news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apresiasi Ketua LGN Maritim CTI Terhadap Institusi Riset di Wakatobi

Kamaruddin Azis
Blogger di www.denun.id. Cinta pesisir dan laut Indonesia.
Konten dari Pengguna
23 Desember 2019 5:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kamaruddin Azis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ir Hugua saat mendapat penjelasan dari Kepala LPTK Wakatobi, Akhmatul Ferlin yang didamping Sunarwan dan Arief Rahman (dok: LPTK Wakatobi)
zoom-in-whitePerbesar
Ir Hugua saat mendapat penjelasan dari Kepala LPTK Wakatobi, Akhmatul Ferlin yang didamping Sunarwan dan Arief Rahman (dok: LPTK Wakatobi)
ADVERTISEMENT
WAKATOBI - Di tengah kegiatannya yang padat, pada reses di Provinsi Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, Anggota Fraksi PDIP DPR RI, menyempatkan berkunjung ke Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK), (21/12/2019).
ADVERTISEMENT
Loka tersebut merupakan unit Kerja Pusat Riset Kelautan - Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (PRK-BRSDM KP), yang berkedudukan di Kabupaten Wakatobi.
LPTK dibangun di Wakatobi pada 2011 kala Hugua menjabat Bupati Wakatobi. Selama masa kepemimpinannya di Wakatobi, LPTK dijadikan sebagai etalase Kabupaten Wakatobi.
Hampir semua tamu penting yang datang ke Wakatobi dipastikan berkunjung ke LPTK sebagai Center of Excellent
Pada kunjungannya kali ini -- kunjungan pertama sejak resmi menjadi anggota DPR RI Periode 2019 – 2024 - Hugua diterima Akhmatul Ferlin (Kepala LPTK BRSDM KP), didampingi Efi Noferya (Kasubsie Pelayanan Teknis LPTK), Sunarwan Asuhadi (Ketua Kelompok Peneliti dan Perekayasa LPTK), serta Arief Rahman (Fungsional Perekayasa LPTK).
ADVERTISEMENT
Hadir pula Manafi, salah satu anggota Tim Tujuh Pemekaran Wakatobi sebagai Kabupaten, serta pernah menduduki sejumlah jabatan penting pada masa kepemimpinan Hugua sebagai Bupati Wakatobi periode 2006-2011.
Akhmatul Ferlin, amat bersemangat memperkenalkan dua inovasi unggulan LPTK di hadapan Hugua. Inovasi unggulan LPTK tersebut, secara khusus di-branding dengan akronim Wakatobi, baik pada inovasi rancang bangun riset teknologi pengawasan laut maupun konservasi laut.
“Teknologi Konservasi Laut disebut dengan Wahana Perekayasaan Teknologi Konservasi Biota Sea Bamboo disingkat Wakatobi-Sea Bamboo, yang risetnya telah dimulai sejak tahun 2016,” jelas Akhmatul yang merupakan putra kelahiran Batulo Pulau Buton tersebut.
Menurutnya, riset ini merupakan amanah dari Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 46/KEPMEN-KP/2014 Tentang Penetapan Status Perlindungan Terbatas Bambu Laut (Isis spp).
ADVERTISEMENT
Hugua yang saat ini adalah juga Ketua Asosiasi Pemerintah Daerah Maritim 6 Negara CTI/ Maritim Local Government Network (Maritim LGN) memberikan apresiasi terkait riset Wakatobi-Sea Bamboo.
Bambu laut dikenal sebagai salah satu komoditas ekspor yang memiliki banyak manfaat, seperti bahan kosmetika, kerajinan tangan, bahan porselin, senyawa anti virus, bahkan dikenal sebagai ginseng laut.
"Saya akan mendorong ini kepada teman-teman yang ada di fraksi yang relevan serta kepada mitra kami di Kementerian agar menaruh perhatian pada pengembangan riset ini," janji Hugua.
Setelah memperkenalkan Teknologi Wakatobi-Sea Bamboo, Akhmatul Ferlin lalu memperkenalkan teknologi inovasi unggulan LPTK yang disebut dengan WakatobiAIS yang merupakan akronim dari Wahana Keselamatan dan Pemantauan Obyek Berbasis AIS, yang risetnya telah dimulai sejak tahun 2017.
ADVERTISEMENT
"WakatobiAIS dipersembahkan oleh LPTK untuk mengisi kekosongan teknologi keselamatan dan keterpantauan nelayan kecil yang selama ini merupakan segmentasi terbanyak yang mengalami kecelakaan laut,” kata pria yang akrab disapa Ferlin ini.
“Kelebihan lain WakatobiAIS adalah memiliki tombol SOS yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk menyampaikan keadaan darurat baik pada Base Station di darat maupun kapal-kapal lainnya yang ada di sekitar kejadian," tambahnya.
Menanggapi penyampaian Kepala LPTK tersebut, Hugua merespons bahwa agar WakatobiAIS dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat luas, khususnya para nelayan, dia berharap segera dilanjutkan dengan upaya sertifikasi.
“Saya berharap LPTK segera menyelesaikan tahapan sertifikasi, sehingga WakatobiAIS dapat segera diproduksi massal melalui pihak industri," sarannya.
Kunjungan Hugua di LPTK kali ini ditutup dengan sesi santai di ruang balkon LPTK yang terletak persis menghadap Laut Banda, kawasan yang menjadi ekosistem maritim bersama bagi Kawasan Indonesia Timur. (*)
ADVERTISEMENT