Atasi Penurunan Kunjungan ke Bali, Dinas Pariwisata Minta Diskon Tiket Pesawat

Konten Media Partner
17 Februari 2020 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garuda Wisnu Kencana di Jimbaran, salah-satu obyek wisata yang akan menerapkan diskon untuk menarik turia donestik - ACH
zoom-in-whitePerbesar
Garuda Wisnu Kencana di Jimbaran, salah-satu obyek wisata yang akan menerapkan diskon untuk menarik turia donestik - ACH
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa, meminta paket diskon khusus pesawat ke Bali sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan Nusantara. Hal itu untuk mengatasi dampak virus corona yang membuat kunjugan wisatawan Tiongkok dihentikan sementara.
ADVERTISEMENT
"Untuk mengatasi kekosongan wisatawan Tiongkok itu, menurut saya kita minta batuan diskon pesawat terbang. Karena, kita ingin menarik wisatawan Nusantara untuk datang ke Bali. Tapi dirasakan tiket pesawat-ya mahal dan ini kita mohonkan ada paket diskon khusus," kata Astawa saat dihubungi, Senin (17/2) sore.
Astawa juga berharap ada paket-paket wisata yang memberikan bonus bagi wisatawan yang mau menginap di hotel-hotel Bali. Misalnya, menginap 7 hari tapi hanya membayar 6 hari saja.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa -IST
Selain itu, ia juga meminta agar ada pertemuan atau rapat yang diselenggarakan di Bali oleh pemerintah pusat atau kementrian lainnya agar menambah kunjugan wisata ke Bali. "Iya rapat-rapat nasional, ada kementrian, ada BI, rapat-rapat yang dari Jakarta, Bandung, Surabaya dan kalau bisa diselanggarakan di Bali, kan bisa tertutupi wisatawan Tiongkok itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Berikutnya slot yang sekarang, tidak berangkat pesawatnya ke China karena ditunda bisa dialihkan. Misalnya, ke Eropa atau ke Timur Tengah ada peluang untuk bisa menambah penerbangan ke Bali," imbuhnya.
Astawa juga menyampaikan, semenjak terjadinya wabah virus corona wisatawan Tiongkok turun hingga 18 persen dengan kehilangan keuntungan atau potensi lost sekitar Rp 100 miliar perbulan.
"Kalau yang Tiongkok turun yang lain masih normal seperti Eropa dan India. potensi lost kita itu ada (Rp 100 miliar) sebulan. Tapi mereka (WN Tiongkok) ada juga yang memperpanjang tinggal di sini," ujarnya. (KAD)