Konten Media Partner

Animal Welfare Jadi Perhatian, Intrepid Terapkan Aturan Khusus bagi Traveller

23 Oktober 2024 10:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siamang di Hutan Sumatra - Dok.Intrepid
zoom-in-whitePerbesar
Siamang di Hutan Sumatra - Dok.Intrepid
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com – Masalah kesejahteraan hewan atau animal welfare kini kian jadi perhatian dalam industri pariwisata dunia. Hal itu pun direspons secara khusus oleh kalangan biro perjalanan wisata internasional. Salah-satunya adalah Intrepid yang memiliki kantor cabang di Bali.
ADVERTISEMENT
“Kami melihatnya sebagai bagian dari prinsip pariwisata berkelanjutan. Kami menyadari penuh dampak dari industri pariwisata terhadap lingkungan termasuk hewan,” kata Ravindra Singh Shekhawat, General Manager Intrepid Indonesia, Rabu (23/10/2024).
Menurutnya, animal welfare tidak hanya berarti tidak melakukan kegiatan yang bersifat eksploitasi terhadap hewan-hewan, melainkan juga meminimalisir 'gangguan' terhadap aktivitas alami hewan tersebut.
Ada 5 prinsip dasar yang diperhatikan, yakni soal nutrisi, lingkungan, kesehatan hewan, tingkah laku hewan, dan kondisi mental hewan.
Ravindra Singh Shekhawat, General Manager Intrepid Indonesia - Dok.Intrepid
Seluruh personel Intrepid diharuskan memberikan informasi yang cukup bagi para wisatawan agar wisatawan bisa mengamati hewan tanpa melakukan hal-hal yang akan mengubah perilaku alami hewan tersebut.
Aturan khusus yang diterapkan antara lain, pertama, menghormati ruang gerak masing-masing hewan.
Semua wisatawan dan personel Intrepid tidak diperbolehkan mendekati hewan di luar dari batas yang sudah ditetapkan. Ini berlaku untuk kegiatan di darat maupun di air, seperti diving atau snorkelling.
ADVERTISEMENT
Kedua, tidak menyentuh hewan, karena perilaku hewan sangat tidak bisa diprediksi dan demi mengurangi risiko penyebaran penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Ketiga, mengamati hewan sebagaimana mereka bersikap di habitat alaminya, tidak memaksa hewan untuk memenuhi interaksi dengan wisatawan.
Keempat, Berbicara dengan nada pelan jika dekat dengan hewan, tidak bersiul atau menarik perhatian hewan dengan cara apapun.
Orang Utan Sumatra - Dok. Intrepid
Kelima, tidak memberi makan hewan, karena keperluan nutrisi hewan dan manusia bisa sangat berbeda dan bisa mengubah perilaku alami hewan tersebut.
Keenam, tidak keluar dari kendaraan jika sedang mengikuti safari. Jika berfoto, wisatawan harus menghindari layanan foto bersama hewan, karena besar kemungkinan hewan-hewan tersebut dipaksa untuk bersikap jinak kepada wisatawan.
Ketujuh, Tidak membeli suvenir yang berasal dari hewan liar.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan masalah ini, Intrepid menilai, keberadaan atraksi kopi luwak adalah hal yang tidak sesuai dengan animal welfare. Karena itu mereka tak menyediakan maupaun merekomendasikan kunjungan ke tempat seperti itu.
Sejauh ini, wisatawan sangat mengapresiasi penerapan animal welfare itu dana mereka lebih memilih untuk melihat hewan di habitat alaminya. Beberapa paket yang mereka Kelola antara lain paket Sumatra dan Flores Adventure dimana wisatawan diajak untuk melihat langsung orangutan dan burung-burung liar di habitat alaminya di tengah hutan Sumatra.
Kemudian, ada paket Komodo & Flores Adventure dimana wisatawan bisa mengunjungi Taman Nasional Komodo. Selain itu ada Indonesia Expedition: Orangutans of Kalimantan dimana wisatawan kami ajak mengunjungi orangutan dan hewan liar lainnya di tengah hutan Kalimantan. (kanalbali/TIM)
ADVERTISEMENT