Konten dari Pengguna

Biaya Pendidikan Mahal, Bagaimana Mahasiswa Bisa Bertahan?

Kamilah Jannah
Mahasiswi Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
25 November 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kamilah Jannah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by vecteezy
zoom-in-whitePerbesar
Photo by vecteezy
ADVERTISEMENT
Pendidikan tinggi adalah salah satu jalan utama menuju mobilitas sosial dan ekonomi yang lebih baik. Namun, di Indonesia, tingginya biaya pendidikan sering kali menjadi penghalang bagi banyak mahasiswa. Beban keuangan dari Uang Kuliah Tunggal (UKT), uang pengembangan, serta biaya hidup menciptakan tantangan besar, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah. Artikel ini akan membahas tantangan yang dihadapi mahasiswa, strategi yang dapat diterapkan untuk tetap bertahan, serta data mengenai mahalnya biaya pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Biaya Pendidikan di Indonesia
Berdasarkan survei HSBC pada 2018, Indonesia masuk dalam daftar negara dengan biaya pendidikan termahal, menempati peringkat ke-13 dari 15 negara. Biaya pendidikan rata-rata di Indonesia mencapai US$18.422 (sekitar Rp294 juta), termasuk dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi. Indonesia berada di atas negara seperti Mesir dan Prancis, meskipun lebih rendah dari Singapura (US$70.939) dan Malaysia (US$24.862).
Tingginya biaya ini berdampak pada aksesibilitas pendidikan. Data Susenas 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hanya 10,15 persen penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang berhasil mengenyam pendidikan tinggi. Banyak keluarga tidak mampu membiayai pendidikan, sehingga memicu peningkatan angka putus sekolah. Situasi ini memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi.
Tantangan Mahasiswa Akibat Biaya Mahal
ADVERTISEMENT
Mahasiswa dihadapkan pada pilihan sulit antara melanjutkan pendidikan atau bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Penelitian Fath et al. (2024) mengungkap bahwa banyak mahasiswa yang bekerja paruh waktu untuk menutupi biaya pendidikan. Sayangnya, hal ini sering kali mengganggu prestasi akademik mereka.
Selain itu, kenaikan UKT dan uang pengembangan tanpa peningkatan kualitas pendidikan memicu protes mahasiswa di berbagai kampus. Fatmah (2024) mencatat, gerakan ini menyoroti ketidakadilan dalam pembiayaan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Bagaimana Mahasiswa Bisa Bertahan?
Untuk bertahan di tengah mahalnya pendidikan, mahasiswa perlu mengoptimalkan berbagai peluang dan strategi:
Program seperti Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) sangat membantu mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah. Penelitian Alviyah et al. (2023) menunjukkan, beasiswa tidak hanya meringankan beban finansial, tetapi juga memotivasi mahasiswa untuk berprestasi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa perlu belajar mengelola keuangan untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Mencari peluang pendapatan tambahan melalui pekerjaan paruh waktu atau usaha kecil juga dapat menjadi solusi.
Pemerintah dan perguruan tinggi perlu memperluas akses subsidi pendidikan dan meninjau ulang kebijakan UKT. Peningkatan transparansi dalam penetapan biaya pendidikan sangat penting untuk menciptakan sistem yang lebih adil.
Program seperti magang atau kerja sama industri yang memberikan insentif finansial dapat membantu mahasiswa mengatasi kendala biaya. Selain itu, program ini juga memperkaya pengalaman dan keterampilan mereka.
Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia adalah tantangan serius yang membutuhkan solusi bersama. Sementara mahasiswa dapat bertahan dengan memanfaatkan beasiswa, mengelola keuangan, dan menggunakan teknologi, pemerintah serta institusi pendidikan perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki sistem yang ada. Dengan kerja sama yang baik, pendidikan dapat tetap menjadi hak dasar, bukan kemewahan.
ADVERTISEMENT
Daftar Sumber:
HSBC. (2018). Survei Biaya Pendidikan Global.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Hasil Survei Sosiekonomi Nasional (Susenas).
Fath, A. et al. (2024). Perlindungan Hukum terhadap Mahasiswa dalam Membayar Uang Kuliah Tunggal. Forschungsforum Law Journal.
Fatmah, F. (2024). Maraknya Aksi Mahasiswa Menentang Kenaikan UKT dan Uang Pengembangan. Berajah Journal.
Alviyah, EN., Meilani, M. (2023). Beasiswa KIP-K: Apakah Beasiswa Dapat Menjadi Motivasi Belajar Mahasiswa? Journal of Civic Studies and Research.