Guru Kreatif di Daerah Rawan Longsor dengan Sarana Terbatas

Kampus Guru Cikal
Lembaga pengembangan karier guru dan inisiator 150 Komunitas Guru Belajar
Konten dari Pengguna
29 Oktober 2019 16:47 WIB
comment
15
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kampus Guru Cikal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimana rasanya jika Anda harus mengajar di daerah yang rentan bencana longsor dan sarana terbatas? Sebagian besar dari kita pasti merasa risau. Itulah yang dirasakan Pak Nuno ketika mendapat kabar ditugaskan mengajar ke SMAN 1 Petungkriyono. Sebuah sekolah yang terletak pada 1200 meter di atas permukaan laut ini berjarak 1,5 jam perjalanan dari Kota Pekalongan.
ADVERTISEMENT
Pak Nuno setibanya di sekolah baru memeriksa kelengkapan mengajarnya sebagai guru TIK. Ternyata sekolah tidak mempunyai laboratorium komputer. Jadi mau tidak mau Pak Nuno hanya mengandalkan laptop pribadinya untuk mengajar TIK. Setelah itu, Pak Nuno berusaha memahami para murid dengan mengajak ngobrol santai. Banyak murid yang curhat, mengapa pembelajaran di kelas membosankan, tidak menyenangkan seperti di rental PS. Bahkan murid kadang jenuh harus menghadapi ulangan 3 kali sehari sekaligus. Pak Nuno pusing menghadapi kondisi terbatas tapi harapan murid tinggi.
Pak Nuno mengikuti Temu Pendidik Nusantara. Ia mengamati belajar bermakna dan menyenangkan bisa memanfaakan sarana yang ada. Ia pun melakukan perubahan cara pengajaran dengan memanfaatkan keterbatasan sarana dan kearifan lokal. Pak Nuno mengajar TIK dengan mengajak murid berkebun strawberry yang diintegrasikan dengan belajar ngeblog dan presentasi. Lebih kreatif lagi, Pak Nuno mengemas ulangan sebagaimana permainan Pokemon GO. Setelah terbukti sukses di kelas, Pak Nuno menyebarkan ke guru yang lain mulai dari Pekalongan, Kendal, Semarang, Salatiga, Yogyakarta dan daeran lainnya. Saat ini, beliau tengah mengembangkan media belajar berbasis permainan papan untuk melestarikan Owa, primata yang dilindungi di Petungkriyono.
ADVERTISEMENT
Pak Nuno Guru Merdeka Belajar menolak menjadi korban, memilih berdaya mengubah keadaan.