Konten dari Pengguna

Tantangan SDM Kelautan Menurut Anggota ISLA Unhas

Kamaruddin Azis
Penulis tema kelautan dan perikanan, bekerja untuk organisasi masyarakat sipil
25 Desember 2017 23:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kamaruddin Azis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tantangan SDM Kelautan Menurut Anggota ISLA Unhas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kepala BRSDM-KP di Acara ISLA Unhas (foto: istimewa)
Ikatan Sarjana Kelautan (ISLA) Universitas Hasanuddin menggelar serangkaian acara strategis di akhir tahun 2017. Organisasi alumni dari Kampus Merah yang beranggotakan 1457 orang tersebut menutup tahun 2017 dengan acara Dialog Akhir Tahun bertema Tantangan SDM Kelautan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, sebelumnya, di ruangan yang sama, Ketua ISLA Unhas, Darwis Ismail menandai peluncuran buku pokok-pokok pikiran alumni terkait tema kelautan kontemporer dan tantangannya.
Setelah itu dirilis sebuah situs E-commerce ala Kelautan dan Perikanan karya kolaborasi alumni bertempat di Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan, Jakarta Kota, 23/12. Nama situsnya www.rumahnelayan.com.
Pada rangkaian acara tersebut hadir Kepala Badan Riset Kelautan dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP, Zulficar Mochtar, ST, M.Sc (Kelautan Unhas 90), Dr. Muhammad Ilyas, ST, M.Sc (Kepala Balai Riset Kelautan di BBPT, Kelautan 88), Dr. Muhammad Lukman, ST, M.Sc, akademisi FIKP-Unhas (Kelautan 90) sebagai narasumber dan dimoderatori oleh Kamaruddin Azis (blogger Kelautan, 89) dibahas beragam dimensi SDM, potensi dan tantangan sumber daya manusia Kelautan Unhas untuk kontributif di masa depan.
Tantangan SDM Kelautan Menurut Anggota ISLA Unhas (1)
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Muhammad Ilyas, Kepala Balai Riset Kelautan BPPT (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
***
“Mendorong Indonesia menjadi Negara Maritim bukanlah mimpi, tak bisa dipungkiri Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia, ada lebih 17.000 pulau. Kalau satu persatu pulau itu dikunjungi di seluruh Indonesia, maka butuh waktu sekitar 47 tahun,” kata Zulficar.
Dia menambahkan bahwa itu belum berbicara mineral, ekosistemnya, migas dan lain-lain. Indonesia adalah ekosistem terkaya di dunia. Namun soal pembanguna kelautan, kita tertinggal. Transportasi laut masih dikuasi oleh asing, resort wisata dikuasi oleh asing. Mayoritas asing, alat selam pun 100 persen impor.
"Ada sejuta fakta memperlihatkan bahwa kita terjajah di laut," tegas Zulficar.
Menurutnya, ada ironi di balik potensi sumber daya alam itu. Di balik potensi yang besar ada ironi sebab kita terlalu lama memunggungi laut. Bangsa kita bangsa yang takut melaut, itu tantangan kita. Jokowi sudah sampaikan bahwa kita terlalu lama memunggungi laut.
ADVERTISEMENT
“Ada PR besar kita, dari takut melaut menjadi berani melaut. Kita harus sama-sama berperan bepikir dari darat ke laut. Sebab siapa yang kuasai laut maka dia yang kuasai dunia. Perlu gagasan besar untuk merebut maritim yang berdaulat. Jangan sampai hanya pepesan kosong belaka,” ucapnya.
Zulficar mencontohkan bahwa laut kita dipenuhi illegal fishing. Setiap tahun ada sampai 1000 kapal asing menjajah laut kita, nelayan kita sulit bersaing . “Di KKP. kita bersyukur punya Menteri Susi, sudah ada 350 kapal yng ditenggelamkan,” katanya.
“Saat ini laut kita sudah kosong (illegal fishing), makanya kita harus masuk setelah adanya pemberantasan illegal fishing. Saya berharap kita semua masuk secara serius, jangan kita memilih diam, jangan berjalan sendiri. Mari bersama-sama menyelesaikan satu isu. Jangan sampai kita tergilas zaman,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
“Intinya, dengan potensi yang ada kita masih melihat adanya ironi pemanfaatan, perlu perubahan mindset, perlu bergerak bersama, perkuat sdm sebab ini sudah era milenial,”
Tantangan SDM Kelautan Menurut Anggota ISLA Unhas (2)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana dialog akhir tahun ISLA Unhas (foto: istimewa)
Poin tersebut ditanggapi oleh Muhammad Ilyas bahwa terdapat sekurangnya lima hal yang perlu mendapat perhatian kita terkait tantangan sumber daya manusia Kelautan di 2018.
"Tentang kualitas SDM, ketersediaan dana, adopsi teknologi, manajemen dan metode. Kelimanya perlu kita kaitkan dengan kondisi alumni dan bagaimana Unhas menanganinya. Pada aspek manajemen, Unhas belum mampu mempertemukan keterkaitan atau 'match' antara kebutuhan eksternal dan luarannya," begitu pokok pikirannya.
Dr Lukman menimpali bahwa meski Unhas, relatif terlambat dalam mengambil posisi di peta pengembangan kelautan nasional namun itu tak menjadi persoalan sebab sejauh ini kontribusi alumni sudah sangat nyata.
ADVERTISEMENT
Menurut Lukman, bagaimana ke depan, pada tantangan kelautan nasional, peran alumni sangat tergantung pada inisiatif masing-masing, jadi sifatnya 'people centered' dan dengan itu, mereka seharusnya bisa mengaplikasikan apa yang dikuasainya untuk mengisi bidang-bidang yang selama ini melekat di isu kelautan dan perikanan.
Masih banyak hal yang disampaikan di situ, terutama terkait kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan nasional, latar kebijakan dan implikasinya.
Tantangan SDM Kelautan Menurut Anggota ISLA Unhas (3)
zoom-in-whitePerbesar
Alumni Kelautan Unhas;Darwis Ismail (Ketua ISLA Unhas), Rony Megawanto (Kehati) dan Kemal Massi (Medco Energi) sebagai peserta dialog.
Ada usulan konkret dari Muhammad Ilyas agar Unhas menyiapkan kerjasama 'program pemagangan' alumni Kelautan untuk membantu organisasi-organisasi Pemerintah di kabupaten/kota atau provinsi. "Perlu model seperti itu, siapa tahu dengan mengabdi secara sukarela alumni bisa mengaplikasikan ilmunya dan mungkin bisa terpakai di situ," kata Ilyas.
ADVERTISEMENT
Pada dialog yang berlangsung hangat dan informatif ini, hadir pula peserta dialog dari perwakilan Pulau Seribu, pewarta dan mahasiswa STP Jakarta.
Yang istimewa adalah hadirnya perwakilan dari Pemerintah DKI, dalam hal ini Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan. Menurut perwakilan dari Pemprov DKI, mereka sangat berharap ada masukan dari sarjana-sarjana Kelautan Unhas terkait kebijakan dan program berkaitan di DKI.
"Salah satunya, isu pengelolaan ruang laut. Kami menunggu masukan dari para alumni, terutama terkait rencana pembangunan Giant Sea Wall yang sedang berproses," kata Ibu Sri Wahyuni, salah seorang Kepala Bidang di Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta.