Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Pencemaran sampah plastik ke lautan Indonesia tiap tahunnya tergolong sangat besar. Per tahun, tercatat sebanyak 1,29 juta metrik ton sampah mengotori laut Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kalau satu tahun itu ada 1,29 juta metrik ton per tahunnya. Hal itu besar sekali, sampah itu bisa baru, bisa sampah yang berulang-ulang terkena arus. Karena sampah kumpul di suatu tempat dan akan pindah lagi," kata Muhammad Yusuf selaku Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dari Direktorat Jenderal Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), saat ditemui di Denpasar, Bali, Jumat (10/5).
Yusuf juga menjelaskan, lebih dari 250 juta kilometer wilayah lautan terdampak oleh pencemaran sampah tersebut dan jumlah sampah yang paling banyak di laut adalah plastik.
"Dan itu (plastik) terurainya sangat lama. Iya, sudah banyak kejadian (pencemaran). Seperti kejadiannya kemarin, Paus (Wakatobi) yang ditemukan mati dan ketika dilakukan nekropsi (pembedahan), ternyata perutnya berisi sampah sebanyak 5,9 kilogram yang ada dalam perutnya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Penyu juga banyak yang mati karena dalam perutnya banyak sampah. Karena, penyu itu mengira plastik itu ubur-ubur. Tapi rata-rata, banyak literatur yang menyatakan kematian itu karena sampah plastik," lanjut Yusuf.
Yusuf juga menyampaikan, jika sampah plastik tidak dikelola dengan baik, maka akan masuk ke laut. Kemudian, sampah plastik mengalami proses pelapukan menjadi mikro dan nano plastik yang bisa merusak ekosistem pesisir. Mikro dan nano plastik ini dapat termakan oleh plankton dan ikan-ikan yang pada akhirnya dikonsumsi oleh manusia. (kanalbali/KAD)