Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Merokok Tingkatkan Jumlah Stunting di Indonesia
4 Januari 2025 17:08 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kamilia Khansa Medina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Merokok merupakan suatu aktivitas menghisap rokok yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki ketergantungan terhadap rokok. Banyak orang yang tidak menyukai aktivitas ini karena dianggap mengganggu dan seringkali mendapat komentar negatif yang disebabkan karena timbulnya polusi udara beracun yang dihasilkan dari sisa aktivitas merokok. Tentu saja aktivitas merokok dinilai tidak baik dan tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Diantara dampak dari aktivitas merokok, yang paling terlihat adalah kerusakan pada gigi dan menimbulkan bau mulut yang tidak sedap. Dampak lebih lanjut dari kegiatan merokok adalah dapat merusak organ tubuh. Contohnya seperti kerusakan pada paru-paru yang disebabkan oleh asap rokok. Asap rokok yang terhirup dan masuk ke dalam paru-paru dapat menyebabkan peradangan paru-paru, bronchitis, hingga phneumonia.
Tidak hanya memiliki dampak pada penggunanya, asap hasil dari aktivitas merokok juga memiliki dampak yang berbahaya bagi orang lain yang menghirupnya, yang bisa kita sebut sebagai perokok pasif. Anak-anak merupakan salah satu diantara rentang usia lainnya yang paling rentan terdampak asap rokok. Paparan asap rokok terhadap anak-anak dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Dikatakan sebagai paparan langsung apabila anak-anak terpapar oleh asap rokok karena ada orang lain yang merokok di sekitar mereka. Paparan tidak langsung adalah ketika anak-anak terpapar udara yang sebelumnya telah terkontaminasi oleh asap rokok di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Anak-anak memiliki sistem imun dan organ yang lebih rentan dibandingkan dengan orang dewasa karena masih dalam masa pertumbuhan. Asap rokok yang berbahaya serta memiliki kandungan racun di dalamnya dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan sistem imun dan organ pada anak-anak.
Stunting merupakan suatu kondisi di mana anak memiliki waktu pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan anak lainnya yang tidak mengalami stunting. Stunting disebabkan oleh kondisi kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Sehingga bisa didapati salah satu ciri seorang anak mengalami stunting yaitu memiliki tinggi yang lebih pendek dibandingkan dengan teman sebayanya.
Setelah diteliti, salah satu alasan mengapa anak bisa mengalami stunting disebabkan karena latar belakang orang tua yang merupakan perokok aktif. Yang apabila seorang anak menghirup udara yang telah terkontaminasi dengan asap rokok dan berlangsung secara terus-menerus akan menghambat pertumbuhan anak dan meningkatkan resiko terkena stunting.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui bahwa stunting tidak hanya memberikan dampak pada anak tetapi juga pada orang tua. Tidak dapat dihindari, stunting juga memiliki dampak yang cukup besar dalam masalah biaya penghidupan rumah tangga. Apabila permasalahan ini tidak dapat diatasi dengan serius, maka akan menimbulkan permasalahan lanjutan yang tidak diinginkan.
Berdasarkan laporan yang dituliskan oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI), setidaknya 63 persen rumah tangga di Indonesia tinggal bersama perokok. Rata-rata rumah tangga dengan perokok mengalokasikan anggaran belanja bulanannya sebesar 11 persen untuk membeli rokok ataupun produk tembakau lainnya. Tingginya porsi konsumsi tembakau ini menyebabkan berkurangnya anggaran belanja bulanan suatu rumah tangga yang sebenarnya dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pokok lain. Contohnya seperti beras, daging, sayuran, buah-buahan yang dinilai dapat mencukupi asupan nutrisi bagi setiap anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
Dampak dari pengalokasian anggaran untuk membeli produk tembakau ini dapat dilihat dari tingkat pemenuhan nutrisi yang lebih rendah dibandingkan dengan rumah tangga tanpa perokok. Kurangnya pemenuhan nutrisi akibat pengalokasian anggaran belanja bulanan ini dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kesehatan dan pertumbuhan anak.
Stunting merupakan permasalahan yang akan memiliki dampak serius pada anak jika tidak ditangani dengan serius. Anak yang mengalami stunting memiliki resiko terkena penyakit kronis lebih tinggi di kemudian hari seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, hingga kanker. Disamping itu, stunting juga dapat memperlambat perkembangan otak pada anak sehingga dapat menyebabkan keterbelakangan mental.
Dalam melakukan pencegahan dan meminimalisir terjadinya stunting, para orang dewasa khususnya orang tua diharapkan dapat berkontribusi dengan baik. Seperti dengan mengutamakan kesehatan keluarga dengan berhenti merokok. Diharapkan dengan adanya kontribusi ini dapat memberikan kualitas udara yang lebih baik tanpa adanya kontaminasi dengan asap rokok. Diharapkan juga para orang dewasa dapat mementingkan pengalokasian anggaran belanja bulanan untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan nutrisi keluarga.
ADVERTISEMENT
Referensi:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230607/3243179/pajanan-rokok-sebabkan-anak-jadi-stunting/
https://babelprov.go.id/artikel_detil/pajanan-rokok-berpotensi-sebabkan-anak-jadi-stunting
https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/konsumsi-rokok-akibatkan-anak-stunting
https://cdn.cisdi.org/reseach-document/fnm-CISDIPolicy-BriefINAEfek-crowding-outpdf-1674814697115-fnm.pdf
Live Update