9 Orang di Buleleng Bali Tewas Gara-gara Rabies Selama Tahun 2022

Konten Media Partner
12 November 2022 14:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi - Eliminasi anjing liar - IST
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi - Eliminasi anjing liar - IST
ADVERTISEMENT
BULELENG, kanalbali.com -Kabupaten Buleleng, Bali, menduduki peringkat teratas kasus rabies pada manusia dengan angka 9 kasus pada tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pertanian Buleleng, I Made Sumiarta menyatakan, sampai saat ini sebanyak 90 desa di Buleleng, Bali, masuk zona merah rabies. "Kita berupaya sampai keras agar vaksinasi anjing di Buleleng bisa mencapai 70 persen," katanya saat diwawancarai, Sabtu (12/11).
Dinas Pertanian Buleleng mencatat, sejak Januari-November 2022 terdapat 147 kasus gigitan hewan yang dinyatakan positif rabies. Dari jumlah itu, sebanyak 9 orang meninggal dunia dengan status suspect rabies.
Pihak Dinas Pertanian telah menyiapkan sebanyak 40 ribu dosis vaksin anjing. Meski demikian Sumiarta mengaku jumlah populasi anjing di Buleleng sendiri begitu tinggi mencapai 93 ribu.
Selain vaksinasi, eliminasi anjing tertarget juga bakal dilangsungkan demi memastikan kasus rabies di wilayah Buleleng menurun beberapa waktu ke depan.
ADVERTISEMENT
"Dengan dinas kesehatan kita hari Senin depan mulai gebyar vaksinasi bekerja sama dengan desa adat untuk kemudian membuat perarem (peraturan adat) mengenai keberadaan anjing liar, untuk divaksin ataupun eliminasi tertarget," jelasnya.
Yang akan dieliminasi menurut Sumiarta yakni anjing yang memiliki riwayat tergigit anjing terjangkit rabies, ataupun melakukan kontak dengan anjing suspek penyakit itu.
Eliminasi tertarget dilakukan untuk menghindari gejolak di masyarakat sebab selama ini kerap ada penolakan dari masyarakat setiap kali penyuntikan mati anjing suspect rabies. "Eliminasi yang kami laksanakan tidak sembarang, tapi kami target," katanya.
Lebih lanjut, ia mengaku yang menjadi tantangan untuk melancarkan upaya ini adalah pemahaman masyarakat yang masih terbatas, mengenai pentingnya vaksinasi anjing ataupun eliminasi tertarget. "Makanya ini harus kita sosialisasi penuh, Desa adat juga harus berperan aktif supaya dapat terlaksana dengan baik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi penanganan di hulu atau di masyarakat sendiri merupakan hal yang mutlak dipahami.
"Saat ada anggota keluarga yang tergigit anjing harus segera ditangani, seperti membawa keluarga ke puskesmas untuk diberikan vaksin VAR (vaksin anti rabies) serta anjing yang menggigit harus segera diinvestigasi apakah dia sebelumnya melakukan kontak dengan anjing lain, setelah itu dilakukan penanganan" ungkapnya. (Kanalbali/WIB)