Apa Itu Alat Likuid di Dunia Bisnis?

Ilustrasi Transaksi atau Uang Rupiah. Foto: Shutterstock.

Definisi Alat Likuid

Alat likuid adalah kas bersih dan aset lain yang dapat segera ditransfer dengan tujuan agar aktivitas usaha tetap berjalan, termasuk persediaan barang dagangan (inventory), biaya dibayar di muka dan aset yang dapat diambil dalam waktu satu tahun. Apa itu alat kekebalan tubuh?

Jenis aset likuiditas yang umum dikenal sebagai aset likuiditas adalah kepemilikan aset yang memiliki tingkat fleksibilitas yang memungkinkan untuk dimasukkan atau dikonversi ke dalam mata uang tunai. Uang tunai dianggap sebagai aset cair karena mudah disimpan, tidak akan mengalami penurunan nilai pada waktu yang akan datang.

Ini adalah aset yang berharga, yang dapat segera dibayarkan atau dilikuidasi oleh investasi. Ini adalah contoh saham, obligasi, dan reksa dana. Ini adalah instrumen investasi yang dapat dikonversi menjadi uang.

Jenis-Jenis Alat Likuid

Ada berbagai jenis alat likuiditas sesuai dengan terminologi yang secara umum dikenal dalam dunia perbankan. Berikut adalah jenis instrumen keuangan dalam perbankan:

Sumber Alat Likuid

Dalam dunia perbankan, keempat jenis aset likuid tersebut sering disebut sebagai "posisi uang" (posisi keuangan) oleh bank yang bersangkutan dalam waktu tertentu.

Adapun sumbernya, bank dapat memperoleh alat-alat likuid yang diperlukan tersebut dalam urutan pertama tersebut di atas dari berbagai sumber, yaitu:

Kredit pinjaman kepada peminjam atau cicilan kredit yang jatuh tempo dapat dianggap sebagai sumber likuiditas. Oleh karena itu, posisi likuiditas suatu bank dalam kondisi kebijakan uang tunai yang ketat akan beresiko, jika sebagian besar portofolio pinjamannya dikategorikan sebagai zona hijau.

Surat berharga, instrumen pasar uang, seperti Bank Acceptance, Sertifikat Bank Indonesia, dan sertifikat deposito pada bank lain yang dapat segera jatuh tempo, dapat dianggap sebagai sumber daya yang dapat diandalkan.

Pasar Uang merupakan sumber likuiditas bank. Namun harus diakui bahwa tidak semua bank memiliki kapasitas untuk berpartisipasi dalam pasar uang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh besarnya bank dan pengaruh pasar uang dalam hal penilaian kredit tentang bank tersebut.

Dalam hal ini, para investor yang meminjamkan uang ke bank akan melakukan penilaian yang mendalam dan selektif terhadap tingkat dan konsistensi perkembangan pendapatan bank, kualitas aset, reputasi kesehatan bank, dan modal bank.

Selain bertujuan untuk membatasi pinjaman yang sah (3L) dan menyebarkan risiko, ini juga bertujuan untuk menjalin hubungan dengan Bank lain. Oleh karena itu, jika terjadi kekurangan likuiditas, bank tersebut dapat, dengan cara tertentu, menyediakan sebagian portofolio pinjamannya untuk mengatasi masalah tersebut.

Ketika bank tidak dapat mengambil uang pada saat yang diperlukan, bank tersebut biasanya membentuk cadangan likuiditas. Cadangan likuiditas biasanya dibuat dengan cara menjaga tingkat maksimum rekening kas dan Giro Bank di bawah batas yang diperbolehkan.

Fasilitas garis kredit dari bank lain merupakan sumber utama likuiditas yang sifatnya tidak tepat waktu yang digunakan oleh mayoritas bank.