Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jejak Digital dalam Isu Cyber Security sebagai Topik Seminar di Surabaya
6 September 2023 20:23 WIB
Tulisan dari Kamilah Sadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jejak Digital dalam Isu Cyber Security sebagai Topik Seminar Cakap Literasi dan Etika Digital di Komplek SMAN 1 dan SMAN 2 Surabaya
Surabaya - Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) merupakan terobosan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam rangka meningkatkan penguatan nilai, budaya, dan perilaku agar terjadi penguatan pula pada cara berpikir dan bertindak masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai isu yang ada saat ini. Salah satu implementasi kegiatan GNRM yakni Seminar Cakap Literasi dan Etika Digital di Komplek SMAN 1 dan SMAN 2 Surabaya (Selasa, 29/8/23) yang mengusung topik cyber security.
Jejak Digital dalam Isu Cyber Security
ADVERTISEMENT
Keamanan siber merupakan salah satu bahasan penting dalam persoalan literasi dan etika digital. Pasalnya, tak dapat dipungkiri bahwa kejadian-kejadian seputar hilangnya privasi dan kebocoran data kerap kali terjadi. Inilah mengapa perlunya sikap waspada terkait keamanan siber. Dalam sesi pemaparan materi yang disampaikan Faisal Fahmi, seorang dosen FISIP Universitas Airlangga, banyak dijelaskan terkait materi seputar data hingga pemahaman terkait pentingnya pemahaman bahwa jejak digital akan sulit sekali dihilangkan. Dalam pemaparannya kepada 150 siswa SMAN 1 dan SMAN 2 Surabaya Faisal Fahmi menjelaskan bahwa “Sadar atau tidak saat ini segala hal yang dilakukan oleh manusia direkam dan meninggalkan jejak di dunia digital, sesederhana penggunaan aplikasi kesehatan, kebiasaan mematikan alarm, dan lain sebagainya.”
ADVERTISEMENT
Kecanduan Teknologi Digital dan Imbasnya dalam Hal Jejak Digital
Perkembangan teknologi digital dengan segala pembaruan fiturnya menjadi salah satu alasan mengapa seseorang sulit jauh dari gadget-nya. “Nyatanya desain dan fitur seperti notifikasi, bintang merah pada pesan, dan beberapa fitur lainnya memang diciptakan agar manusia merasa segala hal yang ada di ponselnya sangatlah penting,” pungkas dosen FISIP Universitas Airlangga tersebut. Berangkat dari pernyataan tersebut, kini yang perlu dipahami adalah kedekatan manusia dan gadget tidak selamanya membawa dampak positif. Belum lagi, fenomena fear of missing out (FOMO) yang sering terjadi di kalangan siswa SMA membuat kekhawatiran bertambah. Berbagai tren di media sosial membuat sebagian besar siswa SMA menyebarluaskan potret diri bahkan hal-hal privasi seperti membagikan lokasi. Sebenarnya hal ini tidak dibatasi secara penuh, namun sebagai pengguna siapapun perlu tahu konsekuensi terkait jejak digital yang ditinggalkan.
Digital Detox sebagai Tips untuk Meminimalisir Jejak Digital
Maka dari itu, hadir sebuah istilah untuk meminimalisir jejak digital yang ditinggalkan oleh manusia di dunia digital yakni digital detox. Menurut Faisal Fahmi, terminologi ini dapat diterapkan dengan cara menggunakan aplikasi secukupnya dan tidak berlebihan, mengatur jadwal untuk menggunakan gadget, dan membangun kesadaran dan mengatur jarak antara diri sendiri dan teknologi digital.
ADVERTISEMENT