5 Desa di Jembrana Dikembangkan Jadi Destinasi Wisata

Konten Media Partner
25 April 2018 6:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
5 Desa di Jembrana Dikembangkan Jadi Destinasi Wisata
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
PINTU Gerbang Desa Blimbingsari (kanalbali/KR5)
JEMBRANA, kanalbali.com - Keseriusan Pemkab Jembrana mengembangkan sektor pariwisata mulai membuahkan hasil. Sembari menunggu Perda Desa Wisata disahkan, sebanyak lima Desa Wisata mulai dikembangkan di Kabupaten Jembrana.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu, desa wisata yang digagas Pemkab Jembrana sempat diikutsertakan dalam Community Based Tourism (CBT) atau Pariwsata Berbasis Kemasyarakatan. Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Jembrana merupakan salah satu desa wisata yang diikutkan pada lomba CBT tingkat internasional setelah sebelumnya menjuarai event yang sama di tingkat Nasional.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Budaya Pemkab Jembrana, I Nyoman Wenten, tadi siang.
Menurutnya, ke lima desa wisata yang dikembangkan di Jembrana meliputi, Desa Gumbrih di Kecamatan Pekutatan, Desa Yehembang Kangin di Kecamatan Mendoyo, Kelurahan Pendem dan Desa Perancak di Kecamatan Jembrana serta Desa Blimbingsari di Kecamatan Melaya.
Sempat diikutsertakan dalam lomba CBT tingkat Nasional, tanpa diduga Desa Dlimbingsari kemudian keluar menjadi juara satu pada ajang pariwisata bergengsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kelima Desa ini didapuk menjadi Desa Wisata setelah memenuhi indikator yang ada seperti memiliki potensi seni, budaya, dan wisata. Selain itu desa-desa yang terpilih ini juga diwajibkan memenuhi indikator berupa Local Genius atau kearifan lokal masyarakat setempat.
5 Desa di Jembrana Dikembangkan Jadi Destinasi Wisata (1)
zoom-in-whitePerbesar
GEREJA tertua di Bali di Blimbingsari (kanalbali/KR5)
Di ujung Timur Kabupaten Jembrana yakni Desa Gumbrih terdapat sejumlah potensi wisata seperti, pengolahan kakao (Co-Jaensan) yang selama ini kerap dikirim ke luar negeri, pertanian organik, Bali Reptile Rescue serta kuliner ikan Gurami.
Sedangkan di Desa Yehembang Kangin potensinya meliputi, objek wisata Green Clift, Monumen Perjuangan Nusamara,Tubing River, Camping Ground, peternak Lebah madu hingga kuliner Lawar Isen.
Sementara untuk Kelurahan Pendem, Jembrana, potensi wisata yang tengah dikembangkan yakni, objek wisata Puncak Mawar, sungai Batu Belah serta Pancoran Pengelukatan Tiga Warna.
ADVERTISEMENT
Desa Perancak, Jembrana, diketahui tengah mengembangkan potensi wisata berupa, tur mangrove, konservasi penyu, panorama sunset, kuliner ikan laut bakar hingga pemandangan perahu-perahu Selerek yang eksotis di muara setempat.
Terakhir untuk Desa Blimbingsari memiliki potensi seperti, akulturasi budaya, lanskap dengan desa yang tertata dengan baik, konservasi burung Jalak Bali, tracking dan bird watching hingga objek wisata Air Terjuan Grojogan Sewu.
Namun diakui Wenten, membentuk sebuah Desa Wisata tersebut tidaklah mudah, terutama terkait faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Pasalnya, para SDM pengelola Desa Wisata ini dituntut harus benar-benar kreatif dalam mengembangkan potensi wisata, seni, budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat.
Dengan demikian Desa Wisata yang bersangkutan takkan kehabisan potensi-potensi yang ada untuk dijual kepada wisatawan. Begitu pula nantinya peran aktif dari kelompok masyarakat (Pokmas) serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) diharapkan bisa bersinergi dengan desa setempat guna memajukan potensi wisata yang ada.(kanalbali/KR5)
ADVERTISEMENT