Konten Media Partner

Ancaman bagi Penyu di Laut Bali: Sampah hingga Mata Pancing

28 Desember 2021 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ancaman bagi Penyu di Laut Bali: Sampah hingga Mata Pancing
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
DENPASAR- Sepanjang tahun 2021 ada sejumlah biota laut mati di Perairan Bali. Dalam catatan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Bali, yang terbanyak adalah penyu, yakni sebayak 31 ekor.
ADVERTISEMENT
"Jadi dari data itu. Catatan yang kita kumpulkan bermacam-macam (penyebab kematiannya) kebanyakan yang kita ketahui setelah kita nekropsi," kata Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso.
Dari hasil nekropsi,di sejumlah tubuh penyu ditemukan sampah atau senar pancing hingga mati dan ada juga karena cuaca ekstrem kemudian penyu terdampar lalu mati.
"Kalau penyu, di dalamnya kita (temukan) senar pancing, ada sampah. Itu yang ketahuan tapi yang jadi masalah penyebabnya banyak yang tidak ketahuan. Itu, hanya beberapa sisanya hanya dugaan yang kita ketahui di Bulan Desember ada cuaca buruk jadi dia terbawa arus ke laut jadi penyebabnya rata-rata seperti itu," imbuhnya.
Selain penyu, ada juga kematian 7 ekor Lumba-lumba dari berbagai jenis, 1 ekor hiu putih mati, 1 ekor hiu paus mati, 1 ekor ikan Mola-mola dan 1 ekor moncong pari gergaji mati di Perairan Bali.
ADVERTISEMENT
Penemuan ikan lumba-lumba yang terdampar di Gianyar - IST
Sementara, untuk kematian Lumba-lumba belum banyak dilakukan nekropsi tapi secara statistik mereka mati karena sakit atau karena terjerat jaring nelayan.
Sementara, untuk Ikan Paus yang mati kalau mengambil contoh di Pantai Mertasari, Denpasar, setelah dinekropsi ternyata di pencernaannya ada senar pancing. "Paus yang kita temukan di Pantai Mertasari ternyata dalam pencernaannya ada senar pancing. Kemudian, ada beberapa karena sakit," jelasnya.
Untuk ikan Hiu Paus, ada dua kemungkinan mati bisa karena terjerat jaring nelayan atau karena mengejar mangsanya sampai ke pesisir pantai, lalu terdampar dan mati.
Bila ditotal sepanjang tahun 2021 di wilayah kerja BPSPL Denpasar yang meliputi Perairan Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jawa Timur, tercatat ada 6 ekor Hiu Paus mati, 5 ekor Dugong mati, 71 ekor paus mati, 102 penyu mati, 39 ekor Lumba-lumba mati dan 1 ekor ikan Mola-mola mati.
ADVERTISEMENT
Ia menyebutkan, kejadian terdamparnya biota laut dilindungi di perairan Indonesia khususnya di wilayah kerja BPSPL Denpasar tahun 2021, masih sering terjadi. Menurut para ahli terdamparnya biota laut tersebut disebabkan karena polusi suara dan penggunaan sonar bawah laut yang mengganggu sistem navigasi, aktivitas perburuan atau penangkapan dan karena terluka atau sakit. (kanalbali/RFH)