Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Anti Mainstream, Perupa Gianyar Ini Gelar Pameran di Kuburan Hingga di Puncak Gunung
27 Desember 2018 14:18 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB

ADVERTISEMENT
Turis asing ikut larut menimat lukisan karya Aboetd di puncak Batur (kanalbali/KR11)
ADVERTISEMENT
GIANYAR, kanalbali.com -- Kadek Rudiantara (39) atau akrab dipanggil Aboetd kembali menggelar aksi unik. Setelah sebelumnya memamerkan lukisannya di kuburan wilayah Kecamatan Ubud, pekan lalu dia membuat ekshibisi karya di puncak Gunung Batur.
Perupa yang kerap disapa Aboetd itu, mengungkapkan kegembiaraannya. Sebab, di atas puncak gunung yang memiliki ketinggian 1.717 meter itu, terdapat puluhan pendaki yang salah satunya membeli lukisan sketsanya. "Tapi yang penting karya saya menyatu dengan alam," katanya Kamis, 27/12.
Pameran tunggal dan sehari di Batur tersebut Aboetd membawa 20 lukisan dari olahan tanda tangan masyarakat. Dalam hal ini, Aboetd membutuhkan waktu sekitar dua jam perjalanan dari kaki gunung hingga ke puncak.
“Lelah saya terbayar saat di puncak, di sana ada puluhan pendaki, bahkan banyak yang dari luar negeri. Satu lukisan sketsa saya laku,” ujar Aboetd sambil kegirangan.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan, motivasi menggelar pameran ke puncak Gunung Batur, karena keinginannya menghidupkan seni lukis dimana saja dan kapan saja. Disebutnya, peminat lukisan saat ini berkurang sehingga dirinya berinisiatif menggugah minat seni masyarakat dari berbagai profesi. “Peran pecinta alam juga menikmati karya lukis saya, dan ingin menggugah mereka supaya mencintai lukisan,” tegasnya.
Pelukis eksentrik ini mengatakan, dirinya tidak akan melakukan pamerian di galery atau museum kecuali ada suatu hal, yang mengharuskannya pameran di sana. Prinsip Aboetd ini bukan dilatar belakangi ia tak memiliki bisaya. Sebab secara materi, Aboetd merupakan golongan masyarakat ekonomi kelas atas di Desa Mas.
"Prinsip anti mainstream ini saya dipegang, supaya hasil karyanya dikenal secara global termasuk masyarakat yang awam terhadap seni sekalipun," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Karena prinsip itu dirinya kerap melakukan pameran di tempat yang tak semestinya. Seperti di pasar umum, di proyek-proyek pembangunan infrastruktur, di sawah dan terakhir di puncak gunung. Aboet mengatakan, pemerada di puncak Gunung Batur merupakan langkah awal.
“Nanti mau pameran di puncak Gunung Agung, semoga diijinkan masuk, " harapnya. (kanalbali/KR11)