Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Pendekatan One Health dalam Upaya Pengendalian Populasi Kucing Telantar
14 Mei 2023 11:54 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kanaisyah Maylani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Upaya peningkatan taraf kesehatan manusia tidak hanya membutuhkan kerja dari tenaga medik manusia saja tetapi juga tentang kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan hewan.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya ini tentunya melibatkan seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Sebagai contoh, saat kita ingin memenuhi kebutuhan protein dengan mengkonsumsi daging sapi atau ayam, harus dipastikan terlebih dahulu sapi atau ayam tersebut bebas dari penyakit agar aman untuk dikonsumsi, kembali lagi, menjamin ternak bebas dari penyakit merupakan tugas dari mereka yang berwenang.
Jadi siklusnya memang seperti itu, kita memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari dengan gizi nabati dan hewani, dalam penyediaannya, kita juga yang berperan untuk menghasilkan kualitas yang terbaik.
Hal inilah yang dikenal sebagai One Health di mana upaya peningkatan kualitas hidup manusia melalui kesejahteraan hewan dan lingkungan di sekelilingnya.
Berbicara mengenai kesejahteraan hewan, cukup erat kaitannya dengan hewan peliharaan. Tidak dipungkiri bahwa mempunyai hewan peliharaan dapat mendegradasi tingkat stress seseorang. Stephani (2021:75) menyimpulkan bahwa semakin seorang pemelihara kucing di Kota Bandung memiliki pet-attachment security, semakin tinggi tingkat psychological well-being yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Memelihara hewan bukan hanya sekadar kesenangan pribadi dan memberi makan mereka agar tetap hidup, memutuskan untuk memelihara hewan artinya kita berkomitmen untuk memenuhi segala hak mereka.
Terdapat 5 hak kebebasan hewan yang dideklarasikan UNESCO pada 1978, yang pertama adalah kebebasan dari rasa haus dan lapar, kedua kebebasan dari ketidaknyamanan, ketiga kebebasan dari cedera dan penyakit, keempat kebebasan berperilaku normal layaknya hewan, kelima kebebasan dari rasa takut dan tertekan.
Sebagian pemelihara hewan seringkali menganggap remeh hak-hak hewan, padahal pada dasarnya hewan memiliki naluri dan dapat merasakan sakit seperti halnya manusia.
Mereka yang merasa sudah tidak mampu memenuhi hak-hak hewan seringkali lebih memilih melakukan open-adopt atau bahkan menjual hewan peliharaan mereka, hal lain yang terkadang menjadi pilihan juga adalah menelantarkan hewan tersebut begitu saja di pinggir jalan. Tentu saja pilihan tersebut sangat tidak disarankan.
ADVERTISEMENT
Kucing-kucing tanpa pemilik dengan kondisi yang sangat melas entah itu dalam kondisi kelaparan, scabies atau luka terbuka karena tertabrak kendaraan yang lewat seringkali dijumpai di pinggir jalan dan di kawasan pasar.
Orang-orang yang membuang kucing di kawasan pasar menganggap bahwa kucing tersebut dekat dengan sumber makanan, padahal nyatanya banyak juga para pedagang di pasar yang risih dengan kehadiran kucing tanpa pemilik tersebut.
Mereka yang membuang kucing di pinggir jalan juga tidak terpikir bagaimana kucing tersebut mendapatkan makanan dan tempat berteduh, apalagi jika kucing yang dibuang adalah bayi kucing yang masih belum bisa survive di alam bebas.
Kini banyak dari komunitas-komunitas pecinta kucing yang menyelenggarakan program street feeding bagi kucing-kucing tanpa pemilik yang mereka temui, tapi, apakah hal itu dapat menjamin semua kucing di Indonesia mendapatkan hal yang sama?
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit dari kucing-kucing telantar yang mengidap penyakit scabies yang mana diketahui bahwa scabies merupakan zoonosis atau dapat menular ke manusia.
Mereka juga seringkali buang air kecil dan besar di sembarang tempat sehingga menimbulkan bau yang pastinya dapat mengganggu keseharian manusia.
Maka dari itu, diperlukan kesadaran seluruh lapisan masyarakat untuk mulai menekan populasi kucing telantar demi mengurangi hal hal yang tidak diinginkan.
Upaya tersebut dapat dimulai dari diri sendiri, yang telah kami rangkum dalam beberapa poin antara lain:
1. Menyiapkan mental dan finansial
Mengapa “hanya” memelihara kucing saja kita harus menyiapkan mental dan finansial? realistis saja, karena memelihara hewan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa saat memutuskan untuk memelihara hewan kita juga berkomitmen untuk memenuhi semua kebutuhan hewan tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Adopsi kucing, hindari membeli ataupun menjual
Saat ingin memelihara kucing, usahakan adopsi dari pemilik kucing yang telah kita kenal atau dari shelter kucing. Kita bisa juga me-rescue kucing jalanan dan merawat mereka hingga sehat kembali. Sebisa mungkin hindari membeli dari breeder-breeder liar yang tidak bertanggung jawab karena mereka hanya mengutamakan keuntungan pribadi.
3. Pro terhadap dokter hewan
Kucing berhak mendapatkan kebebasan dari penyakit, hal itu juga penting bagi para pemilik agar tidak tertular penyakit-penyakit yang diidap oleh hewan kesayangan kita. Oleh karena itu, sebagai pemilik hewan sudah seharusnya kita pro terhadap Dokter Hewan, mulai dari melakukan vaksinasi, pengobatan rutin sampai sterilisasi.
4. Lakukan sterilisasi pada kucing
Sterilisasi perlu dilakukan untuk menekan populasi kucing. Meski terdengar kejam karena membatasi kemampuan kucing untuk berkembang biak, lebih kejam lagi jika kita tidak mampu merawat kucing yang beranak-pinak lalu membuang kucing tersebut ke sembarang tempat.
ADVERTISEMENT
Sterilisasi bagi kucing sendiri memiliki banyak manfaat, salah satunya menghindarkan kucing dari risiko penyakit kanker. Saat ini pemerintah menyediakan subsidi untuk sterilisasi hewan, sehingga dapat mengurangi biaya steril yang terbilang cukup mahal.
Di Puskeswan atau komunitas-komunitas pecinta kucing juga seringkali mengadakan program sterilisasi kucing gratis, kita dapat memanfaatkan kesempatan tersebut.
5. Rescue kucing telantar ke shelter terdekat
Jika menemui kucing telantar yang terluka atau sakit dan sekiranya kita belum sanggup untuk merawatnya, kita bisa membawa ke shelter atau penampungan kucing agar kucing tersebut bisa mendapatkan perawatan.
6. Ikut penggalangan dana komunitas kucing
Hal ini bukan kewajiban, namun jika kita memiliki rejeki lebih kita bisa ikut serta berdonasi untuk para rescuer kucing telantar. Pastikan donasi tersebut bukan donasi abal-abal yang hanya memanfaatkan rasa iba para pecinta kucing.
ADVERTISEMENT
Begitulah upaya-upaya yang sekiranya bisa kita lakukan untuk menekan populasi kucing telantar. Upaya tersebut tentunya tidak bisa terlaksana tanpa peran dan kesadaran dari seluruh masyarakat.