Konten dari Pengguna

Perawatan Paliatif di Indonesia: Tantangan dan Harapan di Masa Depan

Hasna Kamila
berkuliah di Universitas Jember
12 November 2024 14:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hasna Kamila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perawatan paliatif masih terasa asing terdengar di masyarakat Indonesia, berbanding terbalik dengan perawatan kuratif dan rehabilitatif yang lebih dikenal, bahkan mungkin banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui mengenai definisi, manfaat, dan urgensi adanya layanan perawatan ini. Perawatan paliatif merupakan perawatan yang diterapkan perawat dengan melakukan pendekatan pada pasien guna untuk memperbaiki kualitas hidup pasien, keluarga, dan pengasuhnya (caregiver), serta meringankan segala rasa sakit yang dialami oleh pasien dalam bentuk apapun (fisik, psikologis, sosial, dan lainnya) (Shatri et al., 2020). Perawatan ini sangat berperan penting terutama pada pasien dalam kondisi terminal atau mengidap penyakit yang mengancam nyawa dalam meningkatkan kualitas akhir hidup. Pada zaman dahulu, perawatan paliatif hanya menitikberatkan atau hanya dilakukan saat pasien berada pada saat-saat terakhir hidupnya, namun seiring dengan berkembangnya ilmu perawatan, saat ini perawatan paliatif dapat dilakukan dari awal pasien terdiagnosis penyakitnya. Agar pasien dapat mencapai kualitas hidup yang berdampak pada kesembuhan pasien juga meningkatkan keefektifan biaya yang harus dibayarkan keluarga di rumah sakit (Shatri et al., 2020; IPCS, 2021). Menurut, Amalia & Listia, (2020) perawatan paliatif memang tidak secara langsung mempengaruhi seluruh aspek kualitas hidup pasien, akan tetapi hal-hal yang mengganggu kualitas hidup pasien seperti nyeri, cemas, isolasi social, depresi dapat ditanggulangi oleh perawatan paliatif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitiannya bahwa perawatan paliatif dengan pendekatan interdisipliner dan kolaboratif dapat meningkatkan fungsi emosional pada pasien dengan kanker payudara, dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perawatan paliatif dapat menjadi harapan baru dalam meningkatkan kualitas hidup paien dengan kondisi terminal ataupun kronis di Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa pemberian perawatan paliatif baru dapat berjalan secara optimal apabila intervensi perawatan dilakukan secara signifikan dan baik sehingga peningkatan kepuasan dan kualitas hidup pasien terhadap perawatan ini meningkat.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi faktanya masih terdapat beberapa hambatan dalam pengimplementasian perawatan paliatif di Indonesia meliputi beberapa faktor penting. Pertama, persepsi yang kurang baik dari pasien dan pemberi perawatan mengenai perawatan paliatif menjadi salah satu kendala utama. Banyak pasien merasa kurang mendapatkan perhatian dari penyedia layanan, sehingga kebutuhan mereka, terutama dukungan psikologis dan informasi mengenai kondisi kesehatan, belum terpenuhi. Selain itu, belum adanya standar nasional tentang perawatan paliatif juga menjadi masalah, yang mengakibatkan kurangnya pedoman yang jelas bagi tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan yang optimal. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan terkait perawatan paliatif di kalangan profesional kesehatan juga berkontribusi terhadap hambatan ini. Di samping itu, fasilitas yang terbatas untuk perawatan paliatif dan kurangnya penelitian di bidang ini semakin memperparah situasi. Oleh karena itu, peningkatan pemahaman dan keterampilan perawatan paliatif, baik untuk tenaga kesehatan maupun keluarga pasien, sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien paliatif di Indonesia(Tampubolon et al., 2021). Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menaikkan prosentase perawatan paliatif di Indonesia adalah dengan melakukan kegiatan edukasi kepada tenaga kesehatan seperti yang dilakukan pada Tenaga Kesehatan di Panti Werdha Non Mandiri Melania Pademangan Jakarta Utara, dimana STIKes RS Husada, yang berkolaborasi dengan Suku Dinas Kesehatan DKI Jakarta melibatkan tenaga kesehatan kesehatan yang berfokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memberikan perawatan paliatif di Panti Werdha Melania. Dengan mengadakan kegiatan penyuluhan, dan pelatihan yang dilakukan dengan praktik langsung, di mana tenaga kesehatan diajarkan untuk menyusun dan mengimplementasikan program edukasi yang relevan, serta strategi untuk mempromosikan kesadaran tentang praktik perawatan paliatif di tempat kerja. Hasil dari kegiatan ini adalah program edukasi perawatan paliatif ini dinyatakan efektif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa metode yang diterapkan dalam kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan( Marselinus et al, 2024). Dari adanya program tersebut menunjukkan bahwa adanya harapan perawatan paliatif dapat secara umum diterapkan di Indonesia dan mengindikasi kemajuan perawatan modern di Indonesia karena, salah satu kemajuan utama dalam perawatan kesehatan modern adalah perbaikan perawatan akhir hayat pada pasien yang mengalami penyakit terminal.
ADVERTISEMENT
Refrensi
Amalia, I. N., & Listia, M. (2020). Perawatan Paliatif terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(1), 281–292. https://doi.org/10.31539/jks.v4i1.1328
Kristoforus Marselinus, Yurita Mailintina, Ribka Sabarina Panjaitan, Ika Mustafida, Ria Efkelin Mose, Imelda, Lipin. (2024). Edukasi Perawatan Paliatif Bagi Tenaga Kesehatan di Panti Werdha Non Mandiri . Jurnal Kemitraan Masyarakat, Volume. 1 No. 3 September 2024.
Shatri, H., et al. (2020). The Role of Palliative Care in Improving Quality of Life for Patients with Terminal Illnesses. Journal of Palliative Medicine, 23(5), 678-685.
Tampubolon, N. R., Fatimah, W. D., & Hidayati, A. U. N. (2021). Hambatan-Hambatan Implementasi Perawatan Paliatif di Indonesia: Systematic Review. Jurnal Kesehatan, 14(1), 1–10. https://doi.org/10.23917/jk.v14i1.12815
sumber: pngtree
ADVERTISEMENT