Masjid Baiturrahman Ngronggi Pusat Syiar Islam di Ngawi Sejak Tahun 1875

Konten Media Partner
21 Mei 2018 15:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Baiturrahman Ngronggi Pusat Syiar Islam di Ngawi Sejak Tahun 1875
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
KAMPOENGNGAWI.COM — Sebuah masjid yang berada di Dusun Ngronggi, tepatnya di Jalan Harjono RT 01/02 Desa Grudo, Ngawi didirikan oleh seorang Kyai bernama Kyai H. Nguzair pada tahun 1875. Kyai H. Nguzair mendirikannya sebagai salah satu pusat penyebaran ajaran – ajaran Agama Islam kepada masyarakat lingkungan setempat yang kurang bahkan jauh dari pengetahuan Agama Islam.
ADVERTISEMENT
Masjid ini diberi nama Masjid Baiturrahman. Kondisi sewaktu didirikan pada tahun 1875 adalah amat sederhana dengan ukuran 8×10 m menggunakan dinding dari gedek/sesek, atap dari sirap, lantai dari tanah, diatas lahan/tanah milik pribadi Kyai H. Nguzair. Kyai H. Nguzair dalam mengelola Masjid tersebut dibantu para putranya Kyai H. Abdullah, Kyai H. Abdurrahman, serta Kyai Tohir.
Dengan keberadaan Masjid Baiturrahman di Ngronggi ini, syiar Agama Islam berkembang semakin luas, diawali dari lingkungan masjid sampai pada desa-desa sekitarnya seperti di Desa Beran, Ngale, Tempuran, dan sekitarnya.
Selain itu karena Ngronggi berada dalam wilayah Kota Ngawi, akhirnya oleh Penghulu kota Ngawi sekitar tahun 1900 Masjid Baiturrahman Ngronggi ditunjuk sebagai tempat kantor Penghulu dan urusan-urusan Agama Islam seperti masalah perkawinan dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Berikut Kilas Sejarah Masjid Baiturrohman Ngronggi
Tahun 1875
Kyai H. Nguzair mendirikannya sebagai salah satu pusat penyebaran ajaran – ajaran Agama Islam kepada masyarakat.
Tahun 1900
Kyai H. Nguzair wafat, selanjutnya dikelola oleh Putranya yaitu Kyai H. Abdullah dibantu oleh Kyai H. Abdurrahman. Pada masa pengelolaan Kyai H. Abdullah, banyak perubahan-perubahan, mulai dari fisik bangunan masjid ada perbaikan yaitu dengan mengganti dinding gedek diganti papan, atap diganti genteng, tiang diganti kayu Jati dengan ukuran tinggi 7 m, lebar ditambah menjadi 12 x 12 m, kuncungan dibuat bentuk bulat kecil lancip dan dilengkapi mimbar ukiran serta ditambah bangunan Pondok Pesantren, sehingga syiar Agama Islam juga semakin meningkat.
Pada masa itu pemerintahan masih dikuasai oleh Belanda, syiar Agama Islam tidaklah mudah, hal ini tidak menyurutkan niat dan tekad Kyai H. Abdullah. Ia mengembangkan ajaran-ajaran Agama Islam melalui perorangan, kelompok-kelompok kecil, maupun melalui keluarga.
ADVERTISEMENT
Tahun 1912 Kyai H. Adullah Mendirikan Pondok Pesantren
Pondok Pesantren berlokasi di sebelah utara masjid, pengajarnya selain Kyai H. Abdullah dibantu Kyai H. Abdurrahman dan Kyai H. Tohir. Setelah Kyai H. Abdullah wafat, pengelolaan masjid dilanjutkan oleh Kyai H. Abdurrahman dan Kyai H. Tohir sampai tahun 1930.
Tahun 1930 – 1945
Setelah Kyai H. Abdurrahman dan Kyai H. Tohir wafat, pengelolaan masjid dilanjutkan oleh Kyai H. Hasbullah, tahun 1930 sampai dengan tahun 1945. Pada periode ini difokuskan pada perbaikan serta pemeliharaan bangunan masjid yang dibiayai swadaya murni. Tahun 1945 masa kemerdekaan Indonesia, syiar Agama Islam mendapat kebebasan penuh sehingga peningkatannya semakin meluas. Pengelolaan masjid diteruskan oleh Kyai H. Adnan yang dibantu Kyai H. Zaenuri.
ADVERTISEMENT
Tahun 1945-1974
Masjid Baiturrahman Ngronggi dilengkapi dengan Madrasah dengan guru ngajinya adalah Ustad Suroso, Kusaeri, dan Sudarno.
Sarana bangunan masjid terus dilengkapi dengan gedung Madrasah yang didirikan secara swadaya murni oleh Kyai H. Adnan tahun 1945 hingga 1974 dilengkapi bangunan untuk wudhu yang ditempatkan di sebelah utara Masjid yang saat ini digunakan untuk gedung Madrasah Ibtidaiyah.
Tahun 1978
Masjid ditambah bangunan untuk serambi depan ukuran 12×7 M2 biaya swadaya sebesar Rp500.000,00,- serta mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi. Lantai Masjid induk diganti dengan batu kerek dan diplester, diiganti dengan tegel abu-abu.
Tahun 1994
Masjid Baiturrahman mendapat renovasi dari Putra Desa yang bekerja di Jakarta yaitu Haji Subandi putra dari Alm. H. Ibrahim (Kasun Dusun Ngronggi) dengan biaya sebesar Rp. 25.000.000,00,- serta ditambah swadaya/partisipasi masyarakat yang berupa tenaga maupun material.
ADVERTISEMENT
Adapun rehab yang dilakukan antara lain: Dinding diganti tembok, Genteng diganti genteng pres, penggantian Eternit, Ruangan ditambah untuk ruang Kantor, ruang alat-alat Masjid, ruang untuk serambi wanita, eras depan ditambah dan dibuat model lingkaran, Lantai diganti tegel kembang, Pengecetan seluruh bangunan. Rehab masjid tersebut selesai dandiresmikan oleh Keluarga H. Ibrahim pada tanggal 3 Maret 1995.
Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Ngronggi
Sebelum tahun 1959 di Dusun Ngronggi terdapat dua Madrasah yaitu yang berada di Ngronggi Utara yang dipusatkan di Masjid Baiturrahman dan Madrasah yang berada di Ngronggi Selatan yang dikelola oleh Kyai Muhyi, kemudian oleh para Kyai dan tokoh-tokoh guru ngaji disepakati untuk digabung menjadi satu dengan menggunakan nama Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah.
ADVERTISEMENT
Adapun para pengelolanya antara lain : – Tahun 1959 – 1962 : Suroso, Sudarno, Kusairi – Tahun 1962 – 1964 : Sodrudin BA, Insiyah, Muhamadi – Tahun 1964 – 1984 : Mubasirotun – Tahun 1984 – 1986 menjadi Madrasah Filial/Negeri : Maemunah – Tahun 1986 – 1990 : Ali Kasturi – Tahun 1990 – 1995 : Maskamah – Tahun 1995 – 2006 : Sodiqun – Tahun 2006 – 2009 : Asmuni – Tahun 2009 – — : Sutiyono, M.Pd
Masjid Baiturrahman Ngronggi Pusat Syiar Islam di Ngawi Sejak Tahun 1875. Semenjak Masjid Baiturrahman Ngronggi dilengkapi dengan sarana pondok pesantren dan Madrasah, Dusun Ngronggi menjadi sentral kegiatan syiar Agama Islam di Kabupaten Ngawi dan hingga kini masih terus menjadi pusat kajian dan belajar Agama. (kn/cse).
ADVERTISEMENT