Konten Media Partner

3 Band Underground dari Malang Menggebrak Kuta

16 Februari 2020 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Skena musik underground terus menggeliat dan menunjukan perkembangan. Lewat Band Tour “Sepiring Pride of Fire: An Intercity Weekend Tour Session 2020'', 3 grup asal Malang, Jawa Timur. Pada Sabtu malam, (15/2) mengebrak kawasan Kuta, tepatnya di Twice Bar di Jl Buni Sari, Kuta.
ADVERTISEMENT
Ketiganya adalah Give Me A Chance, Screaming Factor, dan Self Revolution. "Kegiatan tour ini merupakan upaya untuk menjaga interaksi pada skala scene antar kota," ujar Manager Acara, Sudwiki Hendra."Selain sebagai upaya merekatkan jejaring dan komunikasi antar pelaku scene, tentunya juga berpeluang menyediakan akses pertukaran informasi, yang berguna bagi banyak pihak dalam berbagai hal,"ungkapnya.
Self Revolution - KR14
Kota Malang, Jawa Timur, telah terinfeksi musik underground sejak awal dekade ’90-an. Pertukaran berbagai informasi antar wilayah menjadi modal besar dalam keberlangsungan ekosistem underground di Malang. ''Aktivitas ini juga sebagai wadah kami untuk menghidupi habitat yang kami senangi sekaligus bersenang-senang,'' imbuhnya.
Sudah menjadi pengetahuan umum, scene underground menjadi wadah untuk menghidupi prinsip yang dianut oleh masing-masing individu untuk mewujudkan ekspresi pembebasan melalui banyak bentuk, baik berupa fashion, film, atau musik. Etika Do-It-Yourself juga memungkinkan terbentuknya interaksi lingkungan pendukung sebuah scene, yang secara aktif berjejaring baik dalam skala lokal maupun internasional.
Screaming Factor - KR14
Tampil di urutan terakhir, Screaming Factor yang memainkan nomor-nomor andalan mereka terutama di album terbaru mereka End of Judgment seperti In The Name of Me, The Fire that Burns in My Heart, Existence hingga nomor-nomor lawas seperti Theres No Heaven in This World.
ADVERTISEMENT
'Moshing' menjadi suatu yang tak terhindarkan. Gemuruh riuh distorsi gitar dan hentakan tegas drum membuat penonton menjadi liar dan bengal. Lirik yang dilontarkan dengan teknik scream tak membuat mereka kehilangan arah.
Tak ada kata lain selain 'liar' untuk menggambarkan suasana malam itu. Riuhnya suasana berkobar seiring dengan hentakan keras drum dan raungan distorsi. Pada akhirnya, amunisi pamungkas ditunjukan dengan penampilan kolaboratif ketiga band yang memainkan lagu anthemic para kawula muda di Malang yakni Equality milik Begundal Lowokwaru. (kanalbali/ KR14)