? Atau meminta maaf pada diri sendiri?
”, perlahan kusampaikan bagaimana mengapresiasi diri sendiri. Misalkan, “Terima kasih diri, tetap bertahan sampai hari ini”. Sambil mengucapkan nama sendiri, misalkan, “Aku menyayangimu, Mawar.”. “Seno, aku bangga padamu sudah sampai sejauh ini, terima kasih ya”. “Maaf ya tubuh, belum memperlakukan dengan lembut dan baik.”
ADVERTISEMENT
Mari sayangi diri agar lebih romantis hubungan dengan diri sendiri. Sehingga lebih mudah membina hubungan sehat dengan orang lain. Karena pada akhirnya semakin harmonis hubungan dengan orang lain, semakin sedikit resiko konflik, maka semakin besar kemungkinan pulih di luar sana.
*didedikasikan untuk seluruh fasilitator MC MHS di seluruh Indonesia, kalian sungguh berharga.