Entomologi Forensik : Penggunaan DNA dalam Spesifikasi Sampel Serangga

Kameliani Hibatulloh
Mahasiswi Kimia di Bandung
Konten dari Pengguna
21 Desember 2020 5:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kameliani Hibatulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilmu forensik merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam proses penegakan hukum. Ilmu forensik dapat digolongkan kedalam beberapa Ilmu Forensik Sains, salah satunya entomologi forensik.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Analisis Sampel Serangga (Sumber : https://www.internships.com/careers/forensic-entomologist)
Apa itu Entomologi Forensik ?
Entomologi forensik merupakan ilmu forensik yang mempelajari aktifitas serangga dalam membantu menyelesaikan investigasi kriminal. Entomologi forensik digunakan untuk mengevaluasi aktifitas serangga dalam menentukan waktu kematian dan lokasi kematian. Metode pengujian umumnya digunakan dengan menghitung usia serangga yang memakan mayat dan menganalisis larva nekrofagus sehingga dapat diperkirakan rentang waktu kematian (interval postmortem). Selain metode tersebut, metode modern saat ini dikembangkan dalam analisa entomologi forensik, seperti pemeriksaan menggunakan DNA.
Bagaimana DNA digunakan dalam proses Entomologi Forensik ?
Pemeriksaan mitokondria DNA dilakukan untuk penentuan sampel serangga jika tidak ditemukan spesifikasi serangga pada proses pemeriksaan. Amplifikasi PCR dapat digunakan untuk menentukan spesifikasi serangga dengan penentuan daerah genom, analisis urutan amplikon, dan penyelarasan data. Dalam identifikasi genom serangga, hasil dari haploid dan adanya primer mtDNA akan memudahkan untuk mendapatkan urutan DNA dari data jenis serangga. Untuk analisis sekuens, DNA harus diisolasi dengan beberapa metode termasuk proses ekstraksi. Ekstraksi DNA dapat digunakan metode ekstraksi fenol/ kloroform, ekstraksi CTAB, ekstraksi Chelex, dan ekstraksi DNAzol. Sehingga dapat dievaluasi spesifikasi serangga pada proses penyidikan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Anis Nurwidiyanti. (2009). PENERAPAN ENTOMOLOGI DALAM BIDANG KEDOKTERAN FORENSIK. Jurnal Vektor Penyakit VIII (2) : 55-65
Jens Amend et. al. (2004). Forensic entomology. Naturwissenschaften (91) : 51-65
Jeffrey D. Wells and Jamie R. Stevens. (2008). Application of DNA-Based Methods in Forensic Entomology. Annual Review of Entomology V53 (1) : 103–120