3 Hujatan Rocky Gerung pada Jokowi di Denpasar

Konten Media Partner
10 Maret 2019 10:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rocky Gerung saat tampil di Denpasar, Sabtu (9/3) malam - kanalbali/LSU
zoom-in-whitePerbesar
Rocky Gerung saat tampil di Denpasar, Sabtu (9/3) malam - kanalbali/LSU
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Udara dingin menerpa kota Denpasar, Sabtu (9/3) malam. Tapi ruangan di Princess Keisha Hotel & Convention Center terasa hangat. Ini gara-gara Rocky Gerung yang tampil di acara Diskusi bertajuk 'Politik Sehat, Politik Berakal' di hadapan ratusan pendukung Parbowo-Sandi dan kebanyakan adalah emak-emak. Lalu apa saja yang dihujatkannya pada Jokowi?
ADVERTISEMENT
1.Pentingnya Politik Emak-emak
Politik masa depan menurutnya adalah pertandingan akal sehat, bukan politik selfi. Politik yang resmi adalah yang ada di WhatsApp emak-emak setiap pagi. Statistik Indonesia, tidak pernah memperhatikan emak-emak yang setiap pagi harus bingung memikirkan pengeluaran untuk berbelanja.
"Jangan terpatok dengan angka grafis dan statistik jika emak-emak belum difikirkan secara akal sehat", ungkapnya.
Menurut Rocky, disetiap ruang dalam rumah adalah tentang politik. "Ketika emak cerita kepada si bapak tentang sekolah anaknya yang mulai sulit. Emak yang menjelang tidur bercerita tentang kebutuhan besok pagi yang harus terpernuhi. Itu semua politik", jelasnya.
2.Hentikan Politik Tidak Sehat
Menurutnya, sekarang ini ada kesempatan menghentikan politik yang tidak sehat ini. “April mendatang tugas emak-emak adalah menggelar tikar untuk Prabowo Sandi, sedangkan tugas saya adalah menggulung tikar Jokowi", tegas Rocky.
ADVERTISEMENT
Peserta diskusi sebagian sibuk berselfie ria saat diskusi berlangsung (kanalbali/LSU)
3.Politik Bukan Pencitraan
Saat ini politik di Indonesia mengandung banyak pencitraan. Presiden Jokowi dikatakan sportif karena Jokowi suka olahraga panahan, olahraga tinju, dan suka naik motor sport. "Yang dimaksud sportif, ya karena suka sport", tandas Rocky
Menurut Rocky, pencitraan kepada Jokowi terlalu dibuat-buat. Ini membuat Jokowi tidak memiliki hal yang otentik. "Seseorang yang dicitrakan seharusnya sesuai dengan kemampuan dasarnya. Jika orang tersebut tidak memiliki kemampuan dasar, lalu dicitrakan kepada publik. Sehingga terciptalah kedunguan yang berkepanjangan", kata pria yang juga berprofesi sebagai dosen tersebut.
Selain itu, Rocky mengatakan terlalu banyak peran yang dikenakan oleh Jokowi. "Ini dicobakan, itu dicobakan. Sebenarnya jadi apa sih dia ini", kata Rocky dengan nada bertanya.
"Terlalu banyak tukang masak yang dimiliki Jokowi, sehingga banyak sup yang tumpah. Tumpahnya ini yang terbaca oleh publik", ungkap Rocky mengumpamakan keadaan politik saat ini.
ADVERTISEMENT
Kita ada didalam keadaan yang bukan lagi mengkhawatirkan, namun sudah menjengkelkan, tambahnya. "Sudah tahu tidak mampu, masih juga dicari-carikan cara untuk mendapatkan citra yang baik", jelasnya.
Sehingga pentingnya akal sehat untuk melihat pencitraan politik yang berlebihan. "Bayangkan saja saya yang potong rambut dibawah pohon, masuk kegorong-gorong, itu pencitraan yang berlebihan", ucapnya mencontohkan. "Sekali lagi, semestinya besok saja pemilu agar berhenti semua kedunguan ini", tegas Rocky. (kanalbali/LSU)