news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dari Guru yang Mengeluh, Menjadi Guru yang Menggerakkan

Kampus Guru Cikal
Lembaga pengembangan karier guru dan inisiator 150 Komunitas Guru Belajar
Konten dari Pengguna
29 Oktober 2019 16:26 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kampus Guru Cikal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wanti Sila Sakti, menyeberangi sungai untuk mengajar
Bu Wanti adalah guru PNS di Sanggau, Kalimantan Barat, dekat perbatasan dengan Malaysia. Ia tinggal di Bunut dan tiap hari mengajar di SDN 34 Borang yang tidak ada akses listrik dan telepon. Setiap hari Bu Wanti mengendarai motor sejauh 35 km melalui jalan terjal dan disambung naik penyeberangan sungai. Setiap hari ia menempuh perjalanan 1,5 hingga 2 jam. Ketika ada aktivitas belajar tambahan, tak jarang Ia menginap di Borang.
ADVERTISEMENT
Awal bergabung di Komunitas Guru Belajar, Bu Wanti adalah sosok yang mengeluhkan kondisi sarana dan prasarana sekolah. Susah mengajar di sekolah kampung, serba terbatas, kata beliau. Namun, setelah melihat praktik baik pengajaran di Temu Pendidik Nusantara, cara pandang Bu Wanti berubah. Ia percaya bahwa guru merdeka belajar adalah kunci kualitas pendidikan, bukan sarana prasarana. Ia mempelajari praktik pengajaran dari Komunitas Guru Belajar di berbagai daerah melalui diskusi online dan Surat Kabar Guru Belajar.
Ia mengubah cara memahami anak dan praktik pengajarannya. Belajar mengajar yang awalnya terpaksa, menjadi momen yang dinanti-nantikan para muridnya. Setelah terbukti di kelasnya, Bu Wanti membagikan praktik pengajaran dan mengajak guru yang lain untuk berubah. Terbentuklah, Komunitas Guru Belajar Sanggau.
Wanti Sila Sakti tengah mengajar di SDN 34 Borang
Hari ini, Bu Wanti masih mengajar di SDN 34 Borang. Ia masih melalui jalan terjal dan menyebrangi sungai. Karena ia tahu, murid di sekolah selalu menanti kehadirannya.
ADVERTISEMENT