news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KKN Tematik, Bersama Tangani Risiko Bencana

Kamaruddin Azis
Blogger di www.denun.id. Cinta pesisir dan laut Indonesia.
Konten dari Pengguna
31 Juli 2018 5:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kamaruddin Azis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
KKN Tematik, Bersama Tangani Risiko Bencana
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Suasana pembekalan KKN terkait isu kebencanaan (dok: istimewa)
Isu pengurangan risiko bencana berbasis komunitas demi mewujudkan masyarakat tangguh bencana menjadi tema khusus KKN tematik di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
ADVERTISEMENT
KKN berlangsung dari tanggal 29 Juli hingga 29 Agustus 2018. Tim dosen pembimbing lapangan dari Universitas Halu Oleo terdiri dari La Ode Muh. Yasir Haya, ST., M.Si., Ph.D (Ketua) bersama Dr. Armid, S.Si., M.Sc., Dr. Wa Ode Salma, SST., M.Kes., dan Amadhan Takwir, S.Kel., M.Si.
Menurut ketua tim DPL, tema kegiatan pengabdian kepada masyarakat terintegrasi KKN tematik isu pengurangan riko Bencana Berbasis Komunitas (PRB BK) sengaja dipilih karena hal ini sesuai dengan kondisi faktual lapangan.
“Sering dirasakan oleh masyarakat Sultra khususnya Konawe Selatan seperti banjir, tanah longsor dan gempa bumi. Banjir yang memapar wilayah ini, tidak saja menimbulkan pengungsian masyarakat terdampak, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonimi, kegagalan panen sawah akibat puso, kerusakan fisik bangunan, jalan dan jembatan, gangguan gizi dan penyakit pasca bencana,,” terang Yasir Haya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, tambah Yasir, program ini sangat penting untuk dilaksanakan dengan harapan dapat meningkatkan kapasitas masyarakat menghadapi bencana.
“Program ini juga merupakan perwujudan dari Tridarma Perguruan Tinggi dan menjadi mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma dan Sarjana,” tambahnya.
Prosesi pelepasan mahasiswa PPM terintegrasi KKN tematik telah dilaksanakan pada Hari Jumat (27/7) oleh Rektor UHO, Prof. Dr. Muh. Zamrun F., S.Si., M.Sc. Hadir pula Ketua LPPM, Dr. La Aba, S.Si., M.Si dan berlangsung di lapangan rektorat UHO.
Terhitung 29 Juli, UHO bersama Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Mandala Waluya Kendari yang didukung Forum Perguruan Tinggi Pengurangan Resiko Bencana (FPT PRB), USAID, ITB, MercyCorps, dan BPBD Sultra, telah menempatkan 47 orang mahasiswanya di 4 lokasi terpapar bencana.
ADVERTISEMENT
Penentuan lokasi berdasarkan hasil koordinasi Pusat Mitigasi dan Penanggulangan Bencana (PMPB) UHO, FPT PRB Sultra dan BPBD Sultra dimana lokasi tersebut termasuk dalam list daerah prioritas pengurangan resiko bencana (PRB) di Sultra.
Keempat lokasi tersebut masuk wilayah Kecamatan Laeya. Ada 2 lokasi sasaran UHO yaitu Kelurahan Ambalodangge dan Desa Ambesea, sedangkan AKL Mandala Waluya meliputi Desa Lambakara dan Desa Laeya.
KKN Tematik, Bersama Tangani Risiko Bencana (1)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembekalan KKN (dok: istimewa)
Menurut Yasir, program ini pertama kali dilakukan secara kolaboratif di Sultra, namun apresiasi yang sangat baik dari pimpinan wilayah Pemerintah Kecamatan dan Desa/Kelurahan di lokasi-lokasi sasaran sungguh sangat positif dan baik.
“Kami akan mengajak kampus-kampus lainnya di Sultra untuk bersama mengambil peran dalam kegiatan KKN tematik PRB ini,” kata Yasir yang saat ini menjabat Ketua Pusat Mitigasi dan Penanggulangan Bencana (PMPB) UHO.
ADVERTISEMENT
Tujuan spesifik
Sebelum datang ke lokasi sasaran, para mahasiswa telah mendapatkan pembekalan khsusus terkait pengurangan resiko bencana (PRB) yang dilaksanakan tanggal 24 dan 25 Juli di Aula Kampus AKL Mandala Waluya.
Direktur AKL Mandala Waluya, Abdul Rahim Syaban, SKM., M.Sc menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa terlebih lagi masyarakat Sultra yang terpapar bencana.
“Karenanya, ke depan program PPM terintegrasi KKN tematik PRB ini perlu terus dilaksanakan secara berkelanjutan,” sebut Rahim Syaban yang juga sebagai Ketua Tim DPL AKL Mandala Waluya.
Selama di lokasi, mahasiswa peserta PPM terintegrasi KKN tematik pengurangan risiko bencana berbasis komunitas akan melaksanakan serangkaian kegiatan.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam hal kebencanaan serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana.
ADVERTISEMENT
“Selain itu juga bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana di tingkat komunitas serta terwujudnya perencanaan penanggulangan bencana desa yang terintegrasi dalam RPJM-Desa. Lainnya adalah pemetaan dan kajian risiko bencana di tingkat desa, dan inisiasi pembentukan tim siaga dan relawan bencana di tingkat desa,” sebut Yasir Haya.
Dalam pelaksanaannya, baik Yasir Haya maupun Rahim Syaban mengemukakan bahwa mahasiswa sebagai pelaksana program akan didampingi langsung dan berkonsultasi dengan DPL masing-masing khususnya dalam hal penentuan strategi pelaksanaan kegiatan.
Misalnya, pelaksanaan kegiatan yang melibatkan banyak warga, maka strategi pelaksanaan harus disesuaikan dengan kondisi dan keluangan waktu masyarakat setempat sehingga pelaksanaan kegiatan lebih bersifat fleksibel.
KKN Tematik, Bersama Tangani Risiko Bencana (2)
zoom-in-whitePerbesar
Bersama mengurangi risiko bencana (dok: istimewa)
ADVERTISEMENT
Ke depan, PPM terintegrasi KKN tematik ini dapat menjadi model untuk pelaksanaan KKN tematik di berikutnya atau direplikasi di wilayah rawan bencana lainnya di Indonesia karena program ini merupakan kolaborasi antar kampus dan antar multidisiplin keilmuan terkait kebencanaan.
Kampus tersebut di antaranya Prodi Keperawatan FK UHO, Fak. Farmasi UHO, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian UHO, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO, dan Fakultas Pertanian UHO, FKIP UHO, Fak. Teknik, dan prodi Kesehatan Lingkungan AKL Mandala Waluya.
“Ke depan UHO akan menyasar wilayah Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil untuk menjadi lokasi program serupa demi mendukung Visi UHO 2045 yaitu menjadi 250 perguruan tinggi terdepan di dunia dalam IPTEKS untuk benua maritim, harmonisasi dan kesejahteraan berkelanjutan,” pungkas Yasir.
ADVERTISEMENT